Kamis
lalu (02/05/2013), sejumlah orang menyerang makam Hujr bin Adi di Rif,
Damaskus. Jasad sahabat Nabi Muhammad S.A.W. yang menurut keterangan beberapa situs berita
masih utuh seperti awalnya itu dipindahkan ke tempat tak diketahui. Sebelumnya,
Menteri Luar Negeri Iran Ali-Akbar Salehi mengecam penodaan terhadap situs
makam sahabat Nabi Muhammad Saw, dan mendesak aksi internasional untuk melindungi
tempat-tempat suci umat Islam dan agama lainnya. Milisi teroris Suriah menyerbu
makam Hujr bin Adi di pinggiran Damaskus, dan memindahkan jenazahnya ke lokasi
yang tidak diketahui.
Salah
seorang Ulama Al Azhar melalui TV Al-Alam
mengatakan “Al Azhar mengutuk penistaan dan perlakuan tidak hormat terhadap
jasad-jasad orang yang sudah meninggal khususnya sahabat besar Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam. Pasalnya mereka memiliki derajat yang tinggi, dan Al Azhar
juga menentang sikap-sikap seperti ini. Itu perbuatan haram, terlebih jika
dilakukan terhadap makam sahabat Nabi Saw, Hujr bin Adi yang pernah bertemu
dengan Nabi Muhammad S.A.W. dan yang
kedudukan tingginya jelas bagi siapapun.”
Pihak
Basyar Al Assad menuduh kelompok-kelompok
teroris yang bergaris keras wahabi (didukung oleh Saudi Arabi dan Qatar)
yang melakukan perbuatan tersebut.
Hujr
bin Adi adalah salah seorang shahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam yang ikut dalam Perang Al Qadisiyah di masa Khalifah Umar bin Khatthab
dan berhasil menaklukkan daerah Maraj Al’ Adzra, daerah Persia.
Siapakah
Pendukung Kelompok Teroris Suriah?
SHABESTAN
— Setelah krisis Suriah mulai, setiap kelompok penentang pemerintah berusaha
untuk memperkuat diri mereka. Untuk itu, setiap dari mereka memberikan dukungan
penuh kepada setiap sayap penentang rezim Basyar Asad. Turki adalah pendukung
penuh terhadap para penentang yang berada di luar Suriah. Sementara itu, Arab
Saudi dan Qatar adalah pendukung asli kelompok Salafi dan kelompok radikal dari
sejak krisis Suriah meletus. Untuk itu, seluruh pemberontak dan kelompok
teroris selama dua tahun krisis Suriah telah banyak menerima bantuan-bantuan
finansial dan persenjataan dari para penentang Suriah di seluruh dunia.
Baru-baru
ini tersebar sebuah berita bahwa agen inteligen Arab Saudi yang berada di bawah
kontrol Bandar bin Sultan adalah pembela asli sebuah kelompok pemberontak dan
teroris yang dikenal dengan nama Jabhah Al-Nushroh. Kelompok teroris ini telah
banyak melakukan kejahatan mengerikan terhadap rakyat Suriah.
Jabhah
Al-Nushroh adalah sebuah kelompok militer di Suriah. Ketika Suriah sedang
menghadapi perang dalam negeri, kelompok ini mengumumkan keberadaannya. Dengan
radikalisme yang sangat parah, kelompok Jabhah Al-Nushroh telah merenggut
ketenangan dan kedamaian dari tangan rakyat Suriah.
Jabhah
Al-Nushroh adalah sebuah kelompok teroris yang memperoleh dukungan penuh juga
dari negara-negara Barat. Untungnya, kekuatan militer Suriah masih bisa
menghadapi kelompok takfiri ini dengan penuh gagah berani.
Pada
bulan Desember 2012, Amerika Serikat telah mengumumkan kepada dunia bahwa
Jabhah Al-Nushroh adalah sebuah kelompok teroris. Pada umumnya, para pemimpin
kelompok teoris di Suriah ini pernah mendekam dalam rumah tahanana Arab Saudi.
Setelah dibebaskan, mereka dikirimkan ke Suriah melalui jalur Turki dan
beberapa negara yang lain dengan tujuan supaya mereka menghisap darah rakyat
Suriah demi kepentingan para imperialis.
Dalam
laporan itu ini juga disebutkan bahwa para komandan militer di agen inteligen
Arab Saudi, melalui sebuah agen operasional di salah satu negara tetangga
Suriah, menjalin hubungan dengan Jabhah Al-Nushroh dan banyak memberikan
bantuan kepada para agen-agen kelompok ini. Sasaran yang harus dihancurkan
dalam setiap operasi teroris Jabhah Al-Nushroh ditentukan oleh para komandan
agen inteligen Arab Saudi. Mereka selalu mengontrol kejahatan-kejahatan yang
dilakukan oleh para anggota Jabhah Al-Nushroh terhadap rakyat Suriah.
Dua
penasihat militer dari Amerika dan Israel ikut berperan aktif dalam agen
inteligen Arab Saudi yang dikepalai oleh Bandar bin Sultan tersebut. Bandar
sendiri memiliki hubungan yang sangat erat dengan pusat-pusat inteligen di
Washington dan Tel Aviv.
Dari
sisi lain, pernyataan-pernyataan mantan kepala agen inteligen Arab Saudi supaya
kelompok-kelompok bersenjata di Suriah diberi bantuan persenjataan membongkar
niat dan maksud rezim Riyadh. Dari sejak permulaan krisis Suriah, Arab Saudi
memang sudah berusaha keras untuk menghancurkan Suriah. Sepertinya, para syekh
di istana Riyadh sedang berusaha keras untuk menutup-nutupi pergolakan dan
krisis sosial, ekonomi, dan kebangkitan rakyat di Arab Saudi. Tetapi harus kita
akui bahwa kebangkitan rakyat seperti ini lambat laun akan membuahkan hasil.
(Sumber:
republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/07/mmecho-khamenei-musuh-berniat-pecah-belah-islam
; shabestan.net/id/pages/?cid=10518 ; dan berbagai sumber)
Posting Komentar
Posting Komentar