Menu

TQN PP.Suryalaya

 

(Oleh : Ajengan KH. Drs. Gholib Siregar)


Kita ditakdirkan berkumpul bersama di Masjid yang penuh dengan barokah ini dengan tekad dan niat yang sama. Berdasarkan al-Qur'an Surat al-Kahfi ayat : (109) : "Katakanlah kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".

Sepanjang sejarah umat manusia jangankan tinta sebanyak itu, setahu saya sebelum ada orang yang menghabiskan tinta 1 truk untuk menguraikan ayat-ayat Allah, kalau diibaratkan dengan lautan berapa ribu mil luasnya ? berapa truk ? Berapa truk atau mil saja kita tidak mengetahuinya apalagi jika dipakai untuk menerangkan ayat-ayat Allah. Sangat tidak pantas seorang hamba Allah mengagung-agungkan dirinya berilmu tinggi padahal ilmunya baru sedikit yang dimiliki menurut pandangan Allah, dinilai banyak menurut ukuran sesama manusia. Oleh karena saya mempunyai sedikit ilmu yang diperoleh dari Allah dan itu sangat tidak sempurna, maka pada kesempatan kali ini saya akan belajar bersama dengan hadirin mengenai 'Hikmah Hijrah' Tahun baru Hijriyah 1427 (sekarang 1434 H,red). Setelah saya membaca kitab Fathur Rahman bahwa di dalam al-Qur'an terdapat 27 macam ayat yang membicarakan masalah hijrah, jika dibahas satu persatu tentu tidak akan cukup dalam satu hari ini. Diantaranya ayat-ayat tersebut adalah :

1. Q.S. Al-Mu'minuun ayat : (28) 15. Q.S. Al-Ahzab ayat : (50)
2. Q.S. Al-Muddatstsir ayat : (5) 16. Q.S. An-Nisaa' ayat : (88)
3. Q.S. Maryam ayat : (46) 17. Q.S An-Nisaa' ayat : (99)
4. Q.S. Al-Muzzammil ayat : (10) 18. Q.S Al-Anfaal ayat : (72)
5. Q.S. An-Nisaa' ayat : (33) 19. Q.S An-Nisaa' ayat : (96)
6. Q.S. Al-Hujuraat ayat : (9) 20. Q.S Al-Furqaan ayat : (25)
7. Q.S. Al-Baqarah ayat : (218) 21. Q.S Al-'Ankabuut ayat : (26)
8. Q.S. Ali 'Imran ayat : (195) 22. Q.S At-Taubah ayat : (101)
9. Q.S. An-Nahl ayat : (141) 23. Q.S At-Taubah ayat : (80)
10. Q.S. Al-Hajj ayat : (58) 24. Q.S An-Nuur ayat : (22)
11. Q.S. Al-Anfaal ayat : (22) & (24) 25. Q.S Al-Ahzab ayat : (6)
12. Q.S. At-Taubah ayat : (21) 26. Q.S Al-Ahzab ayat : (8)
13. Q.S. Al-Anfaal ayat : (25) 27. Q.S Al-Mumtahanah ayat : (20).
14. Q.S. An-Nahl ayat : (110)
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas hijrah dengan mengambil sandaran dari al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat : (218):"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". 

Berhijrah di jalan Allah, karena mereka mengharapkan ridlo Allah dan karena mereka yakin bahwa Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Berbicara mengenai hijrah dalam kalimat hijrah terdapat dua makna yang sangat berarti bagi kita semua yaitu :

1. Makna Hijrah dalam arti sempit. Itulah pindahnya Nabi Muhammad SAW bersama shahabatnya dari Makkah ke Madinah hal itu terjadi 1.427 tahun yang lalu, apa sebabnya Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah? Salah satu inti penyebabnya adalah karena Nabi kita Muhammad beserta para Shahabatnya sedang asyik menyampaikan kepada manusia terhadap kalimat 'Laa ilaaha Illallah' itu pokok dan itulah yang menjadi penyebab utama, sehingga para shahabat Nabi ada yang disiksa di antaranya : Bilal (Budak Belia) yang kemudian di merdekakan oleh Nabi. Apa penyebabnya? Yaitu beriman kepada Allah SWT dan mengucapkan 'Laa Ilaaha Illallah' pada akhirnya dengan singkat Allah mengizinkan Nabi beserta shahabatnya untuk melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah dalam ayat itu dikatakan bahwa hijrah juga disebut jihad. Kalau dihubungkan dengan jihadnya seorang shahabat yang mengalami penyiksaan bertubi-tubi demi menegakkan kalimat 'Laa Ilaaha Illallah', lalu bagaimana dengan jihad kita sekarang ini ? Kita belum ada apa-apanya sama sekali dibanding dengan para shahabat, mungkin saja kita dicoba dengan serba kekurangan tetapi mungkin saja banyak orang yang tidak tahan terhadap cobaan yang menimpa dirinya, apalagi nyawanya yang terancam gara-gara menegakkan kalimat 'Laa Ilaaha Illallah'. Betapa hinanya kita ini? betapa tak berdayanya kita ini? untuk mengikuti beliau-beliau yang amat mulia tersebut Allahu Akbar-Allahu Akbar. Dan pada saat-saat itulah Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu dianggap baik oleh Allah dan Rasul-Nya, tetapi ada juga golongan yang kedua karena menyelamatkan harta dunianya, maka sampai disitulah dia dan ada lagi yang ketiga barangsiapa yang hijrahnya karena menyelamatkan perempuannya, maka dikawin itu perempuan, sampai situ pula lah dia".
Hadits tesebut menggambarkan 3 (tiga) macam kelompok manusia yang berhijrah bersama Nabi Muhammad SAW ketika itu. Tentunya yang terbaik adalah golongan yang pertama, kenapa? Karena yang kedua dan ketiga itu merupakan urusan dunia sehingga manusia banyak yang melupakan Allah dan Rasulnya. Mungkin ilustrasi itu tidak akan jauh dari berbagai macam manusia sekarang ini. Kemudian bagaimanakah sikap kita selanjutnya? Kita tinggal menafakkurinya mau karena Allah dan Rasul-Nya atau karena dunia. Mungkin secara jasad hijrahnya betul ia bersama Rasul, tetapi secara bathiniahnya tidak karena mengandung maksud-maksud tertentu ?. siapa yang tahu kan? Ternyata Rasulullah SAW menggambarkan seperti itu.
2. Baru sekarang kita mencoba untuk berbicara mengenai hijrah dalam arti luas. Hal tersebut hampir mencakup seluruh perikehidupan manusia di alam dunia yang fana ini. Hijrah dalam arti luas ialah perubahan dari sesuatu keadaan kepada keadaan yang lain atau kepada keadaan yang lebih baik. Ya bahasa istilah mahasiswa itu Reformasi dari yang baik kepada arah yang lebih baik lagi. Contohnya sekarang Negara Indonesia sedang mencoba untuk mereformasi dalam penegakkan hukum agar berjalan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. 
Tuan Syaikh menasehati putranya Abdurrozaq dalam salah satu manqobahnya, beliau mengatakan bahwa thorekat ini ditegakkan atas 8 (delapan) landasan pokok diantaranya adalah sifat yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS. Tuan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani mengungkapkan salah satu hadits Nabi Muhammad di dalam kitabnya Sirrul Asror : "Orang kikir tidak akan masuk surga walaupun ia ahli ibadah"

Kemudian apa hubungannya dengan kita? Kaitannya atau hubungannya adalah kita mengetahui banyak sekali manusia-manusia di dunia ini khususnya di Indonesia terdapat anak-anak yang kena busung lapar, lalu sampai dimanakah kita mengikuti jejak Rasul dan turut kepada Guru?
Maaf mungkin pada saat-saat ini kita masih perlu untuk berhijrah, kita tahu kan bahwa Pondok Pesantren Suryalaya yang kita cintai ini usianya sudah mencapai 100 tahun atau seabad, masih prihatin barangkali kalau kita melihat terhadap kepedulian kita kepada masalah Infaq dan Shodaqoh. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama, ikhwan wal akhwat TQN kan yang jumlahnya sudah banyak, bahkan berjuta-juta ikhwan, tetapi mana kepedulian kita untuk menyantuni faqir miskin dan anak yatim piatu dan lain-lain.

Sebagai contohnya lihatlah berbagai penderitaan saudara-saudara kita di Iraq, Afganistan, Iran dan Negara Islam yang lainnya. Apakah kita tidak terharu dan ikut membantu mereka? Ya sudah mengalami penderitaan dari berbagai Negara non Islam juga karena kemiskinan diri dalam bidang ekonomi dan IPTEK. Maka hijrah, hijrah, hijrahlah, ya kalau kita membiarkan mereka (saudara-saudara kita itu) habislah kita ini.
Marilah kita saling mengingatkan melalui mimbar ini, guru kita yang amat mulia Pangersa Abah Anom sudah sekian tahun menganjurkan kita sebagi ikhwan TQN untuk melakukan shalat sunat lidaf'il bala setelah ba'da Isya' dilanjutkan dengan khotamannya! 
Tetapi bagaimana kondisinya sekarang masih banyak para ikhwan yang belum mau untuk melaksanakan atau mengamalkan anjuran dari sang guru Mursyid Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin ra. 
Na'uzubillah tsumma na'uzubillah, disamping itu juga sudah banyak peringatan-peringatan dari Allah kepada kita yang tertuang dalam al-Qur'an. Kita jangan terlalu banyak main-main marilah kita merubah diri kita ke arah yang lebih baik. Al-Hamdulillah semoga kita semua mendapatkan hijrah untuk mengikuti firman Allah SWT, sunnah Nabi, sunnah wali mursyid, dan sunnah guru. Sehingga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT ...
Amiin Yaa Robbal 'Alaamiin.

(Sumber: www.suryalaya.org)

Posting Komentar

 
Top