Rasulullah saww
bersabda, “aku berpesan kepada kalian agar memperlakukan anak-anak muda dengan
baik, karena hati mereka sangat lembut. Sesungguhnya, Allah mengutusku sebagai
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan sehingga anak-anak muda
menyambutku, sedangkan orang-orang tua menentangku. Kemudian beliau membaca
ayat, ‘kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi
keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang fasik.(al-hadid : 16)’
” (Syabab Quraisy, hal 1)
Seperti yang sudah
diketahui, pemuda zaman sekarang, setidaknya di Indonesia tercinta ini, mulai
bangga meniru budaya-budaya asing yang bertentangan dengan semangat Islam.
Hedonisme mulai tertancap di dada kawula muda. Islam hanya tertera dalam KTP.
Kegiatan keagamaan dicap sebagai ritual membosankan yang mesti dijauhi. Jika
keadaan ini terus dibiarkan, dapat dipastikan, masa depan Islam akan suram.
Lantas, siapakah yang harus disalahkan ? para musuh yang tak pernah berhenti
menyerang umat Islam ? atau umat Islam sendiri yang terbujuk rayuan musuh ?
mungkin saja kedua-duanya. Yang jelas, musuh tak pernah lelah menyerang kita,
lewat beribu cara, jadi kita harus membentengi diri kita sekuat tenaga, sedini
mungkin. Maka, diperlukan kerja sama yang apik antara orang tua dan anak muda.
Orang tua mendidik anak muda dengan didikan Islam yang luhur, dan para pemuda
berjuang menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan musuh masuk
dan merusak kita, umat Islam !
Jika kita kembali
membuka lembaran sejarah Nabi saww, kita dapati kenyataan bahwa beliau saww
menaruh perhatian besar terhadap para pemuda. Alias, kaum muda layak
diperhitungkan. Hadits pembuka di atas cukup gamblang menjelaskan hal ini.
Hadits dan ayat diatas mengisyaratkab bahwa hati dan nalar kaum muda cenderung
terbuka dan masih mau serta mampu menelaah realitas kehidupan. Masa muda adalah
masa pencarian identitas diri. Tak ayal, para pemuda lebih bersifat kritis dan
terbuka. Para pemuda akan terus mencari kebenaran, jati diri, dan apapun yang
ingin mereka ketahui. Imam Khomeini qs pernah berkata, “Para pemuda diberi
keistimewaan oleh Allah untuk dapat meraih sesuatu dalam waktu singkat yang
tidak akan dapat diraih mereka dengan sungguh-sungguh sepanjang 50 tahun
sekalipun; ke tempat yang hanya diinginkan Allah, yaitu mencari syahadah”
Beliau melanjutkan, “ini merupakan masalah yang sangat penting yang benar-benar
harus diperhatikan, ini bukan masalah biasa.“
Ya, pemuda memainkan
peran penting dalam keberhasilan agama maupun negara. Tak salah, jika Rasul
saww benar-benar memerhatikan pemuda. Mari kita lihat beberapa contohnya.
1. Mush’ab
bin Umair, Duta Pertama Nabi S.A.W.
Seperti yang dicatat
sejarah, Nabi mengutus Mush’ab bin Umair untuk menyebarkan Islam di Yastrib
(Madinah) atas permintaan As’ad bin Zurarah, pemuka Yastrib.
Mush’ab adalah pemuda
yang berwibawa, cerdas, serta tampan. Lewat kepandaiannya, Sa’ad bin Muadz dan
Usaid bin Huzair, pemuda Bani Abd Al-asyhal, memeluk Islam. Yang kemudian
diikuti oleh seluruh anggota Bani Abd Al-asyhal. Bahkan, Mush’ab menjadi imam
salat jum’at pertama di Yastrib. (Usd Al-ghaibah, jil. 5, hal. 176, hadits no.
4936)
Yang harus diperhatikan
disini ialah kepercayaan penuh Nabi saww terhadap Mush’ab bin Umair. Karena ini
adalah perwakilan pertama Nabi, maka ‘sudah sepantasnya, bila untuk tugas yang
sangat penting ini dipilih oleh seseorang yang memiliki kecakapan dan kelayakan
yang diperlukan.’ (M. Rey Syahri dalam bukunya, Penebar Rahmat, hal. 179)
Kita bisa memandang hal
ini sebagai bentuk perhatian penuh Nabi saww terhadap kaum muda.
2. Uttab
bin Usaid, Gubernur Pertama Mekkah
Dalam pengangkatan
Attab bin Usaid sebagai gubernur, Rasulullah saww menulis surat kepadanya,
‘Rasulullah mengangkat Uttab bin Usaid yang berusia 21 tahun untuk menjadi
walikota Mekkah. Beliau menyuruhnya agar mengimami salat orang-orang. Dia
adalah pemimpin pertama yang mengimami salat berjamaah setelah penaklukan
Mekkah’ (Al-sirah Al-halabiyyah, jil. 3, hal. 104)
Sekali lagi, Nabi
merasa bahwa usia muda bukanlah penghambat untuk mendapat tanggung jawab besar.
3. Usamah
bin Zaid, Komandan Perang Melawan Romawi
Umurnya masih 18 tahun,
ketika Nabi mengangkatnya sebagai komandan pasukan Islam. Pengangkatan ini,
sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, mendapat kritikan dan penolakan dari
sebagian sahabat. Mendengar penolakan ini, Nabi saww, yang saat itu tengah
sakit, keluar dari rumah dan naik ke mimbar. Setelah memuji Allah, beliau
bersabda, “Wahai manusia! Saya sangat sedih karena penundaan keberangkatan
tentara itu. Nampaknya, kepemimpinan Usamah tidak disukai oleh sebagian dari
Anda. Dan Anda pun mengajukan kebaratan. Namun, keberatan dan pembangkangan
Anda ini bukanlah pertama kali. Sebelum ini, Anda juga mengkritik kepemimpinan
Zaid, ayah Usamah. Saya bersumpah demi Allah bahwa ia pantas untuk jabatan ini,
begitu pula putranya. Saya menyayanginya. Wahai manusia! berlaku baiklah
kepadanya. Ia salah seorang yang baik di antara Anda sekalian.”
Menurut Ja’far Subhani,
dalam bukunya Ar-risalah, menjelaskan setidaknya ada dua alasan penunjukan
Usamah sebagai komandan perang. Pertama, beliau hendak mengimbali Usamah karena
musibah yang menimpanya dengan gugurnya ayahnya di medan perang Mu’tah,
sekaligus mengangkat kepribadian dan kemampuannya. Kedua, beliau hendak
menghidupkan pembagian kerja dan jabatan atas dasar kepribadian dan kemampuan,
dan hendak menjelaskan bahwa jabatan dan kedudukan umum hanya menuntut
kemampuan dan kecakapan, dan tidak ada kaitannya dengan usia, sehingga
orang-orang muda dapat mempersiapkan diri untuk tugas umum yang penting. (Ar-risalah
: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW, hal. 667)
Dari ketiga pemuda ini,
dapat ditarik hikmah bahwa kaum muda pantas mendapatkan tanggung jawab dan
tugas dalam menyebarkan dan menjaga Islam. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasul
saww sendiri. Beliau tak segan-segan menunjuk para pemuda untuk memikul
tanggung jawab yang berat seperti duta ke Yastrib, gubernur Mekkah dan komandan
perang.
(Sumber: DarutTaqrib 02/12/2012 /Aalamsyah/Adrikna!)
Dokumen Pemuda TQN Suryalaya News
Dari Facebook Pemuda TQN Suryalaya
Posting Komentar
Posting Komentar