Menteri Agama Republik Indonesia |
Banjarbaru (Pinmas)—Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan jika kerukunan umat beragama di Indonesia terjaga baik, jadi tidak benar jika ada yang mengatakan buruk atau bertambah buruk.
“Banyak pihak terutama dari luar negeri yang menyatakan kerukunan umat beragama di Indonesia buruk tetapi saya tegaskan itu tidak benar karena kerukunan umat beragama terjaga baik,” ujarnya di Banjarbaru, Kalsel, Kamis.
Ia menegaskan hal itu di depan ribuan pegawai lingkup Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalsel pada acara silaturahmi dan pembinaan pegawai di Asrama Haji Landasan Ulin Banjarbaru.
Ia mencontohkan tentang bukti terjaganya kerukunan umat beragama di Indonesia, yakni dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan keagamaan yang berjalan tertib, aman dan tanpa mengalami gangguan maupun hambatan.
Dicontohkan, kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur`an di Ambon yang merupakan daerah konflik antara umat Islam dan Kristen ternyata pelaksanaannya berjalan lancar tanpa hambatan dan gangguan.
“Bahkan pimpinan agama Kristen di sana meminjamkan kantor keuskupan yang masih baru untuk ditempati salah satu kontingen sehingga setiap hari bergema lantunan ayat Alquran disitu, sungguh luar biasa,” ungkapnya.
Contoh lain, sebut dia, pesta umat kristiani di Provinsi Sulawesi Tenggara yang juga berjalan lancar tanpa hambatan termasuk Musabaqah kitab Budha di Provinsi Kaltim yang tertib dan aman.
Dikatakan, terjaganya kerukunan antar umat beragama karena saling menghormati disamping memberi ruang bagi umat lain yang minoritas untuk menjalankan ibadah termasuk merayakan hari besar agama tersebut.
Bukti lain adalah setiap perayaan hari besar seperti Idul Fitri, Natal dan perayaan hari besar agama lain dihadiri dan turut dirayakan presiden, wapres para menteri dan pejabat negara lainnya.
“Setiap peringatan hari besar keagamaan juga ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk menghormati umat yang merayakannya sehingga sangat jauh berbeda dengan negara lain yang tidak ada libur,” ujarnya.
Ditekankan, konflik antar umat beragama merupakan hal yang biasa selama tidak dibesar-besarkan apalagi Indonesia meliputi beragam suku, dan adat istiadat jadi beda paham dan muncul konflik itu biasa.
“Rumah tangga saja sewaktu-waktu bisa muncul konflik antar anggota keluarga apalagi negara yang banyak rakyat sehingga itu hal biasa sepanjang tidak dibesar-besarkan,” katanya.
Ditambahkan, pihak yang bisa meredam konflik tersebut adalah tokoh agama dan tokoh masyarakat yang jangan mudah dihasut sehingga pengikutnya tidak terbawa pada perpecahan dalam satu agama (ant)
Diposting ulang oleh Dokumen Pemuda TQN Suryalaya
Sumber tulisan dan foto : kementerian agama RI
Posting Komentar
Posting Komentar