Menu

TQN PP.Suryalaya

 


Azan dan Inqomat ialah
wujud Peringatan Ilahi.-
Hujjatul Islam Al-Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Rohiimahullahu Ta'ala berkata : "Apabila Anda mendengar panggilan sholat oleh muadzin maka berusahalah membayangkan hingar bingarnya teriakan di hari kiamat. Persiapkan diri Anda lahir dan batin untuk menjawab panggilan tersebut. Mereka yang segera menjawab panggilan tersebut niscaya akan menjadikan dirinya orang yang mendapat perlakuan lemah lembut di hari pembalasan nanti."

Adzan dan Iqomat adalah wujud "peringatan Ilahi" bagi para hamba-Nya untuk melakukan sholat. Sampai Nabi SAW mewajibkan umat untuk menjawab panggilan itu, dengan menirukan kalimat-kalimat adzan tersebut. Bahkan jeda waktu antara adzan dan iqomat, kita disunnahkan sholat sunnah dua rokaat, sebagaimana sabda Rosulullah SAW :
بين كل اذ نين صلاة لمن شاء 
Artinya : "Diantara dua adzan itu ada sholat, bagi yang mau mengerjakannya." [HR. Bukhori].
Yang dimaksud dengan dua adzan adalah adzan dan iqomat, dan sholat diantara keduanya adalah sholat sunnah qobliah.
Mengapa ada adzan dan iqomat sebelum sholat fardhu dimulai? Karena didalam Al-Qur'an sendiri disebutkan tiga pelaku sholat : 
PERTAMA : Para hamba yang diperintahkan sholat dengan kata perintah "aqimiish-sholah" sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur'an surah Thoha ayat 14 :
اننى أنا الله لا اله الا أنا فاعبدنى وأقم الصلوةلذكرى
Artinya : "Sesungguhnya Aku ini adalah (الله) tiada Tuhan selain Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku."
 Didalam surah Isro' ayat 78 juga disebutkan :
 أقم الصلوة لدلوك الشمس الى غسق اليل وقرءان الفجر ان قراء ن الفجر كان مشهودا
Artinya : "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat subuh) sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan oleh malaikat."
 (Ayat ini menerangkan waktu-waktu sholat yang lima. Tergelincir matahari untuk sholat zhuhur dan ashar, gelap malam untuk sholat maghrib dan isya).
Kata perintah ini juga terdapat dalam QS. Yunus, Huud, Luqman, dan Al-Ahzab.
Kemudian pada surah-surah lain seperti dalam surah al-Baqaroh, An-Nisa, al-An'am, al-A'raaf yang menggunakan kata perintah dengan bentuk jama' yakni ; Aqiimmush-sholah."
Masing-masing perintah baik dengan sasaran orang tunggal maupun jama' memiliki impresi yang berbeda, dengan etika dan adab yang secara keseluruhan menekankan bahwa adab sholat haruslah berhubungan dengan keikhlasan beribadah (sholat itu sendiri).
Ada perintah sholat yang berhubungan dengan :
1. waktu : الصلوة وقتها : Sholat tepat waktu.
2. Adab mengingat Allah SWT :
واذكرربك في نفسك تضرعاو خيفة ودون الجهرمن القول بالغدووالاصال ولاءكن من الغفلين
Artinya : " Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri serta penuh rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara (khofi), di waktu pagi dan petang. Dan janganlah engkau menjadi orang-orang yang lalai."
3. Menegakkan tauhidnya sholat agar tidak terjerumus dalam kemusyrikan :
 فمن كان يرجوالقاء ربه فليعمل عملا صلحاولايشرك بعبادة أحدا
Artinya : "Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah Ia mengerjakan amal sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya."
4. Tata cara sholat, dengan mengikuti tata cara Rosulullah SAW صل كام رأيتمني اصل
Artinya : "Sholatlah Anda sebagaimana Anda melihat saya sholat".
5. Informasi sholat yang mencegah fahsya' (perilaku buruk) dan kemungkaran : ان الصلوة تنهى عن الفحشا والمنكر
Artinya : "Sesungguhnya sholat itu mencegah fahsya' (perilaku buruk) dan kemungkaran".
Banyak hikmah dibalik perintah-perintah tersebut, sehingga diperlukannya adzan dan iqomat untuk mengingatkan kesadaran vertikal kita kepada Allah SWT. Kata iqomat sendiri juga berhubungan dengan kata penegakkan sholat. Selain kata perintah, juga ada kategori informasi bahwasanya sholat sholat siap di tegakkan.
KEDUA : Kata "Qo'im" (QS. Al-Imron ayat 39) yang identik dengan predikat "Muqiimush-sholah". Orang yang menegakkan/mendirikan sholat (QS. Al-Hajj : 35). Yaitu orang yang benar-benar menegakkan sholatnya sebagaimana doa-doa Nabiyullah Ibrohim a.s berikut ini : رب اجعلنى مقيم الصلوة ومنذريتي ربنا وتقبل دعاءArtinya : "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrohim : 40). 
Doa-doa Nabiyullah Ibrohim tersebut agar dirinya, anak cucu, dan keluarganya bisa menjadi "Muqiimush-sholah". Yaitu mereka yang mendirikan/menegakkan sholat dengan khusyu' , ikhlas, lillahi Ta'ala.
KETIGA : "Iqomush-sholah" (QS. Al-Anbiya' : 73. An-Nuur, 37) yang lebih memberikan gambaran para pelaku sholat sebagai ahli ibadah yang mencapai maqom 'abudah, yaitu ketika hamba sholat, hanya Allah yang dipandang (musyahadah), sebagaimana sabda Nabi SAW : 
ان تعبدالله كأنك تراه فان لم تكن تراه فانه يرك
Artinya : "Sholatlah Anda seolah-olah engkau melihat kepada-Nya. Namun jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihat engkau. (HR. Bukhori dan Muslim). 
Karena itu, jika kita merenungi makna yang terkandung didalam kalimat-kalimat adzan dan iqomat bisa kita uraikan sebagai berikut : 
Allahu Akbar Allahu Akbar (dua kali diulang)
Takbir adalah perjalanan terakhir dari kehambaan manusia kepada Allah SWT, pengakuan, amaliah, dan maqomat serta nuansa terdalam dari ruhaniyah manusia. Tetapi sekaligus juga awal kita menghadap Allah. Sehingga setiap sholat pun kita membaca Takbirotul ihrom sebagai pernyataan iman kita kepada Allah SWT. Bahkan setiap perubahan dari gerak-gerik sholat (takbir intiqal) kita ucapkan kalimat Takbir ini.
Asyhadu An-laa ilaaha illallah (dua kali diulang) Asyhadu Anna Muhammadarrosullullah (dua kali diulang)
Inilah kalimat Syahadatain (dua kalimat syahadat) ia adalah kalimat kepasrahan dan keislaman atas wujud keimanan kita. Dengan Syahadatain itulah kita memperbaharui iman kita setiap lima waktu sehari semalam. Lalu segala bentuk kemakhlukan di semesta jagad lahir dan batin kita haruslah terhapuskan agar tidak menjadi berhala ketika kita menghadap Allah SWT. Seluruh pengakuan iman kita ada dalam Syahadatain, yang harus segera kita wujudkan dalam praktik ibadah utama kita yaitu sholat. Jika mengingat Allah melalui musyahadah ( dan karena itu bunyi syahadat adalah "Asyhadu" , aku bersaksi) segalanya tiada yang ada hanya Yang Maha Ada, Allah SWT. Sedangkan syahadat kepada Nabi Muhammad sebagai Rosul Allah SWT merupakan sikap keimanan kita kepada Nubuwwah dan risalahnya, melalui inti cahaya Kenabian dan risalah Muhammad SAW. Karena melalui cahaya Nabi, kita mengenal Allah dan musyahadah kepada-Nya. Dan melalui cahaya Nabi pula Allah SWT memantulkan seluruh fadhal dan rahmat-Nya kepada kita.
Hayya 'Alash-sholaah (dua kali di ulang)
Lalu kita menghadap Allah dengan di awali Takbiratul ihrom dan di akhiri dengan salam. Marilah kita sholat. Marilah kita sholat. Allah SWT memanggil dengan cinta-Nya, kasih dan karunia-Nya. Sebab jika tidak memenuhi panggilanNya, kita akan kehilangan cinta dan fadhalNya.
Hayya 'Alal Falaah (dua kali di ulang)
Mari meraih kemenangan. Tidak ada kemenangan kecuali memenangkan sebuah pertarungan melawan hiruk pikuk makhluk (selain Allah) dalam jiwa kita, karena kemenangan sesungguhnya adalah kebersamaan kita dengan Allah. Karena dalam kemenangan itu terjadi penyatuan diri kita dalam musyahadah kepada Allah SWT. Dari Allah (minallah), kepada Allah (illallah), bersama Allah (ma'allah), di dalam Allah (fillah), hanya bagi Allah (lillah), dan menyandar total kepada Allah ('alallah).
Allahu Akbar (dua kali di ulang)
Takbir diulang kembali, menjelang akhir dari sebuah panggilan untuk memasuki kalimat Tauhid.
Laailaaha illallaah.
Tiada Tuhan selain Allah. Laa maqshuda illallaah, laa maujuda illallaah, laa ma'buda illallaah. Jika kalimat-kalimat adzan dan iqomat kita hayati, maka kita akan memasuki "Iqomatush-sholah" melalui panggilan iqomat untuk memasuki sholat, jelas jiwa kita sudah lebur dalam Ilahi. Itulah sebabnya Rosulullah SAW acapkali berkata kepada Bilal : "Nyamankanlah kami dengannya wahai Bilal" yakni adzan yang di ikuti dengan sholat, karena sholat adalah penyegar dan penyejuk jiwa bagi Beliau SAW. 
Dan tiada daya dan kekuatan, kecuali hanya Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung.

-Dari Dokumen No.299 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya

Posting Komentar

 
Top