(Khidmat Manakib Nov.1999)
Apabila
kita teliti dan pelajari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw.,
maka Allah begitu teliti dalam membuat skenarionya. Bahkan dapat kita jadikan
pedoman dalam pendidikan Islam. Sebagai berikut :
Pertama
: Rasulullah Saw. Isra’ Mi’raj memakai kendaraan buroq,
yang dapat digambarkan dengan sebagai
dzikrullah.
Dan Mi’raj digambarkan dengan Tanbih. Apabila dzikir telah digabung dengan Tanbihnya, maka akan mampu mencetak manusia yang dapat menyelesaikan Isra’ Mi’raj.
Dan Mi’raj digambarkan dengan Tanbih. Apabila dzikir telah digabung dengan Tanbihnya, maka akan mampu mencetak manusia yang dapat menyelesaikan Isra’ Mi’raj.
Ini
terlihat dengan keilmuan yang tinggi, yang dijabarkan dalam Tanbih berupa “Ulah
aya carekeun agama jeung nagara”. Juga akhlaknya pun menjadi akhlak
sufi yaitu : “Kasaluhureun ulah nanduk jeung kasahandapeun ulah nyien
deleka culika henteu daek ngajenan”. Serta mereka dapat menjadi mandiri
sebagai ciri didikan Pangersa Abah agar murid-muridnya lebih banyak
memberi, tidak menjadi orang peminta-minta serta tidak hidup atas pemberian
orang lain.
Inilah
yang menjadi ciri khas pendidikan di Suryalaya, yang beda dengan
pendidikan-pendidikan lain di Indonesia yang hanya berorientasikan pada ilmu
tidak dibarengi dengan pendidikan akhlak. Hasilnya adalah tawuran,
mabuk-mabukan, dan kalau sudah menjadi pejabat menjadi koruptor dan
penipu. Bahkan menurut Prof. Dr. KH. Ahmad Tafsir bahwa pola
pendidikan Islam di negara kita ini adalah salah dan harus dibenahi.
Seharusnya
kalau bangsa Indonesia ingin menjadi bangsa yang baik, yang madani, maka
lembaga pendidikan di Indonesia harus mencetak manusia dengan tiga dimensi
utama tadi yaitu :
1. Ilmu
yang tinggi
2. Akhlak
sufi
3. Mampu
hidup mandiri.
Kedua :
Nabi Isra’ Mi’raj berhenti di lima lokasi, bisa digambarkan bahwa :
Ketiga dimensi di atas harus diimplementasikan dalam lima ciri khas yaitu
:
Ibadah
yang nyata dalam keseharian seperti di Pondok Pesantren Suryalaya dalam shalat
di awal waktu berjamaah.
Pendidikan
Akhlak
Ilmu
(science)
Pendidikan
Kerja (keterampilan)
Pendidikan
Kepemimpinan (leadership).
Insya
Allah, jika motto “Ilmu amaliah, amal ilmiah” diimplementasikan
dalam tiga dimensi di atas serta diberikan menu lima ciri khas pendidikan di
Pondok Pesantren Suryalaya, maka hasilnya adalah manusia yang ‘Multi
Purpose’(Multi Guna) yang dapat menjadi panutan ummat serta berguna bagi
nusa, bangsa dan agamanya.
Mudah-mudahan
seluruh anak didik Pondok Pesantren Suryalaya mendapatkan karomah dan
barokah Pangersa Abah. Amin.
(Sumber: http://www.suryalaya.org/ver2/manakib.html )
Posting Komentar
Posting Komentar