Menu

TQN PP.Suryalaya

 


Kurang bercanda dapat membuat orang yang ramah berpaling darimu. Sahabat-sahabat pun akan menjauhimu.” Namun canda juga bisa berdampak negatif, yaitu apabila canda dilakukan melampaui batasdan keluar dari ketentuan Allah dan Rasul-Nya.Canda yang berlebihan juga dapat mematikanhati, mengurangi wibawa, dan dapat menimbulkan rasa dengki. 

Allah Swt. berfirman, Artinya: “Dan sesungguhnya Dia-lah yang membuat orang tertawa dan menangis”…. (QS An-Najm: 43).Menurut Ibnu ‘Abbas, berdasarkan ayat ini,canda dengan sesuatu yang baik adalah mubah(boleh). Rasulullah S.A.W. pun sesekali juga bercanda, tetapi Rasulullah S.A.W. tidak pernah berkata kecuali yang benar. Imam Ibnu Hajar al-Asqalany menjelaskan ayat di atas bahwa Allah Swt. telah menciptakan dalam diri manusia tertawa dan menangis. Karena itu silakanlah Anda tertawa dan menangis, namun tawa dan tangis kita harus sesuai dengan aturan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah S.A.W.  

Mungkin sebagian orang merasa aneh dengan pernyataan tersebut dan mencoba mengingkarinya, seperti yang pernah terjadi pada seseorang yang mendatangi Sufyan bin‘Uyainah rh. Orang itu berkata kepada Sufyan, “Canda adalah suatu keaiban (sesuatu yang harus diingkari).” Mendengar pernyataan itu Sufyan berkata,“Tidak demikian, justru canda sunnah hukumnya bagi orang yang membaguskan candanya dan menempatkan canda sesuaidengan situasi dan kondisi.” 

 KAIDAH FIQIH TERKAIT CANDA DAN HUMOR:

Berikut ini adalah kaidah fiqih terkait canda dan humor sebagai panduan agar canda dan humor bernilai dan berdampak positif dan tidak justru berdampak dan bernilai negatif seperti menimbulkan luka hati atau ketersinggungan orang lain.

1. Tidak menjadikan simbol-simbol Islam (tauhid, risalah, wahyu dan dien) sebagai bahan gurauan. Firman Allah: “Dan jika kamu tanyakan mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat- Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” …. (QS. at-Taubah:65)

2.  Jangan menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai alat untuk menjadikan orang lain tertawa, seperti April Mop di masa sekarang ini. Sabda Rasulullah saw: “Celakalah bagi orang yang berkata dengan berdusta untuk menjadikan orang lain tertawa. Celaka dia, celaka dia.”…. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim)

3. Jangan mengandung penghinaan, meremehkan dan merendahkan orang lain, kecuali yang bersangkutan mengizinkannya. Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok- olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok- olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) ; dan jangan pula wanita mengolok- olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) ; dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman..”…. (QS. al-Hujurat:11) “Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)

4. Tidak boleh menimbulkan kesedihan danketakutan terhadap orang muslim. Sabda Nabi saw: “Tidak halal bagi seseorang menakut-nakuti sesama muslim lainnya.” (HR. ath-thabrani) “Janganlah salah seorang di antara kamu mengambil barang saudaranya, baik dengan maksud bermain-main maupun bersungguh- sungguh.”…. (HR. Tirmidzi)

5. Jangan bergurau untuk urusan yang serius dan jangan tertawa dalam urusan yang seharusnya menangis. Tiap-tiap sesuatu ada tempatnya, tiap-tiap kondisi ada (cara dan macam) perkataannya sendiri. Allah mencela orang-orang musyrik yang tertawa ketika mendengarkan al-Qur’an padahal seharusnyamereka menangis, lalu firman-Nya: “Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu melengahkannya. ”…. (QS. an-Najm:59-61). Hendaklah gurauan itu dalam batas-batas yang diterima akal, sederhana dan seimbang, dapat diterima oleh fitrah yang sehat, diridhai akalyang lurus dan cocok dengan tata kehidupan masyarakat yang positif dan kreatif.

6. Islam tidak menyukai sifat berlebihan dan keterlaluan dalam segala hal, meskipun dalam urusan ibadah sekalipun. Dalam hal hiburan ini Rasulullah S.A.W. memberikan batasan dalam sabdanya; “Janganlah kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati.” (HR. Tirmidzi). “Berilah humor dalam perkataan dengan ukuran seperti Anda memberi garam dalam makanan.”…. (Ali ra.). 
“Sederhanalah engkau dalam bergurau, karena berlebihan dalam bergurau itu dapat menghilangkan harga diri dan menyebabkan orang- orang bodoh berani kepadamu, tetapi meninggalkan bergurau akan menjadikan kakunya persahabatan dan sepinya pergaulan.”…. (Sa’id bin Ash).

HUMOR DAN CANDA RASULULLAH SAW:

Beberapa riwayat humor dan canda Rasulullah S.A.W. berikut semoga dapat menjadi inspirasihumor yang sehat, cerdas, positif danmenyegarkan.

1. Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah S.A.W. dan dia meminta agar Rasulullah S.A.W. membantunya mencari unta untukmemindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamupindahkan barang-barangmu itu keanak unta di seberang sana”. Sahabat bingung bagaimana mungkinseekor anak unta dapat memikul bebanyang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidakada unta dewasa yang sekiranyasanggup memikul barang-barang kuini?” 
Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilanganak unta itu masih kecil, yang jelas diaadalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selainunta” Sahabat tersenyum dan dia-punmengerti canda Rasulullah. …. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan AtTirmidzi. Sanad sahih)

2. Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi,sesungguhnya di surga tidak adaperempuan tua”. Perempuan itu menangis mengingat nasibnya.
Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al Waaqi’ah ayat 35-37 “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari)dengan langsung, dan Kami jadikanmereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat AtTirmidzi, hadits hasan)

3. Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini seringmenyendiri menghabiskan hari-harinya digurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh kebelakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. 
Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membelibudak ini??” : “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah,engkau sungguh bernilai Zahir. Maud ibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah S.A.W.
(Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)

4. Suatu ketika, Rasulullah S.A.W. dan para sahabat ra. sedang ifthor. Hidangan pembuka puasa dengan kurma dan air putih. Dalam suasanahangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul isengnya.Ali ra mengumpulkan kulit kurma-nya dandiletakkan di tempat kulit kurma Rasulullah S.A.W. Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah saw sepertinyasangat lapar dengan adanya kulit kurma yanglebih banyak. Rasulullah saw yang sudah mengetahui keisengan Ali ra segera“membalas” Ali ra dengan mengatakan kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa? (antara Rasulullah S.A.W. dan Ali ra). Sedangkan tumpukan kurma milik Ali ra sendiri tak bersisa…. (HR. Bukhori,)

5. Aisyah RA berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah S.A.W. alam suatu perjalanan, saat itutubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ”Silakan kalian berjalan duluan!” Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Aku pun menyambut ajakan beliau danternyata aku dapat mendahului beliaudalam berlari. 
Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat disebutkan:”Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu.”- Suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. “Silakan kalian berjalanduluan.” Para sahabat pun kemudian berjalanlebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah,sedangkan keadaanku seperti ini?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.” Akupun melayani ajakan berlomba danternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, ” Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.” (HR Ahmad dan AbiDawud)

6. Rasulullah S.A.W. juga pernah bersabda kepada ‘Asiyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?” Beliau menjawab, ” Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu “Tidak demi Tuhan Muhammad” Akan tetapi jika engkau sedang marah,engkau akan bersumpah, “Tidak demi Tuhan Ibrahim!”. Aisyah pun menjawab, “Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja”….(HR Bukhari dan Muslim) 

Wallahu’alam Bisshawab.
Wabillahit Taufiq WalHidayah.

(Dokumen no.366 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya)

Posting Komentar

 
Top