-Khidmat Manakib di Pondok Pesantren Suryalaya bulan Oktober 2002- |
(Oleh : Ajengan KH. M. Zezen ZA Bazul Asyhab) |
Pada Setiap bulan kita berkumpul di Pondok Pesantren Suryalaya dalam rangka melaksanakan kegiatan sakral, yaitu Manakiban. Manakiban hurufnya ada lima; mim, nun, alif, qof dan ba. Masuk pada wajan mafaa’ilu. Jama taksir, mufrodnya manqob, bisa isim zaman bisa juga isim makan. Akar katanya naqbun artinya jalan di bukit. Jadi kalimat Manakib diterapkan pada riwayat hidup termasuk majas, menggunakan kalimat bukan pada tempatnya tetapi ada Ta’aluq atau kesamaan.
Ada riwayat hidup yang baik, ada juga riwayat hidup yang jelek, sah-sah saja disebut Manakib. Tetapi didorong oleh keperluan, misalnya anda ingin memperbaiki diri dari orang yang tidak baik menjadi orang yang baik, maka anda perlu mendengarkan riwayat orang-orang yang baik (orang-orang sholeh). Dikalangan Rifa’iyah yang dipakai adalah Manakibnya Syaikh Ahmad Kabir Arifa’i. Dikalangan Sajiliyah Manakibnya Syaikh Abi Hasan as- Sajili, dikalangan Tijaniyah Manakibnya Syaikh Abi Abas at-Tijani, dan dikalangan Qodiriyah adalah Manakibnya Tuan Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani. Tetapi semua wali mengakui kelebihan Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani.
Bukan dilebih-lebihkan oleh pengikutnya, jadi jangan menyalahkan kalau di tharikat yang lain ada yang memakai Manakibnya Tuan Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani. Manakiban disebut juga Majma’al Kho-irot, karena didalamnya terkumpul bermacam-macam kebaikan, faidah dan manfaat, diantaranya : Silaturohim ; Orang Sukabumi bertemu dengan orang Ciamis, orang Malaysia bertemu dengan orang Indonesia, orang Singapura bertemu dengan orang Singaparna. Mereka saling mengenal, saling menyapa dan bertukar pendapat. Sehingga dapat memperkokoh dan memperkukuh persatuan dan kesatuan umat Islam. Mendengarkan bacaan al-Qur'an ; Yang merupakan ibadah. Membaca sholawat bersama-sama. Musofahah ; Yang akan menambah erat Ukhuwah Islamiyah. Mendengarkan kisah orang-orang sholeh, agar diri kita termotivasi untuk jadi orang sholeh.
Juga masih banyak lagi faidah atau kebaikan-kebaikan yang lain, terutama adalah unsur ruhaniyah atau volume ruhaniyahnya yang sangat besar, sehingga dapat merubah sikap dan watak seseorang setelah mengikuti Manakiban.
Ada riwayat hidup yang baik, ada juga riwayat hidup yang jelek, sah-sah saja disebut Manakib. Tetapi didorong oleh keperluan, misalnya anda ingin memperbaiki diri dari orang yang tidak baik menjadi orang yang baik, maka anda perlu mendengarkan riwayat orang-orang yang baik (orang-orang sholeh). Dikalangan Rifa’iyah yang dipakai adalah Manakibnya Syaikh Ahmad Kabir Arifa’i. Dikalangan Sajiliyah Manakibnya Syaikh Abi Hasan as- Sajili, dikalangan Tijaniyah Manakibnya Syaikh Abi Abas at-Tijani, dan dikalangan Qodiriyah adalah Manakibnya Tuan Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani. Tetapi semua wali mengakui kelebihan Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani.
Bukan dilebih-lebihkan oleh pengikutnya, jadi jangan menyalahkan kalau di tharikat yang lain ada yang memakai Manakibnya Tuan Syaikh Abdul Qodir al-Jaelani. Manakiban disebut juga Majma’al Kho-irot, karena didalamnya terkumpul bermacam-macam kebaikan, faidah dan manfaat, diantaranya : Silaturohim ; Orang Sukabumi bertemu dengan orang Ciamis, orang Malaysia bertemu dengan orang Indonesia, orang Singapura bertemu dengan orang Singaparna. Mereka saling mengenal, saling menyapa dan bertukar pendapat. Sehingga dapat memperkokoh dan memperkukuh persatuan dan kesatuan umat Islam. Mendengarkan bacaan al-Qur'an ; Yang merupakan ibadah. Membaca sholawat bersama-sama. Musofahah ; Yang akan menambah erat Ukhuwah Islamiyah. Mendengarkan kisah orang-orang sholeh, agar diri kita termotivasi untuk jadi orang sholeh.
Juga masih banyak lagi faidah atau kebaikan-kebaikan yang lain, terutama adalah unsur ruhaniyah atau volume ruhaniyahnya yang sangat besar, sehingga dapat merubah sikap dan watak seseorang setelah mengikuti Manakiban.
(Sumber: www.suryalaya.org)
Posting Komentar
Posting Komentar