Seorang ahli nuklir pertama
Indonesia dan guru besar pertama fisika nuklir di Indonesia.
Prof. Dr. Achmad Baiquni MSc,
Ph.D (lahir di Surakarta, 31 Agustus 1923 –
meninggal 21 Desember 1998 pada umur 75 tahun dan
dimakamkan di Tonjong, Bogor) adalah Fisikawan Atom pertama di Indonesia. Dan
termasuk dalam jajaran ilmuwan fisika atom internasional yang dihormati.Sejak
kecil, ia sudah memperoleh pendidikan agama. Pada usia kanak-kanak, ahli fisika
atom ini sudah mampu membaca juz ke-30 (juz terakhir Al Quran yang memuat
sejumlah surah pendek), "sebelum saya bisa nembaca huruf Latin,"
katanya. Dan seperti kebiasaan anak-anak santri, ia pun masuk madrasah: belajar
agama pada sore hari, setelah paginya bersekolah sekolah dasar. Malahan, ia
melanjutkan menuntut ilmu agama di madrasah tinggi Mamba'ul Ulum, madrasah yang
didirikan Paku Buwono X. Di situ Baiquni sekelas dengan Munawir Sjadzali,
mantan Menteri Agama. Setelah lulus dari SMAN I Surakarta ia
melanjutkan ITB Bandung dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat cum laude
(1952). Menikah dengan Sri Hartati, pasangan ini dikaruniai 6 orang
anak, 5 putra dan 1 putri.
Setelah 3 tahun menjadi asisten
dosen fisika di UGM dan ITB, ia mendapat tugas belajar di School of
Nuclear Science and Engineering di Argonne, AS. Gelar masternya (S2) fisika
nuklir dari Universittas Chicago (1956) dan Ph.D (1964), dan ia adalah orang
Indonesia pertama yang mendapat bimbingan dar Edward Teller dan Leo
Szilard.
Pada tahun 1950, ilmu fisika
atom masih menjadi monopoli Amerika Serikat yang lima tahun sebelumnya
menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Baru pada tahun 1954, Presiden Eisenhower
mengizinkan fisika atom diajarkan secara terbuka di perguruan tinggi. Baiquni
tahun ltu memang sedang memperdalam ilmu fisikanya di Amerika Serikat.
Terbukanya bidang "baru" itu tak dilewatkan begitu saja. Mula-mula,
ia belajar di Laboratorium Nasional di Argonne, tujuh bulan. Kemudian, ia
melanjutkan di Universitas Chicago, mengambil jurusan fisika nuklir. Di
universitas inilah, pada 1964, ia meraih Ph.D.-nya.
Sekembalinya
ke tanah air, ia menjadi guru besar fisika UGM, dan juga berkali-kali menjadi
anggota delegasi khusus pemerintah Indonesia di forum-forum international,
seperti: International Atomic Agency, Japan Atomic Industrial, Asian Regional
Nuclear, dan lain-lain. Ia juga pernah menjadi komite ilmiyah PBB untuk
akibat radiasi atom, dan aktif di Third World Academy of Sciences (TWAS) yang
bermarkas di lembaga teoritik Triesty, Italia. Pendirian lembaga ini di gagas
oleh fisikawan asal Pakistan peraih nobel, Prof. Abdussalam.
Karier dan
perannya, disamping menjadi guru besar fisika di UGM, ia juga: ikut merintis
pembentukan reaktor risetdan program studi fisika nuklir di UGM, saintis senior
BPPT, dirjen Batan (Badan tenaga atom nasional) (1973-1984), staf ahli
Menristek), dubes RI untuk Swedia dan Prancis, menjadi rektor Universitas
Nasional Jakarta (1992-1997), menjadi anggota kurator Universitas asy
Syafi’iyah Jakarta, mengajar pascasarjana IAIN Jakarta dan Universitas
Paramadina, ketua dewan pakar ICMI, ia juga pernah menjadi anggota bdan
pertimbangan pendidikan nasional untuk 2 periode (1989-1996), dan lain-lain.
Ia meninggal
pada 21 Desember 1998 akibat penyumbatan pembuluh darah.
Pribadi, Peran dan Pemikiran
Baiquni
adalah ahli nuklir pertama yang dimiliki Indonesia dan ilmuwan Indonesia
pertama yang belajar ilmu modern sejak berakhirnya penjajahan Belanda.
Ditengah-tengah kesibukannya sebagai saintis ia juga punya perhatian yang
mendalam terhadap dunia pendidikan, masalah lingkungan dan persoalan besar umat
Islam. Tentang kejayaan peradaban Islam, menurutnya kejayaan itu akan diraih
kembali jika punya keinginan yang keras dan bekerja keras untuk mencapainya.
Karya
Fisika Modern (1978).
Buku ini menjadi referensi mahasiswa FMIPA.
Al Qur’an, Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnology (1994), yang berisi menyangkut ayat-ayat
kosmologi. Dalam buku ini ia mengusulkan 6 istilah baru dalm terjemahan Al
qur’an, yaitu kataSama’ (langit) diterjemahkan menjadi ruang; Ardh (bumi)
menjadi materi; Kalam (pena) menjadi karya tulis; Dukhan (asap)
menjadi embunan; Arsy (singgasana) menjadi pemerintahan (Allah); danMa’ (air)
menjadi zat alir.
Sumber tulisan sebagian besar
dari:
ensikperadaban.com/?TOKOH_%26amp%3B_INTELEKTUAL_MUSLIM_INDONESIA:Intelektual.:Ahmad_Baiquni
Posting Komentar
Posting Komentar