1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam
QS.2: 153: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak
terdapat dalam Al-Qur’an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46,
10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan isti’ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah
firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang
yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka…”
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam
QS. 2: 177: “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa.”
4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3:
146) Allah SWT berfirman : “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.”
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa
akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; “Dan
bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang
sabar.”
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur’an (13:
23 – 24); “(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): “Salamun `alaikum bima shabartum” (keselamatan bagi
kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat
kesudahan itu.”
Inilah diantara gambaran Al-Qur’an mengenai kesabaran. Gembaran-gambaran lain
mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat kita temukan pada
buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur’an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda
Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus
Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara
garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran
inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW
mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara
optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: “…barang siapa yang
mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya
seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW
mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan
lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu’min,
sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara
orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan
kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah
memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar
karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits
digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, “Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan
kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya.” (HR.
Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah
mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang
Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya
hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya
Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR.
Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah
menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa
Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun
orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah
haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, “Tidaklah
seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya
dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan
menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa
hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa
hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik
baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas
bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian
mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan
sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah,
teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan
wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran:
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada
Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari
Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah,
membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk
beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal
yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam
melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat
dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah
diperlukan beberapa hal,
1. Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu
kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya’.
- Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di
tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan
sunah-sunahnya.
- Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak
membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang
lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga
membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah
untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang
haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan
“menyenangkan”. Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang
“menyenangkan”.
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan
musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta,
kehilangan orang yang dicintai dan sebagainya.
-Status di Facebook Pemuda TQN Suryalaya.
(bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar