Bersama dengan orang yang dicintainya. |
Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad Al-Habsyi bertanya tentang hadist Rasulullah saw.,"Seseorang akan dibangkitkan (pada Hari Kiamat nanti) bersama dengan orang yang dicintainya." Apakah itu bersifat mutlak dan berlaku umum sehingga mencakup orang yang mencintai seseorang tetapi tidak mengikuti ucapan dan perbuatan serta hal-hal lain dari orang yang dicintainya?
Allamah Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad menjawab,"Ketahuilah-semoga Allah menganugrahkan ilmu kepada engkau-bahwa di dalam hadist ini terdapat targhib (anjuran berbuat baik) dan tarhib (peringatan dari perbuatan jahat). Maksudnya seseorang akan bersama orang yang dicintainya, boleh jadi ia orang baik ataupun orang jahat. Maka, bagaimanakah keadaan orang yang cinta dunia yang hingga ia selalu bersamanya?
Kebersamaan yang disebabkan oleh rasa cinta di dapat secara mutlak. Akan tetapi, tidaklah mungkin ada rasa cinta kecuali mengikuti orang yang dicintainya dalam segala hal yang dilakukannya dan ditinggalkannya, sesuai dengan kemampuan.
Rasa cinta adalah pengakuan yang tidak diakui kecuali ada bukti muwafaqah (mengikuti orang yang dicintainya). Maka, barangsiapa mengaku mencintai seseorang, akan tetapi tidak mengikuti perbuatan dan keinganannya yang sanggup ia lakukan, tidak juga menolong orang yang ditolongnya, tidak memusuhi orang yang memusuhinya, maka akal akan mendustakan pengakuan ini.
Memang tidak diisyaratkan menyamai seluruh perbuatannya untuk mendapatkan kebersamaan dengan orang yang kita cintai. Karena berarti hal itu mencari kemiripan dengan orang yang memungkinkan bagi kita untuk menyerupainya.
Dari : Terjemahan Kitab Al-Nafais Al-'Ulumiyah;Fi Al-Masail Al-Shufiyyah
Kebersamaan yang disebabkan oleh rasa cinta di dapat secara mutlak. Akan tetapi, tidaklah mungkin ada rasa cinta kecuali mengikuti orang yang dicintainya dalam segala hal yang dilakukannya dan ditinggalkannya, sesuai dengan kemampuan.
Rasa cinta adalah pengakuan yang tidak diakui kecuali ada bukti muwafaqah (mengikuti orang yang dicintainya). Maka, barangsiapa mengaku mencintai seseorang, akan tetapi tidak mengikuti perbuatan dan keinganannya yang sanggup ia lakukan, tidak juga menolong orang yang ditolongnya, tidak memusuhi orang yang memusuhinya, maka akal akan mendustakan pengakuan ini.
Memang tidak diisyaratkan menyamai seluruh perbuatannya untuk mendapatkan kebersamaan dengan orang yang kita cintai. Karena berarti hal itu mencari kemiripan dengan orang yang memungkinkan bagi kita untuk menyerupainya.
Sekarang sudah engkau ketahui bahwa mahabbah (rasa cinta) tidak akan terjadi tanpa muwafaqah (mengikuti)."Ditulis oleh Dokumen Pemuda TQN Suryalaya
Dari : Terjemahan Kitab Al-Nafais Al-'Ulumiyah;Fi Al-Masail Al-Shufiyyah
Posting Komentar
Posting Komentar