Seorang ulama besar Sunni Suriah menjadi korban kekerasan yang menimpa negeri itu sejak dua tahun ini. Dunia Islam semakin prihatin dengan kondisi Suriah.
Kacau dan hancurnya Suriah serta sebagian besar wilayah Arab dewasa ini sebagaimana diisyaratkan oleh Rasulullah s.a.w. dalam sebuah riwayat Tirmidzi dari Thalhah bin Malik:
"Salah satu tanda dekatnya hari kiamat adalah hancurnya Arab." Imam As-Suyuthi dalam Al-Jami'ush Shagir (II/157) menilai hadis ini hasan.
(Prof.Dr.Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi) |
Parahnya kondisi Arab semakin jelas dengan wafatnya ulama Suriah Prof.Dr.Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi (84 Tahun) dalam sebuah serangan bom bunuh diri di Masjid Al Iman pada hari Kamis malam, 21 Maret 2013,dua bulan lalu. Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi tewas oleh serangan di sebuah masjid di Damaskus,"lapor stasiun Suriah seperti dikutip AFP Kamis. Al-Buthi wafat saat sedang memberikan pengajian pada sebuah masjid di wilayah Mazraah yang biasa ia isi dengan ceramah-ceramah menyejukkan di ibukota Suriah itu.
Tak hanya sang ulama yang menjadi korban termasuk pula cucu kesayangan Al-Buthi, Ahmad. Tercatat pula 84 orang yang luka-luka karena kondisi masjid saat itu tengah ramai jemaah yang ingin mendengarkan wejangan sang Syeikh, pelipur diri dari ketegangan politik.
Syeikh Ramadhan Al-Buthi adalah seorang ulama ahli fiqih dan tasawwuf yang memiliki pengaruh besar di Suriah dan beberapa negara lainnya. Al-Buthi bersama Ahmad Kaftaro, Ahmad Hassun, dan Wahbah Azzuhaili merupakan panutan dan rujukan kaum muslimin Suriah.
Al-Buthi seorang ahli fiqih yang semua jawabannya selalu mengacu pada pendapat fiqih. Jika dalam fiqih semua harus taat kepada pemerintahan seburuk apapun pemerintahan itu, maka tetap harus ditaati. Inilah yang membuat Al_Buthi dianggap pro-Assad (Pemerintah sah Suriah). Pemahaman dalam fiqih, penentang pemerintahan adalah bughat yang boleh diperangi dan dibasmi.
Al-Buthi memiliki pengaruh yang besar di kalangan cendikiawan muslim dan santri Indonesia.
Suriah adalah tujuan ketiga pelajar Indonesia memperdalam agama setelah Mesir dan Arab Saudi. Apalagi Al-Buthi memiliki arus pemikiran yang sama dengan mayoritas kaum muslim Indonesia.
Buku-bukunya banyak diterjemahkan di Indonesia. Salah satu bukunya yang banyak dibaca adalah Fiqhus Sirah. Di sini ia menulis tentang prinsip-prinsip hukum Islam melalui kerangka sejarah Hidup Rasulullah S.A.W. Buku setebal 508 halaman ini termasuk buku yang banyak dikaji di selruh dunia.
"Sesungguhnya seorang muslim tidak layak hanya menyebut mukjizat satu-satunya Rasulullah S.A.W. adalah Al-Qur'an sepanjang ia tidak mengingkari kemukjizatan Al-Qur'an itu sendiri,"tulisnya dalam pengantar Fiqhus Sirah edisi kedelapan terbitan tahun 1388 H atau 1968 M.
Ditulis ulang oleh Suriyanto AlMaliki
sumber: Majalah Risalah NU Edisi Mei 2013,
No.40/Thn VI/1434 H/2013
Posting Komentar
Posting Komentar