(Muslimah) |
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا بَكْرٌ يَعْنِي ابْنَ مُضَرَ عَنْ ابْنِ الْهَادِ أَنَّ زِيَادَ بْنَ أَبِي زِيَادٍ مَوْلَى ابْنِ عَيَّاشٍ حَدَّثَهُ عَنْ عِرَاكِ بْنِ مَالِكٍ سَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ جَاءَتْنِي مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلَاثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتْ التَّمْرَةَ الَّتِي كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِي شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِي صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنْ النَّارِ
Dari 'Aisyah dia berkata; "Telah datang kepadaku seorang wanita miskin yang membawa dua anak perempuan, lalu saya memberinya makan dengan tiga buah kurma, wanita tersebut memberikan kurmanya satu persatu kepada kedua anaknya, kemudian wanita tersebut mengangkat satu kurma ke mulutnya untuk dia makan. Tapi, kedua anaknya meminta kurma tersebut, akhirnya dia pun memberikan (kurma) yang ingin ia makan kepada anaknya dengan membelahnya menjadi dua. Saya sangat kagum dengan kepribadiannya. Lalu saya menceritakan apa yang diperbuat oleh wanita tersebut kepada Rasulullah saw. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga atau membebaskannya dari neraka." (HR. Muslim : 4764)
Keagungan sikap dan kasih seorang ibu kepada anak-anaknya, semoga 'membuka' mata kita akan kenyataan banyak pengorbanan yang telah dipersembahkan oleh para bunda untuk setiap anaknya, lalu menjadi bekal untuk terus memberikan yang terbaik kepada mereka, wanita2 tangguh yang tubuhnya 'dibalut' keikhlasan, mereka memberi tanpa mengharap kembali.
"WALLAHU AKHROJAKUM MIN BUTHUUNI UMMAHAATIKUM LA TA'LAMUUNA SYAIAA" ( dan Allah telah mengeluarkan kalian dari perut ibu2 kalian dan kalian tidak mengetahui apa2 ),
Kata 'UMM' yang berarti ibu dalam 'makna sebenarnya' dan 'sebagai perumpamaan' disebut didalam al-Quran hingga 35 kali, dan al-Quran banyak menceritakan tentang pengorbanan dan kelelahan yang harus dirasakan oleh setiap ibu demi kehidupan anak2nya, bahkan Allah juga mengatur didalam al-Quran 'adab' yang harus dimiliki oleh anak terhadap ibunya.
Mereka wanita2 yang penuh dengan kasih sayang, nama seorang ibu hendaknya tercatat disetiap dada para anak dengan 'tinta emas', tidak boleh ada nama wanita lain yang menggantikan kedudukan sang ibu, karena memang mereka tidak bisa dibandingkan dengan wanita manapun.
Seseorang terlahir dalam keadaan tidak mengetahui apa2, tidak ada daya dan kemampuan, Allah 'mewakilkan' kasih sayangnya melalui belas kasih seorang ibu, mereka laksana 'malaikat' yang 'berkhidmah', mereka para ibu akan selalu hadir 'mendekap' memberikan rasa aman kepada setiap anaknya, mereka rela meneteskan bening airmatanya demi melihat seulas senyuman pada anaknya.
Hadits ini memberikan jaminan buat para ibu, kasih sayang dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk anak2 mereka adalah sebagai 'benteng' kokoh yang menghalangi tubuh mereka dari panasnya api neraka, bahkan hadits diatas menyatakan WAJIB hukumnya seorang ibu untuk menetap di syurga dari lantaran menahan lapar dan keinginan memakan sebutir kurma karena memberikan kepada kedua anaknya.
Berbahagialah para wanita, 'pintu' syurga telah terbuka, maka berbuatlah yang terbaik didalam rumah tangga, karena 'hadiah besar' dariNya telah menanti, tetaplah tersenyum ditengah 'lelah' yang kau rasakan, Dia melihat dan menyaksikan, Dia menemani dan tak membiarkanmu dalam kesendirian.
"Wanita sholihah pantas mendapatkan perlakuan khusus dariNya, dan mereka juga 'dirindukan' syurga".
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ نَاعِمًا مَوْلَى أُمِّ سَلَمَةَ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ أَقْبَلَ رَجُلٌ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ أَبْتَغِي الْأَجْرَ مِنْ اللَّهِ قَالَ فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ حَيٌّ قَالَ نَعَمْ بَلْ كِلَاهُمَا قَالَ فَتَبْتَغِي الْأَجْرَ مِنْ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا
Sesungguhnya Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata; Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah saw lalu dia berkata: Aku bai'at (berjanji setia) dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku mengingini pahala dari Allah.
Nabi saw bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?"
Jawab orang itu; Bahkan keduanya masih hidup.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi: Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah? Jawabnya; Ya,
Nabi saw bersabda: "Pulanglah kamu kepada kedua orang tuamu, lalu berbaktilah pada keduanya dengan sebaik-baiknya".(HR. Muslim : 4624)
Bila kemarin kita mengaji tentang 'kedahsyatan' kasih sayang seorang bunda terhadap anak dan hadiah besar yang menantinya, maka pengajian hari ini berkaitan dengan pahala yang akan didapatkan oleh setiap anak yang melakukan kebaktian kepada kedua orang tua, dan semoga ini akan menstimulasi bagi yang membacanya buat berbuat yang terbaik kepada orang2 yang 'darah' mereka mengalir didalam tubuh kita.
"WA QODHOO ROBBUKA ALLA TA'BUDUU ILLA IYYAHU WA BIL WAALIDAINI IHSAANA" (dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kalian tak menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kpd ke-2 orang tua).
Tidak kurang dari 4 kali al-Quran menyandingkan perintah menyembah kepada Allah dengan berbuat baik kepada kedua orangtua dalam satu rangkaian ayat, hal ini membuktikan kedudukan yang istimewa yang dimiliki orangtua dan 'pentingnya' berbuat baik kepada keduanya.
Kesibukan yang sedang dirasakan seseorang seringkali membuat 'lupa' untuk berbuat baik terhadap orangtua, tidak jarang didapati seseorang anak yang lebih 'mendewakan' istri dan anak2nya atau bahkan pekerjaannya dibandingkan dengan berbuat baik kepada orangtuanya.
Memang benar, orangtua akan 'terkatup bibirnya' dari berucap tentang 'ketidak adilan' perlakuan dan sikap anak yang telah dibesarkan dan dididiknya, lantaran begitu kuat 'cinta' yang mereka punya kepada kita, tetapi pernahkah kita berusaha 'menyelami' perasaan dan keinginan yang mereka simpan nun jauh didalam lubuk hatinya.
Tak usah menunggu mereka meminta, berikan saja, bila engkau memiliki yang mereka inginkan, karena itu termasuk sebuah kebaktian dan berarti menjalankan perintah Tuhan, pahalanya laksana engkau 'terbunuh' di medan perang bersama Nabi saw, atau sebanding perjalanan hijrahmu menemani Nabi saw.
Berbuat baiklah kepada mereka, karena kebaikan mereka 'kelewat' banyak dan tiada berbilang, santunlah bertutur kpda mereka, karena do'a2 dan airmata mereka terlalu sering memecah kesunyian malam demi melihat kebahagian terjadi pada anak2nya dan kita berada didalamnya.
Balasan Jihad dan Hijrah adalah Syurga, dan bila pahala Jihad dan Hijrah sudah dijanjikan oleh Nabi saw kepada setiap anak yang berlaku baik kepada kedua orangtuanya dalam ucapan maupun perbuatan, maka tak ada lagi alasan buat sang anak menundanya apalagi tidak melakukannya.
Coba tatap wajah mulia mereka, atau bayangkan bila saat ini sedang berjauhan, mereka semakin tua, mereka semakin lemah, setelah itu lakukan yang terbaik yang kita bisa dan jangan lagi terlalu lama menundanya.
Wallohu'alam
Posting Komentar
Posting Komentar