Marilah
di awal tahun hijriyah ini kita tingkatkan ketaqwaan kita dengan mengingatkan diri kita
akan berbagai kesalahan yang telah kita kerjakan dan bertekad untuk tidak
terulangnya pada tahun mendatang.
Imam Qusyairi pernah menyatakan delapan hal
yang dapat menghantarkan seseorang menuju ketaqwaan:
الحمد
لله على نعمه فى أول الشهر من السنة الهجرة التامة, الذى جعل هذا اليوم من أعظم الأيام
الرحمة, أحمده حمد الحامدين, واستعينه أنه خيرالمعين, وأتوكل عليه انه ثقة
المتوكلين أشهد أن لااله الا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
المجتبى وسيد الورى رحمة للعالمين. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه
اجمعين وسلم تسليما كثيرا...اما بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته
ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah
Tidak
terasa tahun akan segera berganti. Alhamdulillah kita masih dapat bersama-sama
menjalankan shalat Jum’at di tahun 1435 H. ini. Marilah di awal tahun
kita tingkatkan ketaqwaan kita dengan mengingatkan diri kita akan berbagai
kesalahan yang telah kita kerjakan dan bertekad untuk tidak terulangnya pada
tahun mendatang. Imam Qusyairi pernah menyatakan delapan hal yang dapat
menghantarkan seseorang menuju ketaqwaan, yaitu:
Pertama, At-Takharruzu
anil Makhawifi menjaga diri dari segala sesuatu yang ditakuti.
Diantara hal yang ditakuti adalah siksa kubur dan siksa neraka. Dengan kata
lain At-Takharruzu ‘anil Makhawifiadalah menghindarkan diri dari
berbagai hal yang menyebabkan diri kita terseret ke dalam neraka. Dan juga
menghidar dari segala yang menyebabkan diri tersiksa di alam kubur.
Diantara
beberapa hal yang menyebabkan seseorang tersiksa di alam kubur adalah masalah-masalah
yang dianggap sepel tetapi memiliki efek cukup besar. Dengan jelas diterangkan
oleh Rasulullah saw bahwa kebanykan orang disiksa kubur karena menyepelekan
percikan air kencing.
Artinya,
air kencing yang samar di mata, tetaplah najis. sekecil apapun titikan air itu
jika mengenai pakaian tentunya akan merusak shalat kita, jika pakaian itu
dikenakan dalam shalat.
Hal
lain yang juga menyebabkan siksa kubur adalah kebiasaan mengambil ‘mengutil
atau bahasa Jakartanya ngembat’ barang yang bukan haknya. Seperti mengambil
sandal yang dianggap tidak terpakai dari masjid atau mengambil bunga milik
kelurahan atau RW untuk ditanam di rumah sendiri tanpa sepengatahuan yang
berwenang. Dua kasus berikut akan menggambarkan penyebab siksa kubur.
Pertama kisah dari Nabi Isa
ketika beliau sedang berjalan melewati sebuah kuburan. Terdengar suara orang
meregang kesakitan. Dengan mu’jizat yang dimilikinya, Nabi Isa pun kemudian
menghidupkan kembali orang yang berada di dalam kubur tersebut. Lalu beliau
bertanya “apakah kesalahan yang engkau perbuat, sehingga Allah menyiksamu di
alam kubur seperti itu?”
Lelaki
itupun menjawab “semenjak kedatanganku dalam kubur ini, Aku telah mendapat
siksa yang pedih akibat dari kelakuanku mengambil kayu yang bukan milikku”.
“Seberapa
banyak engkau mengambilnya?” pertanyaan nabi Isa. Lelaki itu kemudian menjawab
“tidak lebih besar dari sisa maknan yang menyelip di dalam gigi”.
Cerita kedua dari
Qirqiroh seorang yang telah dianggap anak oleh Rasulullah saw. Begitulah ia
dididik oleh lingkungan keluarga Rasulullah saw. belajar bergaul dan
belajar agama dari Rasulullah saw. Oleh karena itulah ia dipercaya menjadi
scurity, menjaga gudang tempat penyimpanan barang-barang rampasan perang.
Anehnya ketika datang berita kematiannya Rasulullah malah menjawab ‘huwa
finnar’ dia berada di neraka. Ternyata setelah diusut, Qirqirah pernah
mengambil selimut dari gudang tersebut.
Demikianlah
langkah pertama menuju ketaqwaan dengan menghindari dan menahan diri dari
keinginan memiliki. Apalagi memiliki barang yang bukan miliknya.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah
Kedua, at-Tasmir
Lilwadhoifi semangat melaksanakan tugas-tugas keagamaan. Artinya giat
menjalankan ibadah. Tentunya sesuai dengan kondisi masing-masing. Bagi pelajar
giat mencari ilmu, bagi karyawan giat bekerja sesuai tugas, bagi seorang hakim
semangat dengan keadilannya, bagi pejabat dan pemimpin amanah dengan
kepemimpinannya. Kesemuanya itu jika diniatkan sebagai ibadah merupakan amal
yang sangat berharga.
Ibadah
sebagai mana diterangkan oleh sebagian ulama cabangnya ada tujuh puluh tujuh.
Mulai dari membaca syahadat hingga mengambil duri dari tengah jalan demi
keselamatan orang banyak. Semangat inilah yang akan mengantarkan kita menjadi
orang yang bertaqwa
Ketiga,
Hifdhul Hawasi menjaga
panca indera. Sesungguhnya berbagai macam godaan setan kepada manusia itu masuk
melalui pintu panca indera. Mata, telinga, mulut, hidung dan juga kulit. Jika
tidak dijaga dengan ketat semuanya bisa menjadi jalur masuknya godaan-godaan
setan.
Keempat,
Addul Anfas yaitu menghitung
nafas. Memang treatmen keempat jika tidak difahami akan terasa aneh. Untuk
apakah seseorang menghitung nafas. Lantas jikalau sudah terhitung mau apalagi?
Bukan, bukan sekedar menghitung yang dianjurkan, tetapi menghitung sambil
berpikir.
Saudara
Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia,
Bahwasannya
nafas yang telah masuk dan keluar tidak akan pernah masuk kembali. Artinya
udara yang kita hirup tidak pernah persis sama datang untuk kedua kali. Bersama
dengan kepergiannya telah berkurang umur kita. udara itu seolah membawa
sebagain nyawa kita, menggerogoti kehidupan kita, detik demi detik. Dulu semasa
kita masih berumur 20 tahun sisa umur kita masih panjang. Tapi tak terasa nafas
yang datang dan pergi tiap saat itu seakan ‘menambah’ umur kita menginjak 60
tahun. Dan sisanya pastilah tidak seberapa.
Oleh
karena nafas sangatlah berharga. Umur itu bagaikan mutiara yang tak ternilai.
Hanya orang-orang bodoh yang mau menukarkan mutiaranya dengan barang-barang
rongsokan. Semalam suntuk di dalam diskotik menikmati sampah-sampah hiburan.
Berminggu-minggu di atas kapal pesiar memuaskan kesenangan dengan berpoya-poya.
Na’udzubillah mindzlik. Atau berjam-jam di depan televisi memperhatikan gosip
selebritis sedangkan adzan magrib sudah berganti dengan adzan isya?
Memang
di saat orang masih sehat, masih hidup nafas seolah menjadi barang murahan.
Tetapi ketika ajal menjelang, nafas sekali sungguh berharga. Karena sekali itu
kesempatan dapat diisi dengan tiga kali kata Allah, Allah, Allah kunci
keselamatan di akherat nanti. Sayangnya pada saat itu seberapa banyak uang yang
kau miliki, tidak akan mampu membayar satu kali nafaspun.
Oleh
karena itulah para sufi mengingatkan bahwa:
أفضال
الطاعة حفظ الأنفس, دخولها وخروجها بذكر الله
Bahwa
lebih utama-utamanya tha’at kepada Allah adalah menjaga nafas. Yakni masuk dan
keluarnya disertai dengan dzikir kepada-Nya.
Kelima, Tanzihul Waqti an
Mujibatil Mu’zi artinya menjaga waktu
agar senantiasa bersih dari berbagai hal yang mendatangkan siksa Allah swt.
Entah itu bersih dari dosa, maksyiat dan berbagai macam kesalahan. Dan
mengisinya dengan segala kebaikan.
Itulah langkah selanjutnya yaitu keenam Hifdhul
Birr yaitu menjaga kebaikan. Maksudnya menjaga diri agar selalu
berbuat baik. karena kebaikan itulah yang akan menghantarkan kita pada
kesuksesan bertaqwa, demi keselamatan di dunia maupun di akherat nanti.
Awal
tahun yang telah tiba adalah momen yang sangat baik untuk diri kita
mengawali langkah bertekad menjaga waktu demi waktu dari segala kemaksiatan.
Ada baiknya sejenak sebelum tidur, sebelum mata terpejam kita menghitung dosa
yang telah kita lakukan. Selanjutnya setelah bangun tidur bertekad untuk tidak
mengulanginya di tahun baru ini.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimkamullah
Maka
secara otomatis ketika kita telah melakukan tanzihul waqti an mujibatil
mu’zhi dan hifdzul birr, maka langkah ketujuh, Tarkul
Wizri Meninggalkan berbagai kesalahan dan dosa.
Dan
yang terakhir (ke-8) adalah Al-Ikhtima’ at-Tam ‘amma Yuskhitul
Maula yaitu diet menghindar dengan sepenuh hati apa yang dimurkai
Allah swt. Diet disini dimaknai dengan usaha penuh kesadaran meninggalkan yang
menyebabkan dosa.
Dalam
usaha semacam ini dipraktekkan dengan melakukan uzlah yaitu
mengasingkan diri dari dunia ramai, dengan tujuan agar terhindar dari dosa.
Karena mayoritas dosa itu datangnya dari persinggungan kita dengan
keramaian. Bukankah seseorang akan cenderung diam ketika sendiri dan cenderung
membicarakan orang lain jika bertemu teman?
Demikianlah
khutbah jum’ah kali ini semoga Allah memberikan kesadaran kita semua di
awal tahun ini akan segala kesalahan dan dosa di masa lalu. Sebagaimana perkataan
seorang sufi kemaksiatan yang diikuti dengan kesadaran dan merasa bersalah
lebih baik dari pada ibadah dan amal saleh yang membuat orang bangga dan
sombong.
اللهم
ربنا اصرف عنا عذاب جهنم إن عذابها كان غراما, إنها سائت مستقرومقاما, ربنا هب لنا
من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما, بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Sumber: nu.or.id
Posting Komentar
Posting Komentar