Menu

TQN PP.Suryalaya

 

(Tinjauan dan Analisis dari Sayyidi Syaikh Abdul Qodir AlJailani qs.)

Seluruh umat Islam meyakini bahwa Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muththalib ibn Hasyim adalah Rasul Utusan Allah, pemimpin para rasul dan pemuncak dari para nabi. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia dan termasuk bangsa jin secara luas, sebagaimana firman Allah SWT.: 
"Dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya". (tarjamah QS. As Saba' ayat 28). 
Firman Allah SWt. lagi:
"dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam ".(tarjamah QS.Al Anbiya' ayat 107)
Dalam hadits riwayat Abu Umamah ra. Nabi s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya Allah memberiku keutamaan di atas para Nabi dengan empat hal: (Salah sarunya) aku diutus untuk segenap manusia." dan seterusnya... (HR.At-Tirmidzi  1553)
Nabi Muhammad s.a.w. diberi sejumlah mukjizat yang juga diberikan kepada nabi-nabi lainnya dan ditambah dengan mukjizat-mukjizat lain yang menurut hitungan kalangan ahli ilmu mencapai 1.000 mukjizat. 
Salah satu mukjizat terbesar Rasulullah s.a.w. adalah Al-Qur'an yang tersusu dengan pola khusus yang berbeda dengan model-model wicara bangsa Arab, kemudian nazahm, urutan, balaghah, dan kefashihannya pun memiliki pola tertentu yang melampaui kefasihan setiap orang yang fasih bahasanya dan balaghah setiap orang yang ahli retorika, sehingga bangsa Arab tidak mampu menghadirkan karya yang setara/sebanding dengannya, meskipun hanya satu surah saja, sebagaimana Firman Allah S.w.t. : "(Kalau demikian), maka datangkanlah  sepuluh surah-surah yang dibuat-buat menyamainya." (tarjamah QS. Hud ayat 13). Karena mereka tidak mampu membuatnya, Allah kemudian berfirman:"Buatlah satu surah (saja) yang semisal Al-Qur'an itu," (tarjamah QS.Al-Baqarah ayat 23). Merekatetapkewalahan menandinginya meski dengan segala kepiawaian dan kefasihan mereka yang mengungguli kalangan sezaman mereka, sehingga terbuktilah keunggulan Al-Qur'an atas mereka.

Karenanya, Al-Qur'an menjadi mukjizat tersendiri bagi Nabi s.a.w. sebagaimana halnya tongkat bagi Nabi Musa a.s.. Sebab kala itu Musa a.s. diutus pada zaman para penyihir yang jago dalam aksi magis (sihir) mereka, namun tongkat Nabi Musa a.s. berhasil melahap ular-ular sulap mereka. "Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud (tarjamah QS.AL-A'raf ayat 119-1120). Ia juga seperti kemukjizatan Nabi Isa a.s. yang mampun menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang berpenyakit lepra dan kusta, sebab beliau diutus pada zaman ketika para dokter yang piawai menyembuhkan berbagai macam penyakit namun mereka menyerah dan tak mampu berbuat apa-apa dengan kepiawaian mereka, sehingga ketika Nabi Isa a.s.  mampu melakukannya, mereka pun tunduk dan beriman kepadanya karena telah mengungguli keahlian mereka.
Dengan demikian , kefasihan bahasa Al-Qur'an dan kemukjizatannya merupakan mukjizat tersendiri bagi Nabi Muhammad s.a.w.  layaknya tongkat bagi Nabi Musa a.s.  dan kemampuan menghidupkan orang mati bagi Nabi Isa a.s. 

Mukjizat Nabi s.a.w. lainnya adalah:
keluarnya air dari sela-sela jari beliau s.a.w., bekal sedikit yang mencukupi banyak orang, paha kambing beracun yang berbicara("Jangan makan aku, sesungguhnya aku telah diracuni!"), terbelahnya bulan, rintih kerinduan sebuah pangkal pohon, onta yang berbicara, kedatangan sebuah pohon kepada beliau s.aw., dan lain-lainnya yang jumlahnya mencapai 1.000 mukjizat.

Nabi s.a.w. tidak diberi mukjizat berupa tongkat Musa dan tangan putihnya, juga kemampuan menghidupkan orang mati dan menyembuhkan penderita lepra dan kusta-sebagaimana dimiliki Nabi Isa a.s., onta Nabi Shalih, dan mukjizat-mukjizat daripara nabi lainnya-  dikarenakan dua hal:
pertama, agar tidak didustakan oleh umatnya sehingga mereka kemudian binasa karenanya seperti yang dialami umat-umat sebelummereka, sebagaimana firman Allah Swt.: "Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang yang terdahulu (tarjamah QS.Al Isra' ayat 59).
Kedua, andai beliau s.a.w. diberi mukjizat oleh Allah Swt. yang sama dengan pedahulunya tentu mereka (para pembangkang) akan berkata kepadanya,"Kamu tidak membawa sesuatu yang baru. Kamu hanya mengekor pada dari Musa dan Isa dan belajar pada mereka. Kami tidak akan mengimanimu sampai kau datangkan kepada kami sesuatu yang belum pernah didatangkan oleh nabi-nabi sebelumnya". Karena ini pula, Allah Swt. tidak memberikan mukjizat kepada seorang Nabi yang telah Dia berikan sebelumnya kepada nabi yang lain, akan tetapi masing-masing nabi diberi mukjizat khusus yang berbeda dengan pendahulunya.

Sumber: Kitab Al-Gunyah Lithalibi Thariqul Haqq (Bab Al-Aqa'id wal Firaq al-Islamiyyah), karya Syaikh Abdul Qodir ALJailani qs.

Posting Komentar

 
Top