Kalau ada orang bertanya: “Mengapa banyak
orang berbondong-bondong datang ke Pondok Pesantren Suryalaya?”. Sudah pasti
jawaban bagi pertanyaan diatas jumlahnya akan sebanyak orang yang datang ke
Pondok Pesantren Suryalaya itu sendiri. Ada yang minta doa dan barokah, ada
yang ingin menyekolahkan anaknya, ada yang ingin menyelesaikan permasalahan
hidupnya, ada yang ingin belajar bagaimana mendekatkan diri kepada Alloh, dan
berbagai tujuan lainnya.
Tentu berbagai tujuan yang dikehendaki setiap
orang tersebut semuanya benar dan tidak perlu disalahkan, mengingat
keterbatasan pengetahuan tentang Pondok Pesantren Suryalaya yang dimiliki. Ada
hal yang sangat penting untuk dijadikan catatan bahwa Pondok Pesantren
Suryalaya bukan hanya sekedar lembaga pendidikan yang memberikan layanan
pengajian kitab kuning dan pendidikan formal dari TK (Taman Kanak-kanak) sampai
PT (Perguruan Tinggi), melainkan juga sebagai Pusat Pengembangan Tarekat
Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN) sebagaimana tertulis diatas pintu ke madrosah “
Hadzihil-madrosatul-Islamiyah Maftahu at-thoriqil- Qodiriyah al-Naqsyabandiyah
“. Inilah point sangat penting yang membedakan Pondok Pesantren Suryalaya
dengan pondok pesantren lainnya. Mengingat kedudukannya sebagai Pusat
Pengembangan TQN inilah banyak para tamu dari berbagai kalangan datang untuk
belajar TQN, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyah (TQN)
merupakan salah satu aliran dalam tasawuf yang substansi ajarannya merupakan
gabungan dari dua tarekat besar, yaitu Tarekat Qadiriyyah dan Naqsabandiyah.
TQN merupakan tarekat muktabaroh atau tarekat yang sah dan benar dalam dasar
dan pengamalannya. Hal ini dikarenakan memenuhi kriteria kemuktabarohan sebagai
berikut:
1. Substansi ajarannya tidak bertentangan
dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, dalam arti pengamalan TQN berlandaskan pada
al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. TQN tidak meninggalkan syari’ah dalam
pengamalannya
3. Silsilah TQN sampai dan bersambung
(ittisol) kepada Rasululloh SAW.
4. Ada Mursyid yang membimbing para murid.
5. Ada murid yang mengamalkan ajaran gurunya.
6. Kebenaran ajarannya bersifat universal.
Apa inti amalan TQN? Inti dari amalan dalam
TQN ini adalah tarekat dzikir, dalam arti tarekat ini adalah merupakan tarbiyah
al- dzikr atau isinya dzikir, yang terdiri dari dua jenis dzikir yaitu dzikir
Jahar dan dzikir Khofi. Dzikir Jahar adalah dzikir lisan yang bersuara dengan
mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh, yang dinamakan kalimat tauhid, kalimat
ikhlas, dan kalimat tajdidu al- iman (Pembaharu iman), yang berfungsi sebagai
benteng dari godaan syaitan. Dalam melaksanakan dzikir dengan TQN ini agar
mencapai maksimal diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
- Harus memperoleh pelajaran dzikir (talqin
dzikir) dari seorang Mursyid Tarekat,
- Pada waktu berdzikir harus mempunyai wudlu,
- Pada waktu mengucapkannya harus bersuara
yang bersemangat (keras),
- Pada waktu mengucapkannya harus tepat
merupakan pukulan pada titik- titik kesadaran pada latifah sebagaimana
dicontohkan Mursyid.
Apabila seseorang mengamalkan dzikir tersebut
dengan terus- menerus, dengan ikhlas, dan memenuhi persyaratan diatas, maka
akan menghasilkan manusia yang :
- Mempunyai cita- cita yang luhur,
- Dapat menjaga kehormatan,
- Meningkatkan pelayanan,
- Mewujudkan cita- cita ,
- Mewujudkan syukuran dalam berbagai
kehidupan.
Dzikir ini juga dapat membersihkan diri dan
mengarahkan seseorang untuk lebih dekat kepada Alloh, sehingga akhirnya dapat
memperoleh kebahagiaan hakiki. Dengan mengamalkan dzikir, maka seseorang mampu
menutup jalan syeitan yang selalu menggoda diri manusia melalui tengah- tengah
badan, sebelah kanan dan sebelah kiri. Dzikir merupakan benteng dari godaan
syeitan, maka cara pengucapannyapun diatur dan ditutupkan pada jalan- jalan
godaan syaitan tadi. Sebagaimana ditegaskan Alloh dalam al- Quran surat al- A’raf
ayat 16- 17, yang berbunyi :
Artinya : “ iblis menjawab: "Karena
Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”.
TQN Pondok Pesantren Suryalaya
TQN PP. Suryalaya sebagai pusat pendidikan
mempunyai tujuan menuntun manusia agar menjadi manusia Cageur Bageur yang mendapat
ridha Alloh, sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat. Sebagaimana yang selalu
dibaca para pengamalnya dalam muqaddimah yang mesti dibaca sebelum melakukan
Dzikrulloh :
الهى انت
مقصودي
ورضاك
مطلوبي
اعطني
محبتك
ومعرفتك
Artinya :“ Tuhanku, Engkaulah yang aku maksud
dan keridoan-Mu yang aku cari. Berilah aku kemampuan untuk bisa mencintai-Mu
dan ma’rifah kepada-Mu”
Do’a yang selalu dibaca tiga kali sebagai
pembukaan setiap selesai sholat sebelum mengamalkan dzikir ini mengandung empat
macam tujuan TQN , yaitu :
1. Taqarrub kepada Alloh SWT : yaitu
mendekatkan diri kepada Alloh dengan jalan dzikrulloh. Dzikrulloh merupakan
hakekat kecintaan seorang abid kepada Kholiqnya. Semakin banyak ia berdzikir
kepada Alloh, maka semakin cintalah ia kepada-Nya. yang mana dalam hal ini
dapat dikatakan tak ada sesuatu pun yang menjadi tirai penghalang antara abid
dengan ma’bud, antara kholik dengan makhluk. Hanya Alloh saja yang patut
disembah, hanya pada-Nya yang dimaksud, dan hanya kepada-Nya saja mengantungkan
harapan serta yang menjadi tujuan akhir hidupku.
2. Menuju jalan Mardhātillah, yaitu menuju
jalan yang diridhai Alloh SWT, baik dalam ‘ubudiyyah maupun di luar ubudiyyah,
dan hanya mengharapkan keridloan-Nya dalam setiap kehidupan. Tidak pantas kalau
mengharapkan ridho-Nya, akan tetapi tidak rela atas ketentuan Alloh dan semua
peraturan-Nya. Untuk itu dalam segala gerak gerik manusia diharuskan mengikuti
perintah-perintah Alloh dan menjauhi atau meninggalkan larangan-larangan-Nya
(daalam arti selalu taqwa kepada Alloh). Dengan suatu harapan mampu
menghasilkan : Budi pekerti menjadi mulia, akhlaknya pun mulia dan segala hal
ihwalnya menjadi mulia pula, baik yang berhubungan dengan Alloh, maupun yang
berhubungan dengan sesama manusia, atau dengan makhluk Alloh yang lainnya.
3. Kema’rifatan (al-ma’rifah); melihat Tuhan
dengan mata hati, sehingga gamblang, tidak ragu- ragu atau bimbang terhadap
Alloh, baik terhadap Zat- Nya, sifat- sifat- Nya, maupun segala perbuatan- Nya.
Keraguan terhadap Alloh SWT akan membawa keraguan terhadap semua itu, sehingga
akan meragukan berbuat kebaikan di dunia dan meragukan berbuat baik untuk bekal
di akherat. Ma’rifat dan tidaknya seseorang akan tergambar baik pada ucapan,
hati, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kemahabbahan (kecintaan) terhadap Alloh
“Dzat Laisa kamislihi Syaiun”, yang mana dalam mahabbah itu mengandung
keteguhan jiwa dan kejujuran hati secara totalitas, mengharapkan akan
memperoleh sikap mencintai Alloh melebihi cintanya kepada makhluk- Nya. Dengan itu
akan mencintai apa yang dicintai Alloh dan semua pemberian Alloh dan semua
ciptaan- Nya berupa dunia dan seisinya. Apabila telah tumbuh mahabbah dalam
diri seseorang maka timbullah berbagai hikmah, diantaranya membiasakan diri
dengan selurus-lurusnya dalam hak lahir dan batin, serta mampu berbuat adil
dalam arti dapat menetapkan sesuatu pada tempatnya dengan sebenar-benarnya.
Dengan latihan yang istiqamah dan sepenuhnya
mengharap ridho dan maghfirah dari Alloh SWT, para murid dan ikhwan TQN di
bawah bimbingan Mursyid terus mengamalkan TQN secara bertahap dan
berkesinambungan. Sehingga amaliah TQN makin meresap dalam alam pikiran dan
qolbu, makin terus menyebar luas dan jauh ke berbagai golongan, tingkatan
masyarakat, bahkan melintasi batas- batas wilayah. Kaum muslimin dari berbagai
wilayah dan negara- negara tetangga tertarik dan datang ke Pondok Pesantren
Suryalaya agar dapat menikmati keagungan dan manfaat mengamalkan TQN di tengah-
tengah dunia global yang semakin komplek dan penuh dengan ketidakpastian yang
terus- menerus mengerdilkan jiwa kemanusiaan, dan di tengah- tengah masyarakat
yang semakin kehausan akan siraman rohani yang menjadi inti jati diri manusia.
Amaliah dalam TQN
Sebagai sebuah aliran dalam tasawuf TQN
mempunyai amaliah yang khusus dan harus diamalkan oleh siapa saja yang telah
mendapatkan “talqin” dari Guru Mursyid. Amaliah tersebut berupa Dzikir Jahar
yaitu melafalkan kalimah thayyibah “Laā ilāaha illalloh” dengan lisan bersuara
keras dan dengan cara-cara tertentu serta Dzikir Khofi yaitu mengingat Alloh
dengan dzikir isbat saja ( mengingat nama “Alloh”) secara sirr di dalam hati,
dengan cara-cara seperti diterangkan ketika waktu talqin. Amaliah ini wajib
dilakukan oleh setiap murid TQN setelah melakukan amaliah syar’iyyah yaitu
sholat fardhu, sebagai metode paling efektif untuk membersihkan hati serta
mencapai mahabbah dan ma’rifat kepada Alloh.
Ayat- ayat al-Qur’an dan hadis Nabi banyak
yang menjelaskan keutamaan dan fadhilah dzikir dengan kalimah thoyyibah
tersebut. Diantara dalil-dalil tersebut antara lain adalah:
Firman Allah :
افضل الذكر
فاعلم
انه
لااله
الاالله
Nabi bersabda:
افضل ما
قلت
انا
والنبيون
من
قبلي
لا
اله
الاالله
Artinya : “ Ucapan yang paling utama yang aku
ucapkan dan para Nabi sebelumku adalah kalimah Lāilāha illalloh (Tidak ada
Tuhan kecuali Alloh)”.
Dalam hadis yang lain Nabi bersabda:
من قال
لا
اله
الاالله
خالصا
مخلصا
د
خل
الجنة
Artinya : “ Barangsiapa mengucapkan Laā
ilaāha illalloh dengan ikhlas pasti masuk surga”.
Kedua dzikir tersebut (Dzikir Jahar maupun
Dzikir Khofi) mempunyai landasan yang kuat dari al-Quran dan Hadits Rasulullah
saw, diantaranya :
Dalil-dalil dari al-Quran :
الذين يذكرون
الله
قياما
وقعودا
وعلى
جنوبهم
Artinya : “…… Orang yang berzikir kepada
Alloh dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring” ( QS. 3 : 191
).
افمن شرح
الله
صدره
للا
سلام
فهو
على
نور
من
ربه
فويل
للقاسية
قلوبهم
من
ذكرالله
أولائك
في
ضلال
مبين
Artinya : “Barang siapa yang dibuka dadanya
untuk Islam maka ia berada di tengah-tengah nur Tuhannya, neraka wel bagi
orang-orang yang keras hatinya dari dzikir kepada Alloh, mereka itu berada
dalam kesesatan yang nyata” ( QS. 39 : 22 ).
واذكر اسم
ربك
وتبتل
اليه
تبتيلا
Artinya : “Sebutlah nama Tuhanmu, dan
beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan” ( QS. 73: 8).
فاذكرونى اذكركم
Artinya : “Maka berzikirlah kepada-Ku, pasti
Aku akan mengingatmu,…” (QS. 2: 152).
Dalil-dalil dari Hadits Rosululloh saw :
جددوا ايمانكم
قالوا
كيف
نجدد
ايماننا
يا
رسول
الله
قال
بكثرة
قول
لااله
الاالله
Artinya : “Perbaharuilah iman kamu sekalian!.
Para sahabat bertanya: Bagaimana cara kami memperkuat dan memperbaharui iman
itu ya Rosululloh? Rosul bersabda ialah dengan memperbanyak ucapan laa ilaaha
illalloh”.
Rosululloh saw bersabda :
ذكرالله علم
الايمان
وحصن
من
الشيطان
وبرائة
من
النفاق
وحرز
من
النيران
Artinya : “Zikir kepada Alloh adalah tanda
iman dan benteng dari syaitan, bebas dari kemunafikan dan perisai dari api neraka”.
Masih banyak lagi dalil-dalil menunjukkan
keutamaan mengamalkan Dzikir sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran dan Hadits
Rosululloh saw.
(http://www.inabah.com/2011/08/
Posting Komentar
Assalamualaikum WrWb Salam sejahtera buat pengasuh Blog ini, salam kenal dan salam persahabatan dari sesama Murid Abah Anom Al Maghfurlah
Wassalam
wa'alaikum salam ww..salam sejahterah juga kang.terimakasih sudah berkunjung di blog kita ini. Mohon do'anya aga istiqomah selalu aamiin
Posting Komentar