Abu Darda' berkata,"Orang yang tidak butuh kehidupan dunia adalah orang yang tidak berhak atas kehidupan dunia."
AL-Hasan mengatakan,"Betapa indahnya kehidupan ini bagi orang beriman karena ia menggunakannya untuk mempersiapkan bekal ke surga. Betapa buruk dunia ini bagi orang kafir, yang menggunakan dunia untuk mempersiapkan bekalnya ke neraka."
AL-Hasan mengatakan,"Di kehidupan dunia, orang beriman seperti seorang tahanan; melakukan yang terbaik untuk kebebasannya dan tidak merasa aman sampai ia bertemu Allah."
-qalbu yang selalu dzikirullah dan tak terpengaruh oleh dunia laksana mutiara di antara batu karang di lautan .- |
Di dunia kaum muslimin senantiasa berada dalam suasana jihad , kerja keras, sabar dan memaksa diri untuk selalu sabar setiap detak jantungnya.
Ibnu Mas'ud berkata,"Di kehidupan dunia ini, setiap orang adalah tamu dan kekayaan adalah pinjaman. Tamu akan berpisah dan pinjaman akan dikembalikan."
Salama bin Dinar berkata,"Barang-barang di akhirat adalah persediaan hari ini. Engkau harus membelinya sebanyak yang kamu bisa, karena suatu saat barang-barang itu tidak dijual dan kamu tidak bisa memilikinya lagi."
Pada hari kebangkitan hanya akan ada pembalasan dan perhitungan. Ketika matahari akhirat terbit hanya akan ada perhitungan tanpa amal dan kini dikehidupan dunia ini hanya ada amal tanpa perhitungan. Itulah sebabnya kita harus menggunakannya sebanyak mungkin untuk beramal baik sebelum semua berakhir, dan mempersiapkan diri menghadapi perhitungan sebelum kita ditanya tentangnya.
"Meski dunia itu menarik sedikit demi sedikit menjadi lebih cantik tapi pastikan hati anda tak berebut meski menampakkan muka dengan keindahan atribut kemudian mencampakkan Anda dari ketenangan hanya dengan omongan yang membanggakan di sisi Allah-lah kehidupan yang pasti di bawah perlindungan yang Maha Melindungi."
Imam AL-Hasan berkata-ketika menggambarkan orang-orang shalih,"Semoga Allah mengampuni mereka yang menganggap dunia sebagai barang titipan, mengembalikannya kepada orang yang menempatkannya bersama mereka dan kemudian meninggalkannya dengan sangat ringan."
Mengumpulkan keuntungan dunia dengan cara halal kemudian membelanjakannya di jalan yang halal pula merupakan ibadah yang membuat seseorang lebih dekat kepada Allah. Tetapi mencarinya dengan cara haram dan membelanjakannya dengan cara haram hanya akan mengantarkannya ke neraka.
Yahya bin Mu'adz berkata,"Saya tidak memerintahkan kamu untuk meninggalkan dunia, tetapi memerintahkan untuk meninggalkan dosa. Meninggalkan dunia adalah sebuah kebaikan sedang meninggalkan dosa adalah sebuah kewajiban. Maka, kebutuhanmu meninggalkan dosa lebih besar dibanding kebutuhanmu meninggalkan dunia."
Seorang laki-laki datang dan berkata kepada Yahya bin Mu'adz,"Kamu memang pecinta dunia !"
Yahya bin Mu'adz,"Katakan kepadaku ! Apakah ketaatan itu bisa dicapai dengan kehidupan atau kematian?"
Lelaki itu menjawab,"Tentu saja dengan kehidupan!"
Yahya bin Mu'adz,"Dan,katakan kepadaku! Apaka kehidupan itu bisa dicapai dengan makanan atau kelaparan?"
Si laki-laki,"Tentu saja dengan makanan!"
Yahya bin Mu'adz,"Dan katakanlah pula kepadaku! Makanan ini dari dunia atau dari akhirat?"
Lelaki itu menjawab,"Pasti dari dunia!"
Yahya bin Mu'adz,"Nah! Kalau begitu, bagaimana mungkin aku tidak mencintai dunia di mana makananku hanya ada di sana, yang dengan itu aku memperoleh kehidupan untuk melakukan ketaatan (kepada Allah) agar mendapatkan akhiratku?"
Kehidupan ini penuh dengan kenikmatan dan keberuntungan. Bumi sebagai tempat tinggal manusia, menyediakan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Semua itu adalah kebutuhan yang diperlukan manusia dalam perjalanannya untuk keharibaan Allah. Manusia tentu saja tidak dapat bekerja tanpa kebutuhan vital ini.
-Ditulis oleh Dokumen Pemuda TQN Suryalaya
Posting Komentar
Posting Komentar