Ciborelang, NU Online-
Rebo wekasan atau Rabu terakhir pada bulan Shafar yang diyakini sebagai malam
atau hari diturunkannya bala bencana dan musibah oleh Allah SWT ke bumi
diperingati santri-santri Al-Mizan dengan menggelar berbagai kegiatan mulai
dari baca Al-Quran surat yasin, shalawat, doa, pembuatan wafaq, dan tahajud
bersama bertempat di masjid Al-Mizan.
Menurut Ustadz Edi Karna, kegiatan ini merupakan acara rutin tahunan yang
diadakan di Al-Mizan yaitu setiap Rabu atau malam Rabu terakhir bulan Shafar.
Maksud dan tujuannya adalah sebagai ikhtiar memohon kepada Allah SWT agar kita
semua terhindar dari segala bala dan bencana.
"Apalagi, akhir-akhir ini baik di negeri kita maupun di luar negeri sering
terjadi bencana, apa itu bencana banjir, kebakaran, penyakit, korupsi, dan
bencana politik," katanya mewakili pengasuh.
Ritual tersebut dimulai setelah shalat maghrib berjamaah dilanjutkan dengan
wirid, shalat sunat ba’diyah, baca surat yasin, shalawat, doa, dan pembuatan
wafaq/azimat yang dilaksanakan setelah shalat Isya. Sedangkan tahajud bersama
dilaksanakan pada pertiga malam yaitu sekitar jam 1-2 malam.
Ditanya tentang apa itu Rebo Wekasan dan bagaimana ceritanya, Edi mengatakan,
dalam kitab Kanzun Najah Was-Suraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar
Al-Imam`Abdul Hamid Quds (Mufti dan Imam Masjidil Haram) menceritakan bahwa
banyak Awliya Allah (para kekasih Allah) yang mempunyai pengetahuan spiritual
yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun Allah menurunkan 320.000
macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu
terakhir di bulan Shafar, yang dikenal dengan Rabu Wekasan.
"Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang
tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat (Nawafil, sunnah),
di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu
surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali;
lalu setelah salam membaca do’a, maka Allah dengan kemurahan-Nya akan
menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu
sampai sempurna setahun”, jelasnya.
Begitu juga dalam kitab Nihayat az-Zayn Syarah atau penjelasan
dari kitab matan fiqih Qurrotul ’Ain karangan Syaikh Nawawi
Al-Jaawi, al-Bantani, dikatakan, barang siapa yang menulis ayat salamah tujuh
yaitu tujuh ayat Alqur’an yang diawali dengan lafal Salaamun
Qoulammirrobirrohim, Salaamun ’ala nuuhin fil’aalamiin, Salaamun ’ala ibrohiim,
Salaamun ’ala muusa wa harun, Salaamun ’ala ilyaasiin, Salaamun ’alaikum
thibtum fadkhuluuha khoolidiin, Salaamun hiya hattaa mathla’il fajr,
kemudian tulisan tersebut dilebur/direndam dengan air, maka barang siapa yang
mau meminum air tersebut akan diselamatkan dari baliyyah/bala’ yang
diturunkan.
Sedangkan istilah Rebo Wekasan sendiri terdiri dari dua kata yaitu rebo dan
wekasan. Rebo berarti hari Rabu sedangkan wekasan berarti terakhir. Dalam
masyarakat Jawa ada juga yang menyebut wekasan dengan kata pungkasan
(terakhir), dan kasan diambil dari kata hasan yang berarti bagus atau spesial..
pungkasnya.
Demikian dilansir Al-Mizan Online.
Sumber: nu.or.id
Posting Komentar
Posting Komentar