(sambungan dari bagian Ke-69) | AJARAN KE-70 | SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI QS. BERKATA :
Bagaimana baik bagimu berbangga akan kebajikanmu, padahal kau mengatakan bahwa
hal ini berasal dari kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah, melalui
pertolongan, daya, kehendak dan karunia-karunia-Nya? Begitu pula dengan
pencampakan dosa, hal ini dikarenakan oleh perlindungan dan pertolongan
dari-Nya. Bagaimana kau bisa tidak bersyukur atas hal itu dan tidak mengakui
semua rahmat ini yang berasal dari-Nya? Kenapa semangat ketidakpatuhan dan
ketidakacuhan ini, iaitu perasaan banggamu akan keberanian yang adalah milik
orang lain? Bila kau tidak dapat membunuh musuhmu tanpa bantuan beberapa orang
yang gagah-berani, yang menyerang musuhmu, sedang kau hanya menimbrunginya,
maka kau akan terbunuh bukannya musuhmu; juga kau tidak akan bermurah bila
tidak ada yang patut diberi kemurahan - jika demikian, kenapa kau bangga akan
kebajikanmu?
Jalan terbaik bagimu ialah bersyukur dan memuji sang penolong, senantiasa
memuji-Nya, dan menisbahkan segala pencapaianmu kepada-Nya dalam segala keadaan
kehidupanmu. Jika tidak, hal itu akan menjadi keburukan dan dosa. Bila
demikian, maka kau harus menisbahkan keburukan dan dosa kepada dirimu sendiri.
Kau harus menisbahkan kepada dirimu sendiri kezaliman, perilaku buruk dan
kesalahan untuk hal-hal ini daripada orang lain, sebab dirimu adalah tempat
keburukan dan ia memerintahkan segala keburukan dan ketidak-bergunaan. Jika
Dia, Yang Maha perkasa lagi Maha agung, adalah pencipta kebajikan dan upayamu,
maka kau adalah pembuat upaya, sedang Dia adalah Penciptanya. Inilah yang
dimaksudkan oleh perkataan orang-orang yang memperolehi ma'rifah:
"Tindakan akan datang, sedang kau tidak dapat mengelakannya."
Nabi saw. bersabda:
"Berbuat baiklah, mendekatlah kepada Allah, dan luruskanlah dirimu, sebab
bagi semua orang ada kemudahan."
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN KE-71
Posting Komentar
Posting Komentar