Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Nabi Adam as. pun bertawassul.
Tawassul artinya menjadikan Nabi S.A.W. dan para kekasih sebagai perantara menuju kepada Allah dalam mencapai hajat karena kedudukan dan kehormatan di sisi Allah yang mereka miliki disertai keyakinan bahwa mereka adalah hamba dan makhluk Allah SWT yang dijadikan oleh-Nya sebagai labang kebaikan, barokah, dan pemuka kunci rahmat.(selanjutnya tentang Hukum Tawassul dan Tahlil bisa sahabat baca di sini )  .

Bertawassul sudah dilakukan sejak Nabi Adam as. sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Al-Mundzir dalam tafsirnya dari Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali*, ia mengatakan :
"Ketika Adam melakukan kesalahan, maka ia merasa sangat sedih dan menyesal, maka Jibril datang kepadanya seraya berkata,"Wahai Adam maukah kau kutunjukkan ke pintu taubatmu yang Allah akan menerima taubatmu?"
Adam menjawab,"Ya, wahai Jibril."
Jibril mengatakan,"Berdirilah di tempatmu yang kamu pakai untuk bermunajat kepada Tuhanmu, kemuadian Agungkanlah Dia dan Pujilah Dia. Tidak ada sesuatu pun yang Allah sukai dari Pujian."
Adam berkata,"Kemudian aku berkata apalagi wahai Jibril?"
Jibril menjawab,"Katakanlah 'Tiada Tuhan selain Allah, Hanya Satu, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah kerajaan, dan bagi-Nyalah puji. Dialah Dzat yang menghidupkan dan mematikan. Dialah Dzat Yang Maha Hidup dan tidak mati. Dalam kekuasaan-Nya segala kebaikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu'. Kemudian kamu akui kesalahanmu dengan mengatakan,"Maha SUci ENgkau Yaa Allah, dengan segala puji bagi-Mu. Tiada Tuhan Selain Engkau. Ya Tuhan, sesungguhnya aku berlaku dzhalim kepada diriku sendiri dan melakukan keburukan, maka ampunilah aku. Sesungguhnya hanya engkau yang dapat memberikan ampunan. Ya Allah, sesungguhnya, aku memohonkan kepadamu dengan kemuliaan Muhammad, hambamu, dan kemuliaannya bagi-Mu agar Engkau memberikan ampunan kepadaku atas kesalahanku."
Kemudian Adam melakukan hal tersebut, maka Allah berkata,"Wahai Adam, siapakah yang mengajarimu hal ini?"
Adam menjawab,"Ya Tuhan, sesungguhnya ketika Engkau meniupkan roh kepadaku, maka aku berdiri sebagai manusia sempurna; aku mendengar, melihat, berpikir dan mengangan-angan. Aku melihat di kaki Arsy-Mu tertulis "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada Tuhan Selain Allah, hanya Dia, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah Utusan Allah." Ketika aku tidak melihat nama malaikat yang terdekat di sisi nama-Mu, dan juga tidak ada nabi yang diutus selain namanya, maka aku mengerti bahwa dia (Muhammad) adalah makhluk yang paling mulia di sisi-Mu."
Allah berkata,"Benar kamu, Aku telah menerima taubat dan mengampunimu."

Demikian sebagaimana yang disebutkan dalam Ad-Durr Al-Mantsur karya As-Suyuthi, 1/146.

Keterangan :
*Muhammad bin Ali bin Al-Hushain adalah Abu Ja'far Al-Baqir yang termasuk pemuka tabiin (generasi yang masih sempat berjumpa dengan sahabat-sahabat Nabi S.A.W. yang masih hidup kala itu). Hadist-hadistnya diriwayatkan oleh ulama as-Sittah dari Jabir, Abu Sa'id, Ibnu Umar dan lainnya.

Sumber : Kitab Mafahim Yajibu 'an Tushahhah karya As-Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al-Maliki Al-Husaini

Posting Komentar

 
Top