(Dok.213 Status
Wahyu Pratama)
Sumber : Ringkasan
Buku Terbaru (Cahaya Tasawuf)
Penulis : Dr. H. Cecep Alba, MA (Rektor IAILM
Suryalaya)
A. Mursyid
Guru atau mursyid
dalam sistem tasawuf adalah asyrafunnasi fi at-tariqoh artinya orang
yang paling tinggi martabatnya dalam suatu tarekat. Mursyid mengajarkan
bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah sekaligus memberikan contoh
bagaimana ibadah yang benar secara syari’at dan hakikat. Betapa penting
keberadaan guru dalam suatu tarekat, dijelaskan tidaklah benar seseorang
mengamalkan suatu tarekat tanpa guru.
Mursyidlah yang
mendapat izin dari Rasulullah untuk melakukan talqin az-Zikir kepada sipa saja
ang mau mengamalkan zikir.
Kriteria Mursyid
a. Seorang mursyid
haruslah seorang yang alim.
b. Seorang mursyid
haruslah’arif.
c. Seorang mursyid
harus sabar dan mempunyai rasa belas kasihan yang tinggi kepada murid-muridnya.
d. Seorang mursyid
harus pandai menyimpan rahasia murid-muridnya.
e. Seorang mursyid
tidak boleh menyalahgunakan kedudukan sebagai seorang guru spiritual atau orang
yang paling tinggi martabatnya dalam tarekat.
f. Seorang mursyid
haruslah bijaksana.
g. Seorang mursyid
harus disiplin.
h. Menjaga lisan dan
nafsu keeduniaan.
i. Seorang mursyid
harus mempunyai hati yang ikhlas.
j. Selalu menjaga
jarak antara dirinya dengan muridnya.
k. Memelihara harga
diri, wibawa dan kehormatan.
l. Mursyid harus
bisa memberi petunjuk tertentu pada situasi tertentu kepada muridnya.
m. Merahasakan hal-hal
istimewa.
n. Mursyid selalu
mengawasi muridnya dalam kehidupan sehari-hari.
o. Merahasiakan
segala gerak gerik kehidupannya.
p. Seorang mursyid
harus mencegah berlebihan dalm makan dan minum.
q. Seorang mursyid
harus menyediakan tempat berkhalwat bagi murid-muridnya.
r. Menutup pergaulan
murid dengan mursyid lainnya.
B. Murid dan
kewajiban terhadap Mursyidnya
Murid secara
etimologis artinya orang yang berkehendak, berkemauan dan mempunyai cita-cita.
Murid dalam istilah tarekat adalah orang yang bermaksud menempuh jalan untuk
dapat sampai ke tujuan yakni keridoan Allah.
Kewajiban murid
terhadap mursyidnya adalah sebagai berikut :
1. Menyerahkan diri
lahir batin.
2. Murid harus
menurut dan mematuhi perintah gurunya.
3. Murid tidak boleh
menggunjing gurunya.
4. Seorang murid
tidak boleh melepaskan ikhtiarnya sendiri.
5. Seorang murid
harus selalu ingat kepada gurunya.
6. Seorang murid
tidak boleh memiliki keinginan untuk bergaul ;lebih dalam dengan mursyidnya,
baik untuk tujuan dunia maupun akhirat.
7. Seorang murid
harus mempunyai keyakinan dalam hati.
8. Seorang murid
tidak boleh menyembunyikan rahasia hatinya.
9. Murid harus
memelihara keluarga dan kerabat gurunya.
10. Kesenangan murid
tidak boleh sama dengan gurunya.
11. Seorang murid
tidak memberi saran kepada gurunya.
12. Seorang murid
tidak boleh memandang kekurangan gurunya.
13. Seorang murid
harus rela memberikan sebagian hartanya.
14. Seorang murid
tidak boleh bergaul dengan orang yang dibenci gurunya.
15. Seorang murid
tidak boleh melakukan sesuatu yang dibenci gurunya.
16. Seorang murid
tidak boleh iri kepada murid lainnya.
17. Segala sesuatu
yang menyangkut pribadinya harus mendapat izin dari gurunya.
18. Tidak boleh
duduk pada tempat yang biasa dipakai duduk oleh gurunya.
C. Adab Murid
terhadap Dirinya Sendiri
1. Meninggalkan
pergaulan dengan orang-orang yang jahat, sebaliknya bergaul dengan orang-orang
pilihan.
2. Jika hendak
berzikir padahal ia telah memiliki keluarga dan telah beranak maka seyogyanya
menutup pintu yang dapat menghalangi antara dia dengan istri dan anaknya.
3. Meninggalkan
sikap berlebihan baik dalam urusan makan, minum, pakaian, hubungan suami istri.
4. Meninggalkan
cinta dunia dan berfikir tentang kehidupan akhirat.
5. Tidak tidur dalam
keadaan junub, tetapi sebaliknya selalu dalam keadaan suci punya wudu.
6. Tidak boleh toma
(berharap) kepada apa yang ada di tangan manusia lain.
7. Jika rizki sulit
didapat, dan hati manusia keras kepadanya, amka bersabarlah, sebab boleh jadi
hara dunia berpaling dari murid ketika ia masuk dalam tarekat.
8. Hendaklah ia
melakukan muhasabah (intropeksi) dan mendorong jiwanya untuk mengamalkan
tarekat.
9. Menydikitkan
tidur, terutama di waktu sahur sebab ia adalah waktu ijabah.
10. Menjaga diri
agar hanya makan yang halal.
Dan lain-lain …
D. Adab Murid
terhadap Sesama Ikhwan atau terhadap Muslim yang lain
1. Mencintai ikhwan
tarekat seperti ia mencintai dirinya sendiri.
2. Memulai
mengucapkan salam, bersalaman dan berbicara dengan bahasa yang menyenangkan
jika bertemu sesama ikhwan.
3. Bergaul sesama
ikhwan dengan akhlak yang baik.
4. Bersikap tawadu’
kepada ikhwan.
5. Mencari keridaan
mereka dan anda harus memandang mereka lebih baik dari pada anda sendiri,
selanjutnya saling menolong dalam kebaikan dan takwa, mencintai Allah dan
mendorong mereka dalam apa yang diridai Allah dan anda menunjuki mereka ke
jalan yang benar.
6. Menaruh kasih
kepada semua ikhwan, hormat kepada yang lebih besar dan sayang kepada yang
lebih muda.
7. Bersikap simpatik
dan halus dalam upaya menasihati ikhwan jika meraka melakukan pelanggaran.
8. Berbaik sangka
kepada ikhwan.
9. Hendaklah
menerima permintaan maaf ikhwan yang lain apabila ia minta maaf meskipun ia
berdusta, sebab orang yang meminta maaf kepadamu secara terbuka meskipun
batinnya marah maka sesungguhnya orang itu telah taat kepadamu dan telah
menghormatimu.
10. Mendamaikan dua
ikhwan yang bermusuhan.
11. Bersikap benar
kepada sesama ikhwan dalam segala kondisi dan jangan lupa mendo’akan mereka
dengan ampunan meskipu mereka gaib (tidak ada dihadapan kita).
12. Memberi
kelapangan mereka dalam majelis.
13. Bertanya tentang
nama kawan kita sekaligus nama ayahnya.
14. Mempertahankan
harga diri ikhwan dan menolong mereka meskipun sedang tidak dihadapan kita.
15. Menunaikan janji
apabila ia berjanji, sebab sesungguhnya janji termasuk salah satu dari dua
pemberian, menurut Ahlussunnah ia adalah utang.
E. Waliyullah
Waliyullah artinya
kekasih Allah, orang-orang yang dicintai Allah. Ia selalu diberi hidayah oleh
Allah untuk beramal salih dan berdakwah, ia adalah orang-orang salih yang
beramal dengan ikhlas.
F. Tanda-tanda
Wali Allah
1. Jika kita melihat
mereka, mereka mengingatkan kita kepada Allah.
2. Jika mereka
tiada, tidak pernah orang-orang mencarinya.
3. Mereka bertaqwa
kepada Allah.
4. Mereka saling
menyayangi dengan sesamanya.
5. Mereka selalu
sabar, wara’ dan berakhlak mulia.
6. Mereka hidup
zuhud di dunia.
7. Mereka selalu
terhindar ketika ada bencana.
8. Hati mereka
selalu terkait kepada Allah.
9. Mereka suka
terbiasa bermunajat di akhir malam.
10. Mereka suka
menangis dan berzikir mengingat Allah.
11. Jika meraka
menghendaki sesuatu, Allah memenuhi keinginannya.
12. Keinginan mereka
dapat menggoncangkan gunung.
Karamah
Karamah adalah
kejadian luar biasa yang diberikan Allah kepada para wali. Hal itu diberikan
sebagai hiburan atau santunan, atau pembekalan ilmu atau sebagai ujian.
Manfaat Karamah
1) Dapat menambah
keyakinan kepada Allah.
2) Mengkokohkan
kepercayaan masyarakat kepada seorang wali.
3) Adanya karomah
merupakan bukti anugrah atau derajat yang diberikan Allah kepada seorang wali,
agar pengabdiannya tetap istiqamah.
G. Perbedaan
antara Kenabian dan Kewalian
Kenabian adalah
jabatan spritual yang diberikan Allah kepada orang-orang pilihan dengan cara
Allah memberikan wahyu kepadanya, sementara kewalian adalah kasih sayang Allah
kepada orang-orang tertentu karena ia berusaha mujahadah taqarub kepada-Nya
sehingga memberikan ilham kepada-Nya.
Kenabian adalah
kalam yang datang dari Tuhan sebagai wahyu, bersama-sama ruh dari Tuhan,
sebagai wahyu yang dinyatakan dan diperkuat dengan ruh. Kewalian adalah orang
dimana Tuhan mempercayakan (waliyah) hadis-Nya. Tuhan membawa wali kepada
diri-Nya dengan cara yang berbeda, dan dia mempunyai hadis.
Bukti-bukti Kenabian
Sebagai salah satu
indikator pengakuan seseorang sebagai nabi dan rasul adalah adanya mu’jizat.
Mu’jizat adalah kejadaian luar biasa yang diberikan Allah kepada seorang nabi
atau rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulannya.
Syarat-syarat
Mu’jizat
1. Mu’jizat,
datangnya harus dari Allah sebagai kejadian luar biasa untuk menguatkan kenabian atau kerasulan seseorang.
2. Mu’jizat harus
berupa kejadian luar biasa sehingga tidak ada yang dapat meniru.
3. Mu’jizat harus
muncul dari seorang nabi agar dapat dijadikan bukti bagi risalahnya.
4. Mu’jizat harus
diiringi dengan pengakuan kenabian, baik secara hakekat atau hukum. Biasanya
didahului dengan kejadiaan luar biasa yang disebut irhash.
5. Mu’jizat harus
sesuai dengan situasi dan kondisi di masa timbulnya, kalau tidak, maka
pungsinya berubamenjadi ihanah, seperti yang terjadi pada Musilamah al-Kazzab.
6. Para penentang
risalah tidak bisa mendatangkan yang sepertinya, jika bisa, maka mu’jizat itu
palsu.
7. Mu’jizat boleh
bertentangan dengan hukum alam.
Ma’unnah, Ihanah,
Istidraj, Irkhas, Sihir, Sya’udah dan Garaib al-Mukhtari’ah.
Ma’unah adalah
kejadian luar biasa yang diberikan Allah kepada orang awam untuk melepaskan
dirinya dari kesulitan.
Ihanah adalah
kejadian luar biasa yang diberikan kepada seorang pembohong yang mengaku
sebagai nabi, seperti yang pernah diberikan kepada Musailamah al-Kazzab.
Sedangkan Istidraj
adalah kejadian luar biasa yang diberikan kepada orang fasik yang mengaku
sebagai wakil Tuhan dengan mengemukakan berbagai dalil untuk menguatkan
kebohongannya. Adapaun Irkhas adalah kejadian luar biasa yang diberikan Allah
kepada calon nabi.
Sihir adalah suatu
cara yang dapat menampilkan berbagai perbuatan yang aneh bagi yang tidak
mengerti seluk beluknya, tetapi sebenarnya seluk beluknya itu dapat dipelajari.
As-Sya’udah adalah
kejadiaan ;luar biasa yang biasa timbul di tangan seseorang, sehingga
menampakan pesona dan kekaguman bagi yang melihatnya, meskipun kejadian itu
tidak terjadi.
Garaib al-Mukhtariah
adalah karya atau ucapan manusia disebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi
tertentu, seperti radio, televisi dan telepon, hp dan lain-lain.
Posting Komentar
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Murid-Murid yang taat hendaklah, diantaranya:
1- Baik sangka (husnu dzon) kepada Guru (Mursyid) dan selalu ingat kepadanya.
2- Berbuat baik kepada keluarga Guru (Mursyid).
3- Berdekatan kepada Guru (Mursyid) dalam hal menerima pelajaran dan beramal.
............ selanjutnya di http://maaward.com/2012/07/adab-dan-akhlaq-seorang-murid/
terima kasih.
Wassalam Wr. Wb
Abu Sulthan
Wa'alaikumsalm wr wb
terimakasih kang ustadz (suara Property) atas koment dan sarannya
serta kunjungannya ke blog kami
hatur nuhun
Posting Komentar