Menu

TQN PP.Suryalaya

 

air by www.dokumenpemudatqn.com,islam,muslim,suryalaya,tarekat
(air yang jernih)

DOKUMEN NO.247. (Dari Status Bunda Itje Paulina)
------------ DARI AIR --------------
 "Wal laahu khalaqa kulla daabbatim min maa'in; fa minhum may yamsyii 'alaa bathnih; fa minhum may yamsyii 'alaa rijlaini; fa minhum may yamsyii 'alaa arba'in, yakhluqul laahu ma yasyaa', innalloha 'alaa kulli syai'in qodiir." (Surat An Nur ayat 45)
DAABBATIN : Makna umum => binatang melata.Jika diartikan “binatang melata”, maksudnya yakni binatang merayap, contohnya : ular dan cicak. Itu adalah pengertian yg kurang tepat. Sebab, semua binatang, entah yg merayap, berjalan, melompat, terbang, berenang, disebut melata.
Melata : Makhluq yg bergerak dan bertebaran* ke segala arah yg pada akhirnya jatuh ke bawah. (* Surat Al Baqoroh 164).
BATTSA : menebarkan (ke segala arah). Contoh makhluq melata bertebaran vertikal ke bawah : Cacing (dalam tanah) dan Ikan (dalam laut). Contoh bertebaran vertikal ke atas : Burung. Contoh bertebaran horisontal : Sapi. Contoh bertebaran diagonal : Katak.
Makhluq melata : makhluq yg bergerak dan bertebaran ke segala arah yg pada akhirnya jatuh ke bawah. Alloh menciptakan manusia, menjamin kelangsungan hidup masing-masing berupa pemberian rizqi, menebarkan manusia ke segala arah / keadaan sehingga berbeda cara memakan rizqi masing2.
Ada yg makan rizqinya dengan berhina-hina yakni peminta-minta. Ada yg makan rizqinya dengan bekerja keras yakni kaum buruh. Ada yg makan rizqinya dengan menunggu yakni pedagang menunggu lakunya barang. 
Menjadi apapun kita di bumi ini, pada akhirnya akan jatuh ke bawah alias terkubur juga. Kemanapun bertebaran dengan dosa-dosa maupun dengan amalan ibadah, pada akhirnya tempat kembali kepada Alloh untuk menerima balasan atas segala perbuatan.
MIN MAA’IN => Dari air. Secara fisikal, manusia tercipta dari tanah.Secara spiritual, manusia tercipta dari air. 
Ciri-cirinya air : 
(1) SIFATnya (mengalir ke bawah) sebagai bukti rasa rendah diri di hadapan Alloh. Dalam urusan vertikal smakin tunduk rendah kepadaNya. Dalam urusan horisontal semakin peduli kepada yang lemah. 
Bersyukur bukanlah sebatas memujiNya karena telah memberi kita, tetapi lebih dikarenakan telah memberi apa yg kita tidak pantas menerimanya. Ingat : sifatnya air selalu merasa rendah. 
(2) BENTUKnya (mengikuti tempat / wadahnya) sebagai bukti rasa ridho ditempatkan oleh Alloh dalam keadaan apapun. 
Berprasangka baiklah kepada Alloh, mungkin kita dialirkan ke tempat musibah untuk mendapatkan kelebihan karunia dan kebesaran dari Alloh, yg tidak bisa kita dapatkan pada saat puasa dan sholat, sebab, rasa ikhlas kita untuk berpuasa dan sholat mungkin masih kurang dibanding rasa ikhlas kita untuk menjalani musibah, karena itulah Alloh mengalirkan kita ke pada jalan yg termudah untuk menuju sorga sesuai dengan kesanggupan kita, sanggup untuk sabar menghadapinya (tidak lari dari kenyataan) dan ridho menerimanya (tidakmengeluh). Barang siapa ridho tanpa batas, niscaya Alloh mengangkat derajatnya melampui batas. 
Jika air dialirkan ke dalam GELAS, maka air harus memenuhi gelas, alias membentuk diri seperti gelas. Jika air dialirkan ke MANGKOK, maka air harus memenuhi mangkok, alias membentuk diri seperti mangkok. Itulah cirinya air yakni ridho ditempatkan kemanapun dan dibentuk jadi apapun, bahkan meluberkan diri keluar dari gelas / mangkok, sebagai wujud ridho tanpa batas gelas / mangkok, sehingga benda-benda yg disekitarnya merasa dapat tumpahan / tetesan / percikan kesegarannya. 
 Jika air dialirkan ke mangkok ternyata air “tidak mau” membentuk mangkok, tapi tetap membentuk gelas, berarti ridhonya sebatas gelas, itu bukanlah ciri air.
 Jadi dimanapun kita ditempatkan oleh Alloh, bentuklah diri kita menjadi “rahmatan lil ‘alamin” yakni bermanfaat bagi mereka yg ada di sekitar kita. Karena pada hakekatnya Alloh yg memberi rahmat kepada mereka berwujud keberadaan kita.
(3) WARNAnya (bening / jernih alias tidak berwarna) sebagai bukti rasa ikhlash beramal ibadah yakni bersih dari syirik. SYIRIK yg paling samar adalah riya’ yakni ketika beramal tujuannya kepada manusia, 
sedangkan RIYA’ yg paling samar yakni tidak beramal karena takut tertuju kepada manusia. Menemui Alloh dengan seluruh dosa-dosa, lebih dicintaiNya dibanding menemuiNya dengan seberkas kepura-puraan. 
Air yg keruh dalam mangkok, jika ditumpahkan ke air yg jernih dalam kolam yg luas, maka unsur keruhnya jadi lenyap karena menyatu kepada kejernihan air kolam. 
 Air yg jernih dalam mangkok, jika pura2 ditumpahkan, maka selamanya tidak sampai menyatu dengan kejernihan air kolam. 
Air yang jernih bisa tembus dipandang. Jika kita jernih dalam menolong, maka orang tidaklah melihat kita, tetapi tembus melihat sifat Alloh Yang Maha Penolong. Jika kita menolong dengan tangan yg kotor, maka kotorannya akan membekas di badan mereka. Jika kita menolong dengan tidak ikhlas, berarti kita ingin mendaftarkan “warna kita” alias nama kita di hati mereka, padahal Alloh tidak suka ada nama yg menyaingiNya bersemayam di hati hambaNya. 
Jika kita menolong dengan tangan yg bersih, maka tak ada bekas kotoran di badan mereka. Jika kita menolong dengan ikhlas, maka nama kita tidak terdaftar di hati mereka, karena memang kita adalah air yg “tidak berwarna”, agar hati mereka tetap dipenuhi nama Alloh. 
Wallohu'alam, smoga bermanfaat

capritahyanis/ip
Sumber: H.Yanuar

Posting Komentar

 
Top