1 Beberapa
Syarat Muadzin
A. Syarat Muadzin
(Orang yang Adzan):
1. Beragama Islam
2. Laki – laki
3. Sudah Tamyiz (Mumayyiz / Berakal)
B. Hal yang
Perlu Diperhatikan
a. Orang yang
mempunyai hadast Kecil dan Besar, Makruh menjadi Muadzin.
b. Adzan / Iqamah
dilakukan dengan berdiri Menghadap Kiblat.
c. Pada saat
adzan disunatkan mengeraskan suara supaya terdengar jauh. Sedangkan Iqamah
cukup di dengar oleh jemaah yang hadir.
d. Adzan dan Iqamah
dilakukan setelah masuk waktu sholat.
e. Kalimat Adzan
dan Iqamah diucapkan sambung menyambung , tidak boleh di selingi kalimat
lain atau berhenti lama. Dan diucapkan sesuai urutan yang ada.
f. Kaum wanita
tidak disunatkan Adzan, karena Adzan dilantunkan dengan suara keras. Sedangkan
mengeraskan suara bagi Kaum wanita adalah terlarang, sebab dikhawatirkan akan
mengakibatkan fitnah bagi yang mendengarkannya. Mereka jika hendak sholat cukup
mengucapkan Iqamah.
2 Mengucapkan“Allahu
Akbar Allahu Akbar” 4x
َعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ زَيْدِ
بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ رضي الله عنه قَالَ: ( طَافَ بِي -وَأَنَا نَائِمٌ- رَجُلٌ
فَقَالَ: تَقُولُ: "اَللَّهُ أَكْبَرَ اَللَّهِ أَكْبَرُ فَذَكَرَ اَلْآذَانَ
- بِتَرْبِيع اَلتَّكْبِيرِ بِغَيْرِ تَرْجِيعٍ وَالْإِقَامَةَ فُرَادَى إِلَّا
قَدْ قَامَتِ اَلصَّلَاةُ - قَالَ: فَلَمَّا أَصْبَحْتُ أَتَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: "إِنَّهَا لَرُؤْيَا حَقٍّ..." )
اَلْحَدِيثَ. أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
وَابْنُ خُزَيْمَةَ.
Abdullah Ibnu Zaid Ibnu Abdi Rabbih berkata: Waktu saya
tidur (saya bermimpi) ada seseorang mengelilingi saya seraya berkata:
Ucapkanlah "Allahu Akbar Allahu Akbar lalu ia mengucapkan adzan empat kali
tanpa pengulangan dan mengucapkan qomat sekali kecuali "qod Qoomatish
sholaat". Ia berkata: Ketika telah shubuh aku menghadap Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya ia adalah mimpi yang
benar." Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Shahih menurut
Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.
3 Penambahan
Dalam Adzan Subuh
َوَزَادَ أَحْمَدُ فِي آخِرِهِ
قِصَّةَ قَوْلِ بِلَالٍ فِي آذَانِ اَلْفَجْرِ: ( اَلصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ
اَلنَّوْمِ )
Ahmad menambahkan pada akhir hadits tentang kisah ucapan
Bilal dalam adzan Shubuh: "Shalat itu lebih baik daripada tidur."
َوَلِابْنِ خُزَيْمَةَ: عَنْ أَنَسٍ
قَالَ: ( مِنْ اَلسُّنَّةِ إِذَا قَالَ اَلْمُؤَذِّنُ فِي اَلْفَجْرِ: حَيٌّ عَلَى
اَلْفَلَاحِ قَالَ: اَلصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ اَلنَّوْمِ )
Menurut riwayat Ibnu Khuzaimah dari Anas r.a ia berkata:
Termasuk sunnah adalah bila muadzin pada waktu fajar telah membaca hayya 'alash
sholaah ia mengucapkan assholaatu khairum minan naum.
4 Menggenapkan
kalimat adzan dan Mengganjilkan Kalimat Iqomat
َوَعَنْ أَنَسِ]بْنِ مَالِكٍ] رضي الله عنه قَالَ: ( أُمِرَ بِلَالٌ أَنْ يَشْفَعَ
اَلْآذَانَ وَيُوتِرَ اَلْإِقَامَةَ إِلَّا اَلْإِقَامَةَ يَعْنِي قَوْلَهُ: قَدْ
قَامَتِ اَلصَّلَاةُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَلَمْ يَذْكُرْ مُسْلِمٌ
اَلِاسْتِثْنَاءَ
Anas Radliyallaahu 'anhu berkata: Bilal diperintahkan
untuk menggenapkan kalimat adzan dan mengganjilkan kalimat qomat kecuali
kalimat iqomat yakni qod qoomatish sholaah. Muttafaq Alaihi tetapi Muslim tidak
menyebut pengecualian.
َوَلِلنَّسَائِيِّ: ( أَمَرَ
اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِلَالاً )
Menurut riwayat Nasa'i: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam memerintahkan Bilal (untuk menggenapkan adzan dan mengganjilkan qomat).
5 Menjawab
Adzan
ََوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ
اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
إِذَا سَمِعْتُمْ اَلنِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ اَلْمُؤَذِّنُ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila engkau
sekalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin."
Muttafaq Alaihi.
ََوَلِمُسْلِمٍ: ( عَنْ عُمَرَ فِي
فَضْلِ اَلْقَوْلِ كَمَا يَقُولُ اَلْمُؤَذِّنُ كَلِمَةً كَلِمَةً سِوَى
اَلْحَيْعَلَتَيْنِ فَيَقُولُ: "لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا
بِاَللَّهِ" )
Menurut Riwayat Muslim dari Umar Radliyallaahu 'anhu
tentang keutamaan mengucapkan kalimat per kalimat sebagaimana yang diucapkan
oleh sang muadzin kecuali dua hai'alah (hayya 'alash sholaah dan hayya 'alal
falaah) maka hendaknya mengucapkan la haula wala quwwata illa billah.
6 Menyeru
Adzan Ketika Sholat
ََوَعَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ
رضي الله عنه قَالَ : قَالَ لَنَا اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ( وَإِذَا
حَضَرَتِ اَلصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ . . . ) اَلْحَدِيثَ
أَخْرَجَهُ اَلسَّبْعَةُ .
Dari Malik Ibnu Huwairits Radliyallaahu 'anhu bahwa dia
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda pada kami:
"Bila waktu shalat telah tiba maka hendaklah seseorang di antara kamu
menyeru adzan untukmu sekalian." Dikeluarkan oleh Imam Tujuh.
ََوَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِبِلَالٍ : ( إِذَا أَذَّنْتَ
فَتَرَسَّلْ وَإِذَا أَقَمْتُ فَاحْدُرْ وَاجْعَلْ بَيْنَ أَذَانِكَ
وَإِقَامَتِكَ قَدْرَ مَا يَفْرُغُ اَلْآكِلُ مِنْ أَكْلِهِ ) اَلْحَدِيثَ .
رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَضَعَّفَهُ .
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada Bilal: "Jika engkau menyeru
adzan perlambatlah dan jika engkau qomat percepatlah dan jadikanlah antara
adzan dan qomatmu itu kira-kira orang yang makan telah selesai dari
makannya." Hadits diriwayatkan dan dianggap lemah oleh Tirmidzi.
ََوَلَهُ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( لَا يُؤَذِّنُ
إِلَّا مُتَوَضِّئٌ ) وَضَعَّفَهُ أَيْضًا
Dalam riwayatnya pula dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak
diperkenankan adzan kecuali orang yang telah berwudlu." Hadits tersebut
juga dinilai lemah.
7 Berdoa
Setelah Adzan
ََوَعَنْ جَابِرٍ- رَضِيَ اَللَّهُ
عَنْهُ- أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( مَنْ قَالَ حِينَ
يَسْمَعُ اَلنِّدَاءَ : اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ اَلدَّعْوَةِ اَلتَّامَّةِ
وَالصَّلَاةِ اَلْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا اَلْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ
وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا اَلَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ
شَفَاعَتِي يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ ) أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ .
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang ketika
mendengar adzan berdoa: Allaahumma robba haadzihi da'watit taammati was
sholaatil qooimati aati Muhammadanil washiliilata wal fadliilata wab 'atshu
maqooman mahmuudal ladzi wa'adtahu (artinya: Ya Allah Tuhan panggilan yang
sempurna dan sholat yang ditegakkan berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan
dan bangunkanlah beliau dalam tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau
janjikan) maka dia akan memperoleh syafaat dariku pada hari Kiamat."
Dikeluarkan oleh Imam Empat.-
KEUTAMAAN ADZAN
-Adzan
merupakan panggilan yang disyariatkan sebagai penanda masuknya waktu shalat
fardhu bagi umat Islam. Berkaitan dengan pentingnya azan ini, Nabi SAW
menjelaskan beberapa keutamaannya, khususnya bagi orang-orang yang
mengumandangkan azan (muazin atau bilal).
Pertama, memperoleh kemuliaan spesial pada hari
kiamat. “Sesungguhnya para muadzin itu adalah orang yang paling 'panjang
lehernya' pada hari kiamat.” (HR Muslim, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Menurut ulama, maksud 'panjang leher' ini adalah
orang yang paling banyak pahalanya, paling banyak mengharapkan ampunan dari
Allah, paling bagus balasan amal perbuatannya, dan orang yang paling dekat
dengan Allah.
Kedua, mendapatkan ampunan, sebagai saksi dan
pahala yang berlipat ganda. “Orang yang adzan akan diampuni kesalahannya oleh
Allah sepanjang suaranya. Dan, akan menjadi saksi baginya segala apa yang ada
di bumi, baik yang kering ataupun yang basah. Sedangkan, orang yang menjadi
saksi shalat akan dicatat baginya pahala dua puluh lima shalat dan akan
diampuni darinya dosa-dosa antara keduanya.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i).
Ketiga, memperoleh jaminan surga. Abu Hurairah
berkata, “Suatu ketika, kami sedang berada bersama Rasul SAW, lalu kami melihat
Bilal mengumandangkan adzan. Setelah selesai, Rasulullah kemudian bersabda,
“Barang siapa mengatakan seperti ini dengan penuh keyakinan, maka dia dijamin
masuk surga.” (HR Nasa’i).
BEBERAPA HADIST LAINNYA
MENGENAI ADZAN
“Barang siapa yang azan selama 12 tahun, maka
wajib baginya mendapatkan surga. Setiap adzan yang dilakukannya setiap hari akan
mendapatkan 60 kebaikan. Dan dengan iqamahnya, ia dicatat mendapatkan 30
kebaikan.” (HR Ibnu Majah).
Apabila engkau sedang
mengurus kambing atau ditengah padang maka adzankanlah untuk menyerukan shalat
dan keraskanlah suaramu dengan seruan itum karena sesungguhnya jin manusia dan
apapun yang mendengar selama suara adzan itu pada hari kiamat nanti akan menjadi
saksi baginya (Riwayat bukhari)
Sabda rasulullah saw barang siapa yang lahir
anaknya maka adzankanlah pada telinga kanannya dan iqamahlah pada telinga
kirinya maka anak itu tidak dimudharatkan oleh jin (tidak kena penyakit
kanak-kanak (Diriwatkan dalam kitab Ibnu suni dari hasan bin ali)
Dari jabir bin samurah ia bercerita " Bilal
adzan apabila matahari telah tergelincir tidak dikuranginya lafadz adzan itu
kemudian ia belum iqamah sehingga nabi saw keluar apabila beliau telah keluar
barulah bilal iqamah yaitu setelah melihat beliau (riwayat ahmad dan muslim)
dari ibnu mas'ud.Sesungguhnya nabi saw telah
bersabda "janganlah terhalang salah seorang dari pada kamu dari makan sahu
karenba azannya Bilal, sesungguhnya bilal bila azan agar orang yang sedang
beramal kembali beristirahat, dan orang yang tidur agar bangun dan siap-siap
untuk shalat (Riwayat Jamaah kecuali tarmizi)
Rasulullah saw. telah berkata kepada abdullah
bin zaid ajarkanlah lafaz adzan kepada bilal, karena sesungguhnya suaranya lebih
keras dan lebih baik daripada suaramu(Riwayat abu dawud)
Dari anas bin malik ia berkata "rasulullah
telah berkata, ' Doa (permintaan ) di antara adzan dan iqamah tidak ditolak
(Riwayat ahmad , abu dawud, dan tirmizi)
Sabda rasulullah saw; apabila kamu mendengar
adzan, hendaklah kamu berkata seperti yang dikatakan oleh muazin(riwayat bukhari
dan muslim) pada rowayat muslim dikatakan, kecuali sewaktu mendengar
"Hayya alas-salah,hayya alal-falah, maka yang mendengar hendaklah berkata
la haula walaquwwata illa billah (Riwayat abu dawud)
Dari syahar bin husyab, "Sesungguhnya bilal
telah qamat. tatkala ia mengucapkan "Qad qamatis salah, rasulullah saw
menyebut aqamahallahu-waadamaha (Riwayat abud dawud)
Demikianlah di antara keistimewaan adzan. Seandainya manusia
mengetahui rahasia keistimewaan adzan, niscaya tak ada penghinaan dan pelecehan.
Sebaliknya, mereka akan berlomba-lomba untuk mengumandangkannya.
“Sekiranya orang-orang mengetahui akan rahasia keutamaan adzan dan rahasia shaf pertama, niscaya mereka akan berebutan meraihnya meski dengan cara mengundi. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu panasnya saat Zhuhur, niscaya mereka akan berebut mengerjakan shalat pada saat itu. Dan seandainya mereka mengetahui rahasia keutamaan yang ada pada waktu Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya untuk melakukan shalat keduanya walaupun harus dengan cara merangkak.” (HR Muslim).
Wallahua’lam
- Dari berbagai sumber
Posting Komentar
Posting Komentar