Menu

TQN PP.Suryalaya

 



Ada berbagai macam kesadaran. Hanya satu yang benar. Manusia tertidur, tetapi ia mesti bangun dengan cara yang benar. Ada sebuah kisah tentang Si Pandai yang bangunnya keliru. Ia merasa dirinya cerdik serta selalu bisa menangani segenap masalah dan yakin bahwa segala sesuatu hanya bisa diselesaikan dengan logika dan pikirannya.

Si Pandai ini datang ke sebuah kota besar, dan ia kebingungan melihat banyaknya orang di jalanan. Muncullah kekhawatirannya bahwa jika nanti ia tertidur dan bangun, ia tak bisa lagi menemukan dirinya di tengah kerumunan orang yang ramai. Karena itu, ia pun mengikatkan sebuah labu di mata kakinya agar ia bisa mengenali dirinya.

Seorang yang suka iseng, mengetahui apa yang dikerjakan Si Pandai, menanti hingga ia pulas tertidur. Dilepaskannya ikatan labu itu dari kaki Si Pandai lalu dikaitkannya ke kakinya sendiri. Ia pun berbaring di lantai dan tidur. Si Pandai bangun lebih dahulu dan melihat labu itu. 
Mula-mula disangkanya orang lain itu pasti dirinya sendiri. 
Tetapi kemudian, ia menyerang orang itu, sambil berteriak lantang, "Demi langit, kalau kau itu aku, lalu siapa dan mana pula aku!"

------------------------
Kisah ini, yang juga muncul dalam kumpulan lelucon Mulla Nasruddin yang terkenal di Asia Tengah sebagai Sufi Humoris (lihat kisah Nasruddin >di sini<), termuat dalam karya klasik spiritual Salaman dan Absal karya penulis dan ahli mistik abad kelima belas, Abdur-Rahtuan Jami. Ia datang dari Oxus dan wafat di Herat setelah mengukirkan namanya sebagai salah satu tokoh sastra terdepan dalam bahasa Persia. Hikayat ini menunjukkan seseorang yang terkelabui dengan dirinya sendiri sehingga pengetahuan sejati tertutupi dari dirinya .

(dari berbagai sumber)

Posting Komentar

 
Top