Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah kita kembali memasuki bulan Syawal.
Berikut ini beberapa amaliyah di bulan Syawal :
1. Puasa Sunnah Syawal Enam Hari
Rasulullah saw bersabda:
عن أبي أيوب
الأنصارى أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((من صام رمضان, ثم أتبعه ستا من
شوال, كان كصيام الدهر)) [رواه مسلم]
Artinya: Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan
berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama
satu tahun" (HR. Muslim).
Abu Hurairah berkata: "Pahalanya satu tahun, karena setiap hari
pahalanya sama dengan puasa sepuluh hari. Tiga puluh hari ramadhan sama dengan
tiga ratus hari ditambah enam hari bulan syawal sama dengan enam puluh hari,
sehingga jumlah seluruhnya adalah tiga ratus enam puluh hari yakni satu tahun.
Hal ini, karena Allah berfirman: "Barangsiapa membawa amal yang baik,
maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya" (QS. Al-An'am:
160)".
Jumhur ulama berpendapat,
berdasarkan hadits di atas, bahwa puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya
sunnat. Sedangkan Imam Malik memandangnya sebagai perbuatan makruh, karena
takut dinilai sebagai suatu kewajiban sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.
Jumhur ulama yang
menghukumi sunnah, kemudian berbeda pendapat dalam hal praktek melakukan puasa
enam hari dimaksud.
Pendapat pertama, mengatakan, disunnahkan untuk dilakukan secara
berurutan sejak awal bulan (dari tanggal 2 sampai tanggal 7 Syawal). Pendapat
ini merupakan pendapat Imam Syafi'i dan Ibnul Mubarak. Hal ini di antaranya
berdasarkan hadits di bawah ini:
عن أبي هريرة قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من صام ستة أيام بعد الفطر متتابعة, فكأنما
صام السنة)) [رواه الطبراني]
Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw
bersabda: "Barangsiapa yang puasa enam hari setelah Idul Fitri secara
berurutan, maka seolah dia telah melakukan puasa satu tahun penuh" (HR.
Thabrani).
Pendapat kedua, bahwa baik berurutan ataupun tidak sama-sama
sunnahnya. Pendapat ini merupakan pendapatnya Imam Ahmad dan Imam Waki'.
Pendapat ketiga, mengatakan, tidak sebaiknya tidak berpuasa
beberapa hari setelah Idul Fitri, akan tetapi sebaiknya berpuasa tiga hari
sebelum hari bulan purnama, dan tiga hari setelah hari bulan purnama (hari
bulan purnama adalah tanggal 13, 14 dan 15, berarti menurut pendapat ini
sebaiknya berpuasa tanggal 10, 11 dan 12 serta, 16, 17 dan 18).
Manfaat-manfaat puasa syawal
Di antara manfaat puasa Syawal ini sebagaimana dituturkan Ibnu Rajab adalah
sebagai berikut:
Pertama, puasa enam hari pada bulan Syawal pahalanya sama dengan puasa satu tahun
penuh sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Kedua, puasa pada bulan Syawal dan Sya'ban seperti shalat sunnat rawatib.
Fungsinya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam shalat wajib.
Karena, kelak pada hari Kiamat, pahala wajib dapat disempurnakan dengan amalan
sunnat.
Ketiga, dengan puasa enam hari pada bulan Syawal di antara ciri puasa
Ramadhannya diterima oleh Allah, karena apabila Allah menerima amal ibadah
seseorang, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk melakukan amal shaleh
lainnya. Para ulama berkata: "Pahala kebaikan adalah dengan kebaikan
setelahnya. Siapa yang melakukan kebaikan, lalu setelahnya diikuti dengan
kebaikan lainnya, maka itu bukti diterimanya kebaikan pertama".
Keempat, puasa enam hari di bulan Syawal di antara cara bersyukur kepada
Allah. Orang yang berpuasa Ramadhan berhak mendapatkan ampunan (maghfirah)
dari Allah atas segala dosa-dosanya yang telah lalu, dan tidak ada nikmat yang
paling berharga selain pengampunan Allah. Karena itu, mereka yang telah
berpuasa Ramadhan patut bersyukur atas nikmat ini, di antaranya dengan berpuasa
enam hari di bulan Syawal. "Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya,
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
dan supaya kamu bersyukur" (QS. Al-Baqarah: 185).
Kelima, puasa enam hari pada bulan Syawal, bukti bahwa kebaikan dan amal
shaleh tidak berakhir seiring berlalunya Ramadhan, akan tetapi terus berlanjut
selama hidup. Seorang ulama shaleh, Bisyir, pernah ditanya tentang orang-orang
yang hanya beribadah pada bulan Ramadhan, ia menjawab: "Sejahat-jahat kaum
adalah mereka yang hanya mengenal dan menyembah Allah pada bulan Ramadhan
saja".
Imam as-Syibly pernah ditanya: "Mana yang paling utama; apakah bulan
Sya'ban atau bulan Ramadhan?" Ia menjawab: "Jadilah hamba yang
menyembah Allah (rabbaniyyan) bukan yang menyembah bulan Ramadhan (ramadhaniyyan)".
2. Sodaqoh (bersedekah) dan doa bersama
Bulan Syawal adalah juga bulan silaturahim.
Budaya yang ada di Indonesia halal bi halal sangat baik untuk dilaksanakan.
Apalagi jika hal tersebut dilakukan dengan mengundang anak-anak yatim serta
fakir miskin. Disamping makan bersama dalam pelaksanaannya sebaiknya diadakan
pula acara doa dan dzikir berjamaah serta ceramah hidmat. (Untuk Ikhwan TQN PP
Suryalaya biasanya dilaksanakan pula acara Manakiban).
3. Melanjutkan Qiyamullail dan Tadarus
AlQur'an
Dalam bulan Ramadhan muslimin banyak yang
giat melaksanakan qiyamullail (shalat di malam hari) serta membaca AlQur'an.
Alangkah baiknya dalam bulan Syawal hal tersebut dilanjutkan. Agar 11 bulan ke
depan Insyaallah ibadah-ibadah yang dilaksanakan terus berkesinambungan.
Demikianlah beberapa amalan-amalan di bulan
Syawal. Semoga bermanfaat.
Oleh: Dokumen Pemuda TQN Suryalaya dari berbagai sumber.
Bulan di dalamnya ada hari kemenangan. |
Posting Komentar
Posting Komentar