Kuliah
Subuh di Masjid Nurul Asror thn 2007
,
Firman
Allah dalam surat ath-Thuur ayat 21 :
"Dan
orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya".
Ayat
ini menjelaskan kepada kita tentang keberuntungan bagi orang-orang yang beriman
jika mereka mempunyai keturunan atau generasi penerus yang beriman. Walaupun
amal para generasi mereka berbeda maka Allah akan mengumpulkan mereka bersama,
menyamakan derajat dan kemulian mereka. Menurut para ulama, begitu pula
orang-orang yang mengikuti Gurunya dalam keimanan, maka ia akan dikumpulkan
bersama gurunya meskipun amalnya tidak sama dengan amal gurunya. Alhamdulillah
kita sudah dipertemukan dengan Pangersa Abah Anom. Beliau membimbing kita
dengan dzikrullah untuk memperkokoh, mempertebal, meningkatkan keimanan kita.
Ada seorang Badui datang menemui Rasulullah dan bertanya tentang kapan kiamat datang? Maka Nabi tidak menjawab, malah bertanya kembali. Apa yang sudah kamu siapkan untuk hari kiamat tersebut? Orang Badui itu menjawab aku mempersiapkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka Rasul menjawab : Sesungguhnya engkau akan dikumpulkan bersama orang-orang yang engkau cintai. Imam Anas bin Malik yang menyaksikan ini berkata : Aku tidak pernah merasa gembira seperti gembiranya aku mendengar hadits Rasulullah saw. tersebut. Kemudian Anas berkata : Aku mencintai Allah dan Rasul-Nya dan kepada Abu Bakar dan Umar meskipun aku belum bisa beramal seperti mereka.
Hidup
dan mati, rezeki, jodoh, bahagia dan celaka sudah ditentukan oleh Allah sejak
kita berusia 4 bulan di dalam kandungan. Tetapi Allah memberikan kepada kita
bimbingan-Nya melalui para Nabi dan Rasul serta kitabnya bahwa alat
keberuntungan dan kebahagian kita adalah Laa ilaaha illallaah.
Ada
7 macam manusia bahagia dan celaka. Yang tujuh itu bagian dari 3 golongan
seperti dalam surat al-Waaqi'ah : 7-10. "Dan kamu menjadi 3 golongan
(7). Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu (8). Dan
golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu (9). Dan orang-orang yang
paling dahulu beriman (10).
Golongan
yang celaka ada 2 yaitu :
1.
Orang-orang yang kufur kepada Allah Swt.
2.
Orang-orang yang munafik. Meskipun mereka orang-orang yang celaka tetapi masih
ada kesempatan untuk bertobat dan mendapat pengampunan dari Allah sebelum ruh
mereka sampai di tenggorokan. Kita bersyukur, secara i'tiqad kita tidak kufur
tetapi dalam hati kita masih ada syirik/kufur Khofi. Alat untuk membersihkannya
adalah dzikrullah. Seperti dalam kitab Miftahus Shudur susunan Pangersa Abah
Anom dikatakan bahwa Kalimat Thoyibah ini bisa membersihkan orang yang
berdzikir dari syirik Jali yaitu kufur i'tiqod dan syirik khofi yang disebut
riya.
Orang
munafik itu orang islam yang dalamnya kafir. Kalau kita melihat mesjid Nurul
Asror, ada hadits Nabi mengenai munafik ini yang ditulis di atas jam
dinding: "Berlindunglah kamu dari khusyu munafik. Sahabat bertanya,
ya Rasulullah apa yang dimaksud dengan khusyu munafik itu? Itulah orang yang
khusyu badanya tapi hatinya munafik (lupa kepada Allah)". Barang siapa
yang memperbanyak dzikrullah maka dia akan sembuh dari sifat munafik itu".Yang
dimaksud banyak/sedikit berdzikir adalah :
1.
Sudah dzikir tapi banyak lupanya.
2.
Banyak dzikirnya daripada lupanya.
3.
Orang yang sudah banyak dzikirnya, setiap saat tidak pernah lupa.
4.
Sama sekali tidak berdzikir. Hati orang yang tidak pernah berdzikir seperti
racun. Orang yang sudah berzikir tapi banyak lupanya seperti penyakit, harus
disembuhkan. Orang yang banyak dzikirnya seperti makanan, disukai banyak orang.
Orang yang sudah penuh hatinya dengan dzikir seperti obat. Biarpun jauh dicari,
meskipun mahal dibeli.
Alhamdulillah
kita sudah bertemu dengan Pangersa Abah Anom yang telah mengajarkan dzikir.
Sehingga hati kita yang gelap telah diterangi dengan dzikir, meningkat banyak
lupanya daripada ingatnya, meningkat menjadi banyak dzikirnya daripada lupanya.
Alhamdulillah. Sayyidina Umar bin Khatab ra. bisa kita contoh bagi kita. Beliau
mendatangi salah seorang Sahabat yaitu Hudzaifah al-Yamani ra. untuk meneliti
apakah dirinya termasuk orang yang munafik. Hudzaifah adalah Sahabat yang
dijuluki Sohibus sirri Rasulillah saw. Kemudian Hudzaifah mengatakan
bahwa Umar tidak termasuk orang yang munafik, tetapi Umar menangis karena
khawatir kalau-kalau penilaian Hudzaifah itu salah. Imam Hasan al-Basri
mengatakan bahwa "Seseorang yang merasa dirinya takut termasuk orang
munafik berarti itulah orang yang imannya baik, artinya terbebas dari sifat
munafik. Begitupun sebaliknya".
Ashabul
Yamin adalah:
(1).
Orang yang amal baiknya sedikit tapi amal buruknya banyak tapi tidak munafik,
hanya banyak dosanya. Istilah sekarang ES-TE-EM-JE; Sudah Tahu Maksiat Jalan
terus. Orang ini termasuk orang yang bahagia juga.
(2).
Orang FIFTY-FIFTY. Kebaikan dan keburukan sama banyaknya. Orang inipun termasuk
orang yang akan mendapat ampunan dari Allah. Karena kebaikan dibalas dengan
sepuluh dan keburukan dibalas dengan satu.
(3).
Orang yang kebaikannya lebih banyak daripada keburukannya. As-Sabiqun adalah
orang yang mencintai dan dicintai Allah. Merekalah orang yang mendapatkan
bimbingan dari seorang Syekh Mursyid sehingga selalu berdzikir seperti sabda Nabi
: "Tanda cinta kepada Allah adalah cinta dzikir". Al-Mahbub adalah
orang yang dicintai Allah seperi Syekh Abdul Qodir Jailani Qs. yang mendapat
surat dari Allah ketika akan menghadapi azalnya. Mudah-mudahan kita dijadikan
orang-orang yang mencintai Allah, Rasulnya, walinya dan Guru Mursyid. Amiin.
Dokumen Pemuda TQN Suryalaya News
sumber: website PP.Suryalaya
Posting Komentar
Posting Komentar