(sambungan dari bagian Ke-66) | AJARAN KE-67| SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI QS. BERKATA :
Bila kau bertanya melawan dan berhasil mengatasi diri, maka Allah
membangkitkannya kembali, dan ia menuntut darimu pemuasan keinginan, baik yang
diharamkan maupun yang dihalalkan, hingga kau berupaya lagi mengatasi diri,
sampai pahala tertulis bagimu begitu kau berupaya kembali. Inilah makna sabda
Nabi saw:
"Kita telah kembali dari jihad kecil, dan menuju jihad besar."
Ia berkata bahwa kembali berupaya mengatasi diri senantiasa terjadi. Dan inilah
makna firman Allah:
"Mengabdilah kepada Tuhanmu, hingga kepastian (kematian) datang
kepadamu." (QS.15:99)
Allah telah memerintahkan Nabi-Nya untuk mengabdi kepada-Nya. Hal ini
bertentangan dengan diri. Sebab semua pengabdian ditolak oleh diri yang
menginginkan sebaliknya, hingga datang kepastian (kematian). Bila ditanya:
"Bagaimana mungkin diri Nabi menolak pengabdian, padahal ia tidak punya
kedirian?" Allah berfirman: "Ia tidak berbicara dengan kehendaknya
sendiri, tapi dengan wahyu." (QS.53:84)
Ia mengalamatkan kepada nabi-Nya kata-kata ini, untuk mengukuhkan hal ini, dan
berlaku pula bagi pengikut-pengikutnya, hingga hari Kiamat. Dia menganugerahi
nabi-Nya daya mengatasi diri, hingga hal ini tidak merugikannya, tidak pula
mendorongnya berupaya mengatasi diri. Inilah pembeda antara dia dan
pengikut-pengikutnya. Bila seorang mukmin teguh dalam upaya spiritual, hingga
datang kematian, dan menemui Tuhannya, dengan pedang terhunus berlumuran darah
kedirian, maka Ia memberinya Syurga yang dijaminkan-Nya baginya, dengan
firman-Nya:
"Bagi yang takwa kepada Tuhannya, dan mencegah diri dari hawa nafsunya,
maka Syurgalah tempat tinggalnya." (QS.79:41)
Nah, bila Dia telah memasukkannya ke dalam syurga, maka Ia menjadikan syurga
itu tempat tinggal, tempat beristirahat dan tempat kembalinya, yang membuatnya
aman dari pemalingan kepada duniawi; dan Ia senantiasa melimpahkan baginya,
dari hari ke hari dan dari jam ke jam, rezeki dan akan mengkaruniainya segala
macam pakaian dan hiasan yang abadi, sebagaimana Ia memperbaharui, di dalam
dunia ini setiap hari setiap jam dan setiap detik, perjuangan melawan kedirian.
Sedang orang kafir, orang munafik dan pendosa, bila mereka telah berhenti
berjuang melawan kedirian mereka di dunia ini, kemudian mengikuti, bersekutu
dengan setan dan berbaur dengan aneka macam kekafiran, kemusyrikan dan hal-hal
seperti itu sampai kematian datang kepada mereka, sebelum mereka menjalankan
Islam dan bertaubat, maka Allah memasukkan mereka ke dalam neraka yang
disediakan bagi orang-orang kafir, sebagaimana firman-Nya:
"Peliharalah dirimu dari neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu,
yang disediakan bagi orang-orang kafir." (QS.2:24)
Setelah Dia memasukkan mereka ke dalamnya dan menjadikannya tempat kembali dan
tempat berteduh mereka, maka neraka itu membakar kulit dan daging mereka, dan
Ia mengganti kulit dan daging mereka dengan yang baru, sesuai dengan
firman-Nya:
"Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit
yang lain." (QS.4:56)
Ia, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, senantiasa memperlakukan mereka demikian,
disebabkan oleh penyekutuan mereka dengan kedirian mereka sendiri, di dunia
ini, dalam berbuat dosa. Penghuni-penghuni neraka senantiasa berganti kulit dan
daging, agar mereka tersiksa dan kesakitan. Sedang penghuni syurga senantiasa
dilimpahi rezeki, agar mereka senantiasa bersyukur. Hal ini dikarenakan
perjuangan mereka melawan kedirian mereka sendiri demi menyesuaikannya dengan
kehendak Allah dalam kehidupan di dunia ini, dan inilah yang dimaksud dalam
sabda Nabi saw: "Dunia ini adalah tanah garapan bagi akhirat."
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN KE-68
Posting Komentar
Posting Komentar