Madinah
(Pinmas) - Delapan tahun mengabdi sebagai penyuluh (pembimbing-red) agama pada
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kerja keras Dedi Zulharman pun membuahkan
hasil. Lewat dakwah inklusi yang dilakukannya kepada para narapidana di lapas
Tasikmalaya, Dedi Zulharman dinobatkan sebagai penyuluh agama terbaik nasional
pada tahun 2012.
“Tidak hanya
membimbing majelis ta’lim saja, narapidana pun saya datangi untuk dibimbing
agar mau bertaubat,” ucap Dedi disela-sela kesibukannya sebagai bagian dari
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah yang ditugaskan melayani
jamaah di sektor I.
Dedi berkisah
bahwa dirinya pernah membimbing seorang residivis pencurian dengan kekerasan
yang bernama Yayat. Menurut Dedi, Yayat sudah tiga belas kali masuk penjara.
Bahkan menurut pengakuan Yayat, dirinya pernah membunuh. “Alhamdulillah
sekarang saya diberi amanah melayani tamu-tamu Allah,” ujar Dedi.
“Mungkin semua ini
doa dari Ibu saya,” kenang Dedi.
Sambil
meneteskan air mata, Dedi melanjutkan ceritanya kepada Media Center Haji (MCH),
Minggu (15/09), bahwa ibunya meninggal ketika akan berangkat. “Ibu saya
meninggal dalam keadaan salat di dalam masjid dan dalam kondisi sedang
menjalankan ibadah puasa sunah. Mungkin ini jawaban atas doa ibu saya. Ini
merupakan kenikmatan yang sungguh luar biasa,” ujar Dedi.
“Menjadi petugas
haji membuat saya dapat berkenalan dengan orang dari beragam latar belakang,
etnis, serta suku di Indonesia. Saya jadi bisa mengenal lebih jauh
karakteristik manusia dari beragam strata sosial, pendidikan, dan lain
sebagainya,” tutup Dedi dengan mata berkaca-kaca sembari beranjak menyambut
kedatangan Kloter 14 SOC yang baru tiba dari Jeddah.
Sumber: kemenag.go.id/
Posting Komentar
Posting Komentar