Hari yang jatuh pada tanggal
Tujuh belas bulan Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada tanggal tersebut, 69 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah
negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat
Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun,
ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang
sayang jika belum Anda ketahui.
1. Soekarno Sakit Saat
Proklamirkan Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 pukul
08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur
nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala
malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang
bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana
Maeda. Saat itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan.
‘Pating greges’, keluh Bung
Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya
dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia
tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan
menemui sahabatnya, Bung Hatta.
Tepat pukul 10.00, keduanya
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. ‘Demikianlah
Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!’, ujar Bung Karno di hadapan
segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan
sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat
itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi
telah dimulai…
2. Upacara Proklamasi
Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana
Upacara Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik,
tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang
bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara.
Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti
selama lebih dari 300 tahun!
3. Bendera dari Seprai
Bendera Pusaka Sang Merah
Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral
itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari
kain tukang soto!
4. Akbar Tanjung Jadi
Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”
Setelah merdeka 43 tahun,
Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar ‘orang
Indonesia asli’. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945.
Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan
Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. ‘Orang
Indonesia asli’ pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di
Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan
Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993)
5. Kalimantan Dipimpin 3
Kepala Negara
Menurut Proklamasi 17
Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia.
Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3
kepala negara yang memerintah! Indonesia (memerintah 4 wilayah provinsi),
Malaysia (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).
6. Setting Revolusi di
Indonesia Diangkat Ke Film
Ada lagi hubungan erat
antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, ‘Tahun Vivere
Perilocoso’ (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film –
dalam bahasa Inggris; ‘The Year of Living Dangerously’. Film tersebut menceritakan
pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an,
pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang
dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!
7. Naskah Asli Proklamasi
Ditemukan di Tempat Sampah
Naskah asli teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung
Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya,
naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah.
Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana
Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti
Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden
Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
8. Negatif Film Foto
Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon
Berkat kebohongan, peristiwa
sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh
kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang
mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam
detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif
itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan.
Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam
di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi,
negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai
sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
9. Bung Hatta Berbohong Demi
Proklamasi
Kali ini, Bung Hatta yang
berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung
Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi
ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama
‘Abdullah, co-pilot’. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan
Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet
PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak
bertemu Mahatma Gandhi.
Nehru adalah kawan lama
Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan,
Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa ‘Abdullah’ itu adalah Mohammad hatta. Apa
reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang
sebenarnya.’You are a liar !’ ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.
Sumber: the-otherside-of-history.blogspot.com
Posting Komentar
Posting Komentar