Penyanyi Muslim Inggris terkenal, Yusuf Islam melihat musiknya dan lagu-lagunya dapat menjadi sebuah jembatan antara dunia Muslim dan dunia Barat."Saya merasa bahwa saya telah diberi sebuah posisi dan tempat dalam dunia ini yang mana posisi tersebut cukup unik," Islam mengatakan pada CNN pada minggu, 25 November lalu.
"Fakta bahwa saya adalah seorang Barat oleh kelahiran saya dan bahwa saya adalah seorang Muslim pada waktu yang bersamaan – dan hidup dalam masa sekarang dimana sepertinya terdapat semacam sebuah gaya tarik pemecah dalam polaritas – dibutuhkan adanya jembatan-jembatan.
"Saya pikir musik merupakan satu diantara cara terbaik untuk menjembatani semua jarak tersebut."
Islam, yang sebelumnya dikenal sebagai Cat Stevens, melakukan konser pertamanya di Los Angeles minggu lalu, ini merupakan pertama kalinya ia di Amerika Serikat setelah 33 tahun.
Memainkan lagu-lagu baru dan lama selama lebih dari satu jam, musisi yang seorang muallaf tersebut menikmati taburan penonton yang kebanyakan para bintang.
"Anda tidak mengerti," Penyanyi dan penulis lagu Amerika Serikat, Michelle Branch dengan mata berair mengatakan.
"Saya belajar bagaimana memainkan gitar dengan buku lagu Cat Stevens!"
Cat Stevens (lahir dengan nama Stephen Demetre Georgiou, lahir di London, Inggris, 21 Juli 1948; umur 64 tahun, dan sekarang bernama Yusuf Islam) adalah seorang penulis lagu dan pemusik yang berasal Britania Raya.
Pada awal karier musiknya, Georgiou mengambil nama Cat Stevens. Sebagai Cat Stevens, ia berhasil menjual 40 juta album, kebanyakan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Lagu-lagunya yang paling populer termasuk "Morning Has Broken", "Peace Train", "Moonshadow", "Wild World", "Father and Son", "Matthew and Son", dan "Oh Very Young".
Stevens menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam pada tahun 1978 setelah mengalami near-death experience. Ia lalu mengambil nama Yusuf Islam dan menjadi seorang pendakwah vokal agamanya yang baru. Satu dasawarsa kemudian ada kontroversi ketika ia melontarkan pernyataan mendukung fatwa yang dikeluarkan menentang penulis Salman Rushdie, dan pada tahun 2004 namanya kembali dibicarakan lagi setelah ia ditolak masuk Amerika Serikat karena nama ditemukan pada sebuah daftar tidak boleh terbang (no-fly list). Ternyata terjadi kekeliruan dan yang dicari adalah orang lain bernama Youssouf Islam.
Yusuf Islam sekarang tinggal di London bersama istri dan lima anaknya di mana ia seorang anggota jamaah yang aktif. Ia mendirikan yayasan kemanusiaan Small Kindness yang mulanya menolong korban kelaparan di Afrika dan sekarang membantu ribuan anak yatim dan keluarga di Balkan, Indonesia, dan Irak. Islam juga mendirikan yayasan kemanusiaan Muslim Aid .
(dari berbagai sumber)
Posting Komentar
Posting Komentar