(sambungan dari bagian Ke-53) | AJARAN KE-54| SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI QS. BERKATA :
Barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya mengabaikan
dunia. Barangsiapa menghendaki Allah, maka wajib baginya mengabaikan kehidupan
akhirat. Ia harus mencampakkan kehidupan duniawinya demi Tuhannya.
Selama
keinginan, kesenangan dan upaya duniawi dan di dalam hatinya seperti makan,
minum, berpakaian, menikah, tempat tinggal, kendaraan, jabatan, ketinggian
dalam pengetahuan tentang lima pilar ibadah dan hadis dan penghafalan Al-Quran
dengan segala bacaan, bahasa dan retorikanya, begitu pula keinginan akan
lenyapnya kemiskinan, maujudnya kekayaan, berlalunya musibah, datangnya
kesenangan, hilangnya kesulitan dan datangnya kemudahan - jika keinginan
semacam itu masih bersemayam di dalam benak orang, maka itu tentu bukan seorang
saleh, kareana dalam segala hal ini ada kenikmatan bagi diri manusia dan
keselarasan dengan kehendak jasmani, kesenangan jiwa dan kecintaannya. Hal-hal
ini merupakan kehidupan duniawi, yang di dalamnya orang senang kebaikan, dan
dengannya orang mencoba mendapatkan kepuasan dan ketentraman jiwa.
Orang harus berupaya meniadakan hal-hal ini dari hatinya, dan mempersiapkan
diri untuk meniadakan semua ini dan mensirnakannya dari jiwa, dan berupaya
bersenang dalam peluruhan dan kemiskinan, sehingga tiada lagi di dalam hatinya
kesenangan mengisap biji kurma, sehingga pematangannya dari kehidupan duniawi
menjadi suci.
Bila ia telah menyempurnakannya, segala dukacita hatinya dan kecemasan benaknya
akan sirna, dan datanglah kepadanya kesenangan, kehidupan yang baik dan
keintiman dengan Allah, sebagaimana dikatakan oleh Nabi saw.: "Mengabaikan
dunia menimbulkan kebahagiaan hati dan jasmani."
Tapi selama masih ada di dalam hatinya kesenangan kepada dunia ini, maka
dukacita dan ketakutan tetap bersemayam di dalam hatinya, dan kehinaan
mengiringnya, begitu pula keterhijaban dari Allah Yang Maha perkasa lagi Maha
agung, oleh tabir tebal yang berlipat-lipat. Semua ini tidak beranjak, kecuali
melalui kecintaan akan dunia ini dan pemutusan darinya.
Ia harus mengabaikan kehidupan akhirat, agar tidak menghendaki kedudukan dan
derajat tinggi, pembantu-pembantu cantik, rumah-rumah, kendaraan, pakaian,
hiasan, makanan, minuman, dan hal-hal lain sejenisnya, yang disediakan oleh
Allah Yang Maha besar bagi hamba-hamba beriman-Nya.
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN KE-56
Posting Komentar
Posting Komentar