(sambungan dari bagian Ke-71) | AJARAN KE-72 | SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR AL-JAELANI QS. BERKATA :
Ada beberapa macam orang agama yang pergi ke pasar-pasar. Ada yang terkesima,
ketika melihat aneka barang di sana, dan hal ini menyebabkan kehancuran dan
pencampakan mereka akan agama mereka, dan membuat mereka mengikuti hawa nafsu
mereka jika Allah tidak memelihara mereka dengan kasih sayang, perlindungan dan
penganugerahan kesabaran oleh-Nya untuk melawan godaan-godaan ini; dengan
inilah mereka tetap selamat.
Ada yang ketika melihat hal-hal ini dan hampir terhancurkan, kembali kepada
nalar agama mereka, mengendalikan diri dengan sekuat daya dan menelan pahitnya
mencampakkan hal-hal itu. Mereka ini seperti prajurit-prajurit gagah berani di
jalan agama yang ditolong oleh Allah untuk mengendalikan diri. Allah
menganugerahi mereka kelimpahan pahala dan kehidupan ukhrawi.
Nabi saw. bersabda:"Tujuh puluh tindak kebajikan dicatat untuk seorang
mukmin yang mencampakkan dorong hawa nafsunya ketika ia dikuasai olehnya atau
ia menguasainya""Dan ada di antara mereka yang mendapatkan
kenikmatan-kenimatan ini dan karunia serta rahmat Allah dalam bentuk kelimpahan
kekayaan duniawi dan bersyukur kepada Allah Swt atas hal-hal itu"
Namun mereka tetap tidak memperhatikan kenikmatan-kenikmatan ini: mereka buta
terhadap segala suatu selain Allah Swt; maka mereka tidak melihat sesuatu pun
selain-Nya dan tuli terhadap sesuatu pun selain-Nya. Bila kau lihat orang-orang
semacam ini memasuki pasar, mereka akan berkata: "Kami tidak melihat
sesuatu pun". Ya mereka melihat hal-hal dengan mata mereka, bukan dengan
mata hati. Mereka melihat semua itu, tapi bukan dengan mata nafsu. Pandangan
itu adalah pandangan wujud, bukan pandangan hakikat. Itu adalah pandangan
lahiriah, bukan pandangan rohaniah. Mereka melihat secara lahiriah apa yang ada
di pasar, tapi hati mereka melihat Tuhan --kadang keagungan-Nya dan kadang
Kemurahan-Nya.
Ada yang, ketika mereka memasuki pasar, hati mereka penuh dengan kasih sayang
kepada orang di dalamnya karena Allah Swt. Rasa kasih sayang ini membuat mereka
bertafakkur dalam melihat hal-hal milik orang-orang ini dan yang di hadapan
mereka. Orang-orang semacam ini senantiasa, sejak masuk hingga keluar dari
pasar, berdoa dan memohon perlindungan dari Allah serta menjadi perantara bagi
orang-orang di pasar dengan sikap penuh kasih sayang. Hati-hati mereka berupaya
menguntungkan mereka dan mencegah kerugian mereka. Lidah-lidah mereka diberikan
senantiasa memuji Allah atas semua yang telah mereka berikan kepada mereka dari
rahmat dan karunia-Nya. Orang-orang semacam ini disebut pengawal-pengawal kota
dan abdi-abdi Allah. Bila kau mau kau dapat menyebut mereka orang
berilmu,badal, penyayang dan penahan yang tersembunyi dan yang tampak, yang
dicintai-Nya dan khalifah-Nya di bumi bagi hamba-hamba-Nya, duta-Nya dan
pelaksana kebajikan-Nya. Orang-orang semacam ini, dapat dikatakan, sebagai batu
filosof. Ridha dan rahmat Allah ada pada orang-orang semacam ini dan pada orang
yang telah menghadapkan wajahnya kepada Allah dan yang mencapai puncak
singkapan rohani.
INSYA
ALLAH BERSAMBUNG KE BAGIAN KE-73
Posting Komentar
Posting Komentar