Bisikan Alloh, Bisikan Malaikat, Bisikan Nafsu, Bisikan Syetan

<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(Dok.225. Status Ustadz Yefi Mieftah)<o:p></o:p></span></div> <table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZiCldHzXinMlnwKsSEcqXgj70XYmon2kKq53ufz3jW01xpj1yjgaL_yE5y5DyLxXLULzCNd77YyVHIJxG1cMOaC4fdgc2aYKoCFBEl_CqKcUGNbvVJUfGfSfnx5DM9XbL9eU6uyMkPQnT/s1600/yefi+mieftah.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Ustadz Yefi Mieftah" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZiCldHzXinMlnwKsSEcqXgj70XYmon2kKq53ufz3jW01xpj1yjgaL_yE5y5DyLxXLULzCNd77YyVHIJxG1cMOaC4fdgc2aYKoCFBEl_CqKcUGNbvVJUfGfSfnx5DM9XbL9eU6uyMkPQnT/s1600/yefi+mieftah.JPG" title="Ustadz Yefi Mieftah" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: 'Microsoft PhagsPa', sans-serif; line-height: 18px; text-align: start;"><span style="font-size: xx-small;"><b>Ustadz Yefi Mieftah</b></span></span></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Imam Al-Ghazali dalam Tulisan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazaly dari kitab Roudlotut Tholibin wa-‘Umdatus Salikin, ini kami turunkan karena banyaknya pertanyaan dari pembaca soal cara membedakan bisikan-bisikan dari dalam hati, apakah dari Allah, nafsu atau syetan. Red.)<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kajian ini seputar bisikan-bisikan hati (khawathir) dengan segala bentuknya, upaya memerangi, mengalahkan dan unggul dalam menghalau perbuatan syetan yang jahat. Juga tentang berlindung kepada Alloh dari syetan dengan tiga cara:<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pertama, harus mengetahui godaan, rekayasa dan tipuan syetan.Kedua, hendaknya tidak menanggapi ajakannya, sehingga qalbu anda tidak bergantung dengan ajakan itu.Ketiga, langgengkan dzikrullah dalam qalbu dan lisan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebab dzikrullah bagi syetan seperti penyakit yang menyerang manusia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk mengetahui rekayasa godaan syetan, akan tampak pada bisikan-bisikan (khawathir) dan berbagai macam caranya. Mengenai pengetahuan tentang berbagai macam bisikan hati, patut diketahui, bahwa bisikan-bisikan itu adalah pengaruh yang muncul di dalam qalbu hamba yang menjadi pendorong untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, proses yang sepenuhnya terjadi di dalam qalbu ini berasal dari Alloh - yang menjadi Pencipta segala sesuatu.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam kaitan ini, bisikan hati ada empat macam:<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Suatu bisikan yang datang dari Alloh swt. dalam qalbu hamba adalah sebagai bisikan awal, sehingga Dia disebut dengan Nama al-Khathir (Sang Pembisik).Bisikan yang relevan dengan watak alam manusia, yang disebutan-nafs (jiwa).Bisikan yang terdorong oleh ajakan syetan, yang disebut waswas (perasaan ragu-ragu).Bisikan yang juga datang dari Alloh yang disebut al-Ilham.Al-Khathir adalah bisikan yang datang dari Alloh swt. sebagai bisikan awal, terkadang berdimensi kebaikan, kemuliaan dan pemantapan dalam berhujjah. Kadang-kadang berdimensi negatif dan sebagai ujian.Al-Khathir yang datang dari pemberi Ilham tidak akan terjadi, kecuali mengandung kebajikan, karena Dia adalah Yang Memberi nasihat dan bimbingan. Sedangkan al-Khathir yang datang dari syetan, tidak datang kecuali mengandung elemen kejahatan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bisikan ini terkadang sepintas mengandung kebajikan, tetapi dibalik itu ada makar dan istidraj (covernya nikmat, dalamnya siksa bencana).Sementara bisikan yang tumbuh dari hawa nafsu tidak luput dari elemen kejahatannya. Terkadang juga ada elemen baik tidak sekadar untuk pencapaian kenikmatan saja.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ada tiga persoalan yang harus ketahui di sini:<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pertama-tama, beberapa ulama berkata bahwa jika ingin mengenal dan mengetahui perbedaan antara bisikan kebaikan dan bisikan kejahatan, maka pertimbangkan dengan tiga ukuran nilai (mawazin), yang dapat mendeteksinya:Apabila bisikan itu relevan dengan syariat, berarti baik. Jika sebaliknya - baik karena rukhshah atau syubhat, maka tergolong bisikan jahat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Manakala dengan mizan(ukuran nilai) itu tidak diperoleh kejelasan perbedaan masing-masing, sebaiknya konfirmasikan dengan teladan orang-orang saleh. Jika sesuai dengan teladan mereka, maka ikutilah, jika tidak ada kebaikan, berarti hanya suatu keburukan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apabila dengan ukuran nilai (miizan) demikian masih belum menemukan kejelasan, konfrontasikan dengan motivasi yang terdapat pada nafs (ego) dan hawa (kesenangan). Jika ukuran nilainya merujuk sekadar pada kecenderungan nafs (ego) yakni kecenderungan naluriah dan bukan untuk mencari harapan (raja’) dari Alloh, tentu saja termasuk keburukan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedua, apabila ingin membedakan antara bisikan kejahatan yang bermula dari sisi syetan, atau dari sisi nafs (ego) ataukah bisikan itu dari sisi Alloh swt., perlu anda perhatikan tiga hal ini:Jika anda menemui bisikan yang kokoh, permanen, sekaligus konsisten pada satu hal, maka bisikan itu datang dari Alloh swt., atau dari nafs (jika menjauhkan diri dari Alloh). Namun jika bisikan itu menciptakan keraguan dan mengganjal dalam hati , maka itu muncul dari syetan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apabila bisikan itu jumpai setelah melakukan dosa, berarti itu datang dari Allah sebagai bentuk sanksi dari-Nya kepada anda. Jika bukan muncul dari akibat dosa, bisikan itu datang dari diri anda, yang berarti dari syetan.Jika anda temui bisikan itu tidak melemahkan atau tidak mengurangi dari dzikir kepada Alloh swt., tetapi bisikan itu tidak pernah berhenti, berarti dari hawa nafsu. Sebaliknya, jika melemahkan dzikir berarti dari syetan.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketiga, apabila ingin membedakan apakah bisikan kebaikan itu datang dari Allah swt. atau dari malaikat, maka perlu diperhatikan tiga hal pula:<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Manakala melintas sekejap saja, maka datang dari Alloh swt. Namun jika berulang-ulang, berarti datang dari malaikat, karena kedudukannya sebagai penasihat manusia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Manakala bisikan itu muncul setelah usaha yang sungguh-sungguh dan ibadah yang lakukan, berarti datang dari Alloh swt. Jika bukan demikian,bisikan itu datang dari malaikat.Apabila bisikan itu berkenaan dengan masalah dasar dan amal batin, bisikan itu datang dari Alloh swt. Tetapi jika berkaitan dengan masalah furu` dan amal-amal lahiriah, sebagian besarnya dari malaikat. Sebab, menurut mayoritas ahli tasawuf malaikat tidak memiliki kemampuan untuk mengenal batin hamba Alloh.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sementara itu, bisikan untuk suatu kebaikan yang datang dari syetan, merupakan istidraj menuju amal kejahatan yang lantas menjadi berlipat-lipat, maka perlu memperhatikan dengan cermat:<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lihatlah, apabila dalam diri anda, pada salah satu perbuatan jika berasal dari bisikan di dalam hati dengan penuh kegairahan tanpa disertai rasa takut, dengan ketergesa-gesaan bukan dengan waspada dengan tanpa perasaan aman, ketakutan pada Alloh, dengan bersikap buta terhadap dampak akhirnya, bukan dengan mata batin, ketahuilah bahwa bisikan itu berasal dari syetan. Maka jauhilah, Bisikan seperti itu, harus jauhi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sebaliknya jika bisikan itu muncul bukan seperti bisikan-bisikan di atas, berarti : datang dari Alloh swt., atau dari malaikat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya katakan, bahwa semangat yang membara dapat mendorong manusia untuk segera melakukan aktivitas, tanpa adanya pertimbangan dari mata hatinya, tanpa mengingat pahala bisa menjadi faktor yang membangkitkan kondisi itu semua.Sedangkan cara hati-hati adalah cara-cara yang terpuji dalam beberapa segi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Khauf, lebih cenderung seseorang untuk berusaha menyempurnakan dan mempraktekkan suatu perbuatan yang benar dan bisa diterima Alloh atas amal perbuatan itu.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Adapun perspektif hasil akhir suatu amal, hendaknya membuka mata hati dengan cermat dalam diri ada keyakinan bahwa amal tersebut adalah amalan yang lurus dan baik, atau adanya pandangan mengharapkan keridhaanNYA di akhirat kelak. Ketiga kategori di atas harus ketahui dan sekaligus anda jaga. Sebab, semuanya mengandung ilmu-ilmu yang rumit sehingga sulit didapatkan dan rahasia-rahasia yang mulia.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <span style="font-family: "Microsoft PhagsPa","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Maka IQRO BISMIROBBIKA<o:p></o:p></span></div> <br /> <div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;"> <br /></div>

Bisikan Alloh, Bisikan Malaikat, Bisikan Nafsu, Bisikan Syetan

(Dok.225. Status Ustadz Yefi Mieftah) Ustadz Yefi Mieftah Imam Al-Ghazali dalam Tulisan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazaly dari kitab Roudlotut Tholibin wa-‘Umdatus Salikin, ini kami turunkan karena bany…

Baca selanjutnya »

PROSES DAKWAH ISLAM DI INDONESIA (Sebuah Tinjauan Sejarah)

<blockquote class="tr_bq"> <i><span style="color: #38761d;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">(Dokumen No.217 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya) </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sumber Tulisan dari: Drs. H. Mirhan AM.,M.Ag.</span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">(Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin),</span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Makalah thn.2008 (Sumber blog : idamirhan56.wordpress.com),</span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kandidat Doktor (S3) UIN Alauddin Makassar</span></span></i></blockquote> <div class="MsoNoSpacing"> <table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOHPngXNQITFmf6qri6XUYkiYXHz3gcsSi0HrWdo-9tfhIdzISq1eJAAs2PNiQGAWi9Tk0XtqLBfW6VlRRLaK5pD8pqdTMEwRQZ234T3Yf96VHYmCigozGBlZhloKUd1diaWplkj6VYmY/s1600/aa+islam.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><img alt="www.dokumenpemudatqn.blogspot.com" border="0" height="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOHPngXNQITFmf6qri6XUYkiYXHz3gcsSi0HrWdo-9tfhIdzISq1eJAAs2PNiQGAWi9Tk0XtqLBfW6VlRRLaK5pD8pqdTMEwRQZ234T3Yf96VHYmCigozGBlZhloKUd1diaWplkj6VYmY/s400/aa+islam.JPG" title="islam di indonesia" width="400" /></span></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: small;">kesultanan Islam di Indonesia tempo dulu</span></td></tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <b><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Islam berkembang melalui tahapan dan sejarah panjang, proses masuk dan penerimaan masyarakat serta pelembagaannya. Akhirnya tersebar sampai keseluruh pelosok nusantara. Diakui oleh sejarawan bahwa dakwah Islam melalui para pedagang, ulama dan para sufi dengan tarekat-tarekatnya dan bahkan melalui perkawinan.</span></b><br /> <b><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></b></div> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u>I. PENDAHULUAN</u></b><u><o:p></o:p></u></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Sejarah adalah  rekonstruksi masa lalu. Tampaknya seolah-olah masa lalu itu harus jauh dari masa kini. Betulkah pandangan ini. Kita meminjam kata-katanya Kuntowijoyo: ” Sejarawan itu ibarat orang naik kereta api dengan melihat ke belakang, lalu dengan leluasa ia dapat menoleh ke kanan dan ke kiri, yang tidak bisa dikerjakan ialah melihat ke depan”.[1]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Sejarah adalah petunjuk berharga, gambaran masa lalu yang dapat dijadikan pedoman dalam melangkah, masa kini dan masa yang akan datang. Sejarah Islam Indonesia memiliki arti penting bagi generasi bangsa. Karena memiliki karakteristik tersendiri dibanding sejarah Islam di negara lain. Islam datang ke Indonesia mampu berinteraksi dengan kebudayaan lokal di Nusantara,dan kedatangannya secara damai.[2] Ini dapat memberi nuansa keberislaman Indonesia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">             Islam Indonesia merupakan corak Islam masa depan yang cukup menjanjikan di era globalisasi.[3] Dengan demikian Islam Indonesia akan menjadi sorotan di mata dunia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">             Dalam uraian  ini penulis memaparkan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia dengan pembahasan; proses dan masuknya Islam ke Indonesia, penerimaan oleh pribumi dan melembaganya Islam di masyarakat. Kemudian jalur pembentukan Islam di Indonesia, serta terjadinya transformasi masyarakat Indonesia.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: left;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u>II. MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESI</u>A</b><o:p></o:p></span></div> </div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Indonesia yang terbentang luas, terletak di anatara Benua Asia dan Australia, serta anatara Samudera Hindia dan Pasifik. Luas wilayahnya mencapai 1.948.732 km, dengan bentangan terpanjang Timur-Barat  5.150 km, Utara – Selatan 1.930 km. Terdiri dari pulau-pulau yang mencapai sekitar 13.667 pulau.Penduduknya menempati urutan ke empat besar dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat.[4]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Dengan demikian dapat dipahami, kalau Islam masuk ke Indonesia melalui jalur laut adalah sangat diyakini, kemudian penyebarannya keseluruh nusantara memerlukan waktu yang sangat panjang. Melalui jalur laut oleh para pedagang, mula-mula di pesisir pantai, kemudian menyebar ke daratan ke seantero pulau-pulau.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Tentang kapan Islam masuk ke Indonesia (Nusantara), sejarawan berbeda pendapat dan masing-masing mempunyai alasan tersendiri. Secara garis besar perbedaan pendapat itu adalah sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1.      Pendapat sarjana-sarjana Barat, diantaranya Snouck Hurgronye, ia berpendapat  bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat ( bukan langsung dari Arab ), dengan bukti makam Sultan Malik Al-Shaleh, raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang berasal dari Gujarat.[5]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2.  Pendapat Hamka dan teman-teman ( hasil seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia tahun 1963), menyimpulkan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah ( sekitar abad ke-7 sampai abad ke- 8 M ), langsung dari Arab dengan bukti bahwa jalur pelayaran yang sudah ramai dan bersipat internasioanal sudah ada melalui Selat Malaka  yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina ( Asia Timur ) dan Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.[6]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"> 3.   Islam sudah datang ke Indonesia pada abad ke- 7 dan ke- 8 M atau abad pertama Hijriyah, tetapi hanya oleh para pedagang yang berasal dari Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Islam secara besar-besaran  masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdirinya kerajaan Samudera Pasai dan telah mempunyai kekuatan politik. Hal ini dengan alasan kehancuran Bagdad dan pedagang muslim mengalihkan aktifitas perdagangan ke Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara.[7]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Dengan demikian dapat dipahami bahwa kapan kedatangan Islam ke Indonesia masih diperdebatkan. Awal abad pertama Hijriyah sudah ada orang Arab di Indonesia. Para saudagar muslim tinggal di Asia Timur dan Tenggara sudah ada pada saat itu. Akan tetapi tampaknya pada abad ke-13 M Islam sudah mulai menyebar, dengan bukti ada kerajaan Islam yang telah berdiri yaitu kerajaan Samudera Pasai. Kemudian setelah itu Islam terus menyebar ke berbagai pulau di Indonesia.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: left;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>A.     Proses Masuknya Islam ke Indonesia</b><o:p></o:p></span></div> </div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sejak abad ke-7 M diduga kuat para musafir dan pedagang Arab, Persia dan India telah memperkenalkan Isalam di Nusantara. Dugaan kuat ini karena sejak abad ke- 5 M Samudera Hindia telah menjadi jalan perdagangan Teluk Persia – Tiongkok yang terus berlanjut pada abad kemudian.[8]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">         Sejak abad ke- 8 M, hubungan Nusantara lebih meningkat menjadi hubungan langsung dengan Arab, dan Samudera  Hindia semakin ramai dengan pelayaran dan perdagangan. Pada abad ini juga masa-masa kejayaan Dinasti Abbasiyah ( 750 – 1258 M). Suatu hal yang sangat meyakinkan adalah terjadi aktifitas pelayaran perdagangan semakin pesat. Pedagang Arab yang sebelumnya hanya sampai ke India, tetapi pada abad ke- 8 M ini sudah sampai ke Nusantara. Hubungan Arab dengan Nusantara sudah langsung.[9]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">         Hubungan antara Nusantara dengan Timur Tengah melibatkan sejarah yang panjang, bahkan jauh secara resmi Islam dianut oleh bangsa Indonesia kontak ini sudah terjadi, antara Arab dan Persia dengan Dinasti Cina melakukan pengembaraan sampai ke Nusantara.[10]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">         Dalam hubungan perdagangan, ada beberapa faktor yang berpengaruh seperti yang dikemukakan M. Shaleh Putuhena sebagai berikut: Pertama; adanya peristiwa   Perang Salib ( abad XI – XIII, di sela gencatan senjata, terjadi kontak kebudayaan. Tentara Salib senang dengan parfum dan rempah-rempah dan produksi trofis lainnya, sehingga Eropa menerima hasil pertanian dan komoditas Asia dan terjadilah hubungan dagang internasional. Ini menambah ramai lalu lintas perdagangan kepulauan Nusantara dengan Arab. Kedua; Perkembangan perdagangan di Anatolia Barat turut melibatkan Turki Utsmani dalam perdagangan internasional. Ayasolog dan Balat menjadi pusat dagang dari segala penjuru dunia. Pedagang yang berhimpun di Malaka terdiri atas pedagang muslim dari Kairo, Mekah, Aden, Abesynia, Kilwa, Malindi, Hormuz, Persia dan lain-lain. Ketiga; pada saat Dinasti Ming berkuasa di Cina ( tahun 1368 M ), pelabuhan ditutup untuk pedagang asing, maka para pedagang semakin banyak yang ke Nusantara. Seiring itu Islam turut berkembang oleh para pedagang.[11]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam yang datang ke Indonesia mulanya oleh para pedagang muslim. Artinya tidak dengan secara sengaja melalui suatu kelompok atau organisasi tertentu.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Islam pada mulanya masih relative di kota-kota pelabuhan wilayah pesisir. Kota-kota pelabuhan sekaligus jadi ibu kota kerajaan, misalnya kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Malaka, demikian pula kerajaan di pesisir Jawa.[12]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Demikianlah proses masuknya Islam ke Indonesia, melalui para pedagang, perlahan-lahan tetapi pasti dan diterima oleh penduduk/masyarakat secara damai.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: left;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>A. Penerimaan Islam oleh Pribumi</b>.<o:p></o:p></span></div> </div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Islam datang ke Indonesia ( Nusantara ) melalui para pedagang dengan damai, bukan melalui perang atau kekerasan, paksaan.[13] Penerimaan Islam melalui beberapa saluran sebagaimana yang dijelaskan Musyrifah Sunanto:<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a.       Melalui perdagangan oleh para pedagang yang telah melakukan pelayaran.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b.      Dilakukan oleh para muballig datang bersama para pedagang, juga para sufi, mereka adalah para sufi pengembara.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">c.      Melalui perkawinan pedagang muslim, muballig dengan anak bangsawan Indonesia.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">d.      Para pedagang yang sudah mapan, mereka mendirikan pusat pendidikan dan pusat penyebaran Islam. Kerajaan Samudera Pasai misalnya adalah sebagai pusat dakwah.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">e.      Melalui para sufi dengan kelompok tarekatnya, menyebar ke Nusantara.[14]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Penduduk masuk Islam, dari penduduk pribumi di koloni-koloni pedagang muslim. Pada sekitar abad ke- 13 M, masyarakat muslim sudah ada di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang di Sumatera. Di Jawa makam Fatimah binti Maimun di Gresik  tertcatat tahun 1082 M, merupakan bukti penerimaan Islam dan makam-makam di Tralaya abad ke- 13 M. [15]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Dengan demikian pada sekitar abad ke- 13 M Islam telah menyebar di Indonesia dan diterima oleh penduduk, bukan saja pada daerah pantai atau pesisir, akan tetapi diperkirakan sudah sampai ke pelosok-pelosok kampung.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>C. Melembaganya Agama Islam dalam Masyarakat</b><o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Islam pada mulanya mendapatkan kubu-kubu terkuatnya di kota-kota pelabuhan, sekaligus kota di pelabuhan tersebut sebagai kota kerajaan. Misalnya kota kerajaan Samudera Pasai, Malaka dan kota-kota pesisir Jawa. Istana Kerajaan menjadi pusat pengembangan Islam atas perlindungan resmi penguasa.[16]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Kemudian Islam juga berkembang melalui tokoh ulama; Hamzah Fansuri, Samsuddin Sumaterani, Nuruddin al-Raniri, Abd. Rauf Singkel di Kerajaan Aceh dan Para Wali Songo di Kerajaan Demak. Tokoh-tokoh tersebut mempunyai jaringan, baik di dalam maupun di luar negeri ( jaringan internasional ).[17]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Istana kerajaan di pusat Pelabuhan menjadi pusat pendidikan, mencetak kader muballig dan kader politik. Kader politik dimaksudkan yang kemudian hari menjadi raja-raja penguasa.[18] Pada sekitar abad ke- 16 sampai paruh abad ke- 17 adalah kedatangan dan peningkatan pertarungan di antara kekuasaan Portugis dengan Dinasti Utsmani di kawasan Lautan India. Muslim Nusantara menjalin hubungan-hubungan politik dan keagamaan dengan penguasa Haramayn. Maka muslim Nusantara semakin banyak yang pergi ke tanah suci.dan lebih banyak orang yang pergi ke Mekah menuntut ilmu.[19]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Dalam kaitan urusan haji misalnya bahwa orang-orang yang pertama kali melaksanakan haji bukan dari perorangan ( jama’ah haji ), melainkan para pedagang utusan Sultan dan para musafir penuntut ilmu. Ini terjadi pada abad ke- 16 hingga abad ke- 17.[20]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Dengan demikian agama Islam telah melembaga dalam masyarakat, tidak lagi antar orang perorang, baik dalam penyebarannya ataupun kegiatan-kegiatan lainnya. Islam lebih memantapkan dengan lembaga-lembaga pendidikan, dakwah, politik dan urusan-urusan keagamaan.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Demikianlah uraian tentang telah melembaganya agama Islam dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u>III. JALUR PEMBENTUKAN ISLAM DI INDONESIA</u></b><u><o:p></o:p></u></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>                </b>Ada tiga teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia. Pertama; datangnya langsung dari Arab. Hal ini beralasan karena muslim melayu berpegang kepada mazhab Syafi’i yang lahir di semenanjung tanah Arab. Kedua; dari India, ini pendapat Snouck Horgronye. Teori ini karena adanya hubungan dagang/ perniagaan yang kuat antara India dengan Nusantara. Ketiga; dari Cina, ini dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie seorang scientist Spanyol.[21]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Islam yang datang ke Nusantara dibawa oleh pedagang ( saudagar-saudagar Arab ) dan perjalanan melalui laut, dari Aden terus ke pantai India Barat dan Selatan, kemudian kalau melalui jalan darat Khurasan melalui Khutan, padang pasir Gobi, Sanghu, Nansyan, Kanton, kemudian menyeberangi laut Cina Selatan masuk ke Nusantara melalui pesisir pantai Timur.[22]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">             Tampaknya pendapat di atas bahwa memang yang membawa Islam adalah saudagar-saudagar Arab dan mungkin saja mereka singgah beristirahat dibeberapa tempat yakni India dan Cina sehingga akhirnya sampai ke Nusantara.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: left;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>A. Islam Melalui Aceh                                                                                                </b><o:p></o:p></span></div> </div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Untuk menelusuri jalur Islam menyebar ke Indonesia, berikut ini diuraikan urutan melalui kerajaan-kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia:<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1.      Kerajaan Samudera Pasai<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Kerajaan Islam pertama adalah kerajaan Samudera Pasai, terletak di pesisir Timur Laut Aceh, awal atau abad pertengahan ke- 13 M. Hasil Islamisasi daerah-daerah pantai yang disinggahi pedagang-pedagang muslim. Pendiri kerajaan Samedera Pasai adalah Malik Al-Shaleh. Bukti kerajaan ini adalah nisan, tertulis bahwa rajanya meninggal tahun 696 H / 1279 M.[23]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Pendapat bahwa Islam sudah berkembang di sana sejak awal abad ke- 13 M didukung oleh berita Cina dan pendapat Ibnu Batutah seorang pengembara dari Marokko yang pada pertengahan abad ke- 14 M telah mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya dari Delhi ke Cina.[24]  <o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Kerajaan Aceh Darussalam<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Kerajaan Aceh yang sekarang wilayah Kabupaten Aceh Besar. Kerajaan Aceh berdiri sekitar abad ke- 15 M. Pertumbuhan kerajaan ini disebabkan oleh kamajuan perdagangan. Para Saudagar berpindah kegiatannya dari Malaka ke Aceh, akibat permusuhan dengan Portugis.[25] <o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Aceh menerima Islam dari Pasai dan Islam telah berkembang sejak abad ke-14 M. Raja Aceh yang pertama adalah Ali Mughayatsyah. Aceh ini bekerjasama dengan Turki Utsmani.Aceh melebarkan penyebaran Islam pada pesisir Timur dan BaratSumatera. Dari aceh, Tanah Gayo terus ke Minangkabau.[26]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Islam merupakan agama resmi kerajaan Aceh. Aceh menjadi pusat studi Islam di kawasan Asia Tenggara dan pusat pemberangkatan haji.[27]  <o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>B. Perkembangan Islam di Jawa</b><o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Islam terus tersebar melalui pesisir sampai ke pelosok-pelosok daerah yang disebarkan oleh para pedagang, ulama dan para muballig. Berikut ini penulis jelaskan perkembangan Islam di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Cirebon dan Banten.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Perkembangan Islam di Jawa bersamaan dengan melemahnya posisi raja Majapahit. Hal inilah yang memberikan kesempatan kepada para penguasa Islam untuk mengembangkan pusat-pusat kekuatan kekuasaan.[28]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                    Kerajaan Demak oleh rajanya yang pertama yakni Raden Patah. Raja Islam pertama di Jawa bergelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman  Panembahan Palembang Sayyidin Panatagama.[29] Dalam penyebaran agama, raja bersama-sama ulama dan dikenal dengan Wali Songo, yang akhirnya kerajaan ini menjadi pusat pengembangan Islam.[30] <o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Kerajaan Pajang sebagai pewaris kerajaan Demak. Terletak di daerah Kartasura. Kerajaan ini merupakan kerajaan pertama yang terletak di pedalaman pulau jawa. Seiring dengan itu pusat penyebaran Islam juga pindah dari pesisir ke pedalaman, dan hal ini membawa dampak positif dalam perkembangan Islam di Jawa.[31]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Sultan Adiwijaya memperluas pengembangannya meliputi pedalaman ke a rah Timur yakni daerah Madiun, di aliran sungai Bengawan Solo, kemudian Blora (1554 M), Kediri ( 1577 M ). Pada tahun 1581 M, ia diakui sebagai Sultan raja-raja di Jawa Timur.[32] Maka dengan demikian kekuasaan Islam yang semula di daerah pesisir telah menyebar ke pedalaman.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Kerajaan Mataram beridiri tahun 1577 M oleh Ki Gede Pamanahan. Digantikan oleh puteranya Senopati tahun 1584 M . Senopati dikukuhkan sebagai sultan pertama Mataram. Kerajaan ini berkuasa sampai tahun 1678 M dengan berganti-ganti raja penguasa. Masa Amangkurat I  sebagai putera Mahkota, tidak memihak kepada para ulama dan santri, sehingga terjadi konflik bahkan pemberontakan yang mengakibatkan runtuhnya kraton Mataram.[33] Masa pemerintahan Mataram ini Islam telah menyebar hampir ke semua pelosok Jawa Timur.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati ( Syarif Hidayat ). Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang dari Wali Songo. Ia mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa. Pengembangan Islam dilakukan meliputi daerah Majalengka, Kuningan, Kawali ( Galuh ), Sunda Kelapa dan Banten. Tahun 1525 M, Banten menjadi pusat perdagangan dan pengembangan Islam. Banten diserahkan kepada anaknya Sultan Hasanuddin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.[34]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Kerajaan Banten dengan penguasa pertama adalah Sultan Hasanuddin. Ia kawin dengan puteri raja Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten tahun 1552 M. Ia kemudian meneruskan usaha-usaha ayahnya ( Sunan Gunung Jati ) dalam mengembangkan Islam, bahkan sampai ke Lampung di Sumatera Selatan.[35]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Demikianlah kerajaan-kerajaan di Jawa yang mempunyai andil besar dalam penyebaran agama Islam di seluruh Jawa. Tentunya kerajaan-kerajaan ini ditopang dengan kegiatan para ulama dan muballig.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>C. Penyebaran Islam di Kalimantan dan Sulawesi</b><o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>                 </b>Penyebaran Islam bukan saja di Sumatera, Jawa, akan tetapi Islam tersebar ke Kalimantan dan Sulawesi<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Kalimantan Selatan<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Pada tahun 1595-1620 M, Pangeran Samudera memerintah kerajaan Banjar dengan gelar Sultan Suriansyah. Sultan inilah yang mula-mula masuk Islam dan mengembangkan agama Islam bersama dengan seorang muballig dari kerajaan Demak yang bernama Khatib Dayan. Islam mulai berkembang di kerajaan Banjar.[36]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dalam perjalanan kerajaan Islam Banjar telah diperintah oleh beberapa orang raja, turun-temurun setelah Sultan Suriansyah yaitu Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah ( 1620-1642M ), Sultan Hidayatullah bin Sultan Rahmatullah ( 1642-1650 M ), Sultan Musta’in Billah ( 1650-1678 M ), Sultan ‘Inayatullah (1678-1685 M ), Sultan Sa’idullah ( 1685-1700 M ), Kemudian Sultan Tahlilullah ( 1700-1745 M ), dan seterusnya. Pada masa Sultan inilah seorang ulama besar lahir yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari  tahun 1710 M/1122 H.[37]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Dalam perjalanan sejarah, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari setelah pulang dari Mekah dan Madinah selama 35 tahun menuntut ilmu, kemudian dengan gigih menyebarkan Islam di Kalimantan, terutama di kerajaan Banjar. Pada masa ini kerajaan Banjar diperintah oleh Sultan Tahmidullah ( 1778 – 1808 [38]Dengan demikian Islam juga turut berkembang sampai ke sana.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Sultan bekerjasama dengan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dalam pengembangan agama. Di kerajaan diterapkan Mahkamah Syar’iyah. Pengajian agama digalakkan dengan mencetak muballig-muballig yang disebarkan ke pelosok daerah.[39]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Dengan demikian Islam tersebar luas di Kalimantan, terutama di kerajaan Banjar.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Kalimantan Timur<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Di Kalimantan Timur yakni Kerajaan Kutai ada dua orang penyebar Islam yakni Dato ri Bandang berasal dari Makassar dan Tuan Tumenggung Parangan. Di sana dibangun sebuah mesjid untuk kegiatan pengajaran agama. Termasuk raja Mahkota mengikuti pengajaran, dan diikuti oleh Pangeran, para menteri, panglima, dan hulubalang dan juga rakyat banyak.[40]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Demikianlah penyebaran agama di Kalimantan, terutama di Kalimantan Selatan dan Timur.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3. Sulawesi<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Penyebaran Islam di Sulawesi, terutama di Sulawesi Selatan pada masa pemerintahan  Raja Gowa  X ( 1546-1565 M ), ada sebuah perkampungan muslim ditemukan, penduduknya berasal dari pedagang Melayu dari Campa, Patani, Johor, dan Minangkabau. Mesjid pada masa Raja Tonijallo ( 1565-1590 M ).[41]Orang-orang yang berjasa permulaan penyebaran Islam di Sulawesi adalah Datuk ri Bandang, Datuk Patimang dan Datuk ri Tiro.[42]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Raja Gowa menjadikan Islam adalah agama resmi kerajaan dan mesti diikuti oleh rakyat, sehingga Islam menjadi agama resmi kerajaan dan masyarakat.[43] Seorang ulama tarekat Tuang Rappang ( murid Syekh Yusuf ), mengajarkan tarekat sekaligus menyebarkan agama di Sulawesi Selatan di Kerajaan Gowa.[44] Kemudian pada masa Raja Gowa XIV, I Mangarangi Daeng Manrabia ( Sultan Alauddin ) mengislamkan raja-raja yang ditaklukkan, sehingga Islamisasi terjadi besar-besaran di Sulawesi Selatan.[45]  Demikianlah penyebaran Islam di Sulawesi, terutama di Sulawesi Selatan.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>D. Para Penyebar Islam di Indonesia</b><o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Hampir disepakati sejarawan bahwa yang mula menyebarkan agama Islam di Indonesia adalah pedagang Arab. Pada saat itu mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal Hijriyah atau abad ke- 7 dan ke- 8 M. Mesti tidak terdapat  catatan sejarah tentang kegiatan mereka dalam penyebaran Islam.[46] Akan tetapi yang jelas, bahwa dari merekalah Islam dibawa, kemudian ada yang kawin dengan penduduk dan terus berkembang dan menyebar.[47]Demikianlah Islam terus berkembang dan menyebar melalu para pedagang. Hal ini karena transportasi laut sangat dominan. Para penduduk yang bermukim di pesisir-pesisir pantai atau pelabuhan yang mula-mula menerima Islam. Bahkan di beberapa kota pelabuhan dijadikan pusat penyebaran dan kegiatan Islam.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Disamping itu juga bahwa penerimaan Islam tidak secara massal, maka sangat mungkin pengalihan agama melalui pergaulan dengan pedagang muslim. Mereka pedagang muslim sekaligus da’i (muballig ), tetapi bukan professional, akan tetapi penyampaian dakwah <i>bi al-lisan wa bi al-hal.</i>[48]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Islam juga berkembang melalui para ulama dan para sufi, melalui tarekat para sufi. Beberapa tokoh sufi Indonesia adalah Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumaterani, Nuruddin al-Raniri, Abd. Rauf Singkel, Syekh Yusuf Al-Makassari, Muhammad Nafis Al-Banjari, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Abd. Samad Al-Palimbani.[49] Penyebaran Islan di Jawa yang lebih banyak menyentuh masyarakat di pelosok-pelosok adalah oleh para Wali Songo.[50]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Demikianlah jalur pembentukan Islam di Indonesia, dari Samudera Pasai menyebar ke pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Penyebaran ini dilakukan oleh para pedagang, ulama ( muballig ) dan para sufi.<o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u>IV.TERJADINYA TRANSFORMASI MASYARAKAT INDONESIA</u></b><u><o:p></o:p></u></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>               </b>Kerajaan Aceh Darussalam dibawah kekuasaan Sultan Iskandar Muda ( 1607-1636 M ), mencapai kemajuan yang sangat luar biasa dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan agama. Aceh menjadi kota kosmopilitan. Bahkan dikatakan Aceh dapat menyaingi kota-kota Eropa.[51] Aceh dikunjungi bermacam bangsa seperti Arab, India, Turki, Cina, dan Eropa. Kemajuan ini juga ditandai oleh penguasa yang cakap, ekspansi ekonomi, dan kekuatan artileri.[52]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Di Jawa, Jepara menjadi kota pelabuhan penting serta menghasilkan perahu-perahu ukuran besar dan pemiliknya adalah para pedagang Arab, Persia dan Cina.[53]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Giri menjadi kota pelabuhan di Jawa Timur. Dikunjungi pedagang muslim dari berbagai bangsa, menjadi kota pelabuhan internasional. Di sini telah berdiam para pedagang dari Cina, Gujarat, Kalikut, Benggala, dan Siam. Juga orang Malaka, Ternate, Ambon dan Banda.[54]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">               Mataram terletak di pedalaman Jawa Tengah mengalami kemajuan, ekspansi politik serta pengembangan usaha agraris. Aktifitas perdagangan bergeser ke Banten, Makassar dan Banjarmasin.[55] Banten pada abad XVII, karena letaknya dekat Selat Sunda, maka sebagai pintu gerbang pelayaran dan perdagangan internasional, juga sebagai pusat pendidikan Islam dan pelabuhannya salah satu pelabuhan haji Indonesia.[56]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Banjarmasin di Kalimantan Selatan ( abad XVI M ) menjadi pusat perdagangan yang menampung pedagang dari pesisir Utara Jawa, termasuk pedagang dari Sulawesi Selatan. Disamping itu juga sebagai pusat penyebaran Islam.[57]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">                Ternate di belahan Timur sebagai pusat penyebaran Islam, empat orang ulama ternama dari Irak; Syekh Mansur, Syekh Ya’kub, Syekh Amin dan Syekh Umar menyebarkan Islam di sana. Ternate sebagai pusat perdagangan cengkeh. Pedagang Arab, Persia India dan Cina. Empat kesultanan di Maluku, Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan aktif menyebarkan Islam di daerah sekitarnya. Ibu kota kesultanan pusat penyiaran Islam[58]<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Dengan demikian terjadi transformasi masyarakat Indonesia baik dalam bidang politik, ekonomi dan agama secara menyeluruh.<o:p></o:p></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">              Demikialah uraian makalah ini, <i>Wallahu a’lamu bi al-shawab</i><o:p></o:p></span></div> <div style="text-align: justify;"> <i><span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">---------------------------------</span></i></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><i>DAFTAR PUSTAKA :</i></b></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 1999</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abd XVII-XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa Abad XVI sampai Abad XVII, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Abu Hamid, Syekh Yusuf Makassar Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Abu Daudi, Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Martapura: Sullamul Ulum, tt</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">. A.Hasjmy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Bandung: Al-Ma’arif, 1981</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bari Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"> Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, juz 2, Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2001</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dody S. Truna, Ismatu Ropi, Pranata Islam di Indonesia, Pergulatan Sosial, Politik, Hukum dan Pendidikan, Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 2002</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">John L.Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Juz 2, Bandung; Mizan, 2002,</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yoyakarta: Tiara Wacana , 2003</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">. Musyrifah Sunanto, op. cit., h. 8.Lihat Ahmad Mansur Suryanegara , Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Bandung: Mizan 1998.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam di Indonesia, Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1991</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">M. Shaleh Putuhena, Historiografi Haji Indonesia, Yokyakarta: PT. LKiS, 2007</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Mattulada, Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar dalam Sejarah,Ujung Pandang: Bhakti Baru, 1982</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Yusuf Halidi, Ulama Besar Kalimantan Selatan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin : Aulia, 1980</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><b>-Keterangan : </b></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[1]  Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yoyakarta: Tiara Wacana , 2003, h. xi</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[2]  Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 1999, h. 8. Lihat John L.Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Juz 2, Bandung; Mizan, 2002, h. 306.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[3]  Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005, h. v – vii.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[4]  Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, juz 2, Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2001, h. 214.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[5]  Musyrifah Sunanto, op. cit., h. 8.Lihat Ahmad Mansur Suryanegara , Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Bandung: Mizan 1998, h. 75-76..  </span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[6]  A. Hasjmy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Bandung: Al-Ma’arif, 1981,h. 358</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[7]  Musyrifah Sunanto, op. cit., h. 9 . Lihat Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam di Indonesia, Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, 1991, h. 39</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[8]  Dewan Redaksi,.,op.cit., h. 215</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[9]  M. Shaleh Putuhena, Historiografi Haji Indonesia, Yokyakarta: PT. LKiS, 2007,h.71</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[10]  Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abd XVII-XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, h. 19-20.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[11]  M. Shaleh Putuhena, op.cit., h. 74 – 75.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[12]  Musyrifah Sunanto, op. cit., h. 13</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[13]  Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, h. 170</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[14]  Musyrifah Sunanto, op. cit., h. 10 – 11</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[15]  Bari Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 193.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[16]  Musyrifah Sunanto, op. cit., h. 13 – 14</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[17]  Lihat ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[18]  Ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[19]  Azyumardi Azra, Jaringan Ulama, op.cit., h. 50</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[20]  M. Shaleh Putuhena, op. cit., h. 105</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[21]  A. Hasjmy, op. cit., h. 180</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[22]  Lihat ibid., h. 181</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[23]  Badri Yatim, op. cit., h. 206</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[24]  Ibid., h. 206 – 207</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[25]  A Hasjmy, op. cit., h. 286-287</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[26]  Badri Yatim , op. cit., h. 209-210</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[27]  Dody S. Truna, Ismatu Ropi, Pranata Islam di Indonesia, Pergulatan Sosial, Politik, Hukum dan Pendidikan, Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 2002, h. 143</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[28]  Badri Yatim, op. cit., h. 210</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[29]  Taufik Abdullah, op. cit., h. 69</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[30]  Badri Yatim, op. cit., h. 211</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[31]  Lihat ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[32]  Ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[33]  Lihat ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[34]  Ibid., h. 217</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[35]  Ibid., h. 218</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[36]  Abu Daudi, Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Martapura: Sullamul Ulum, tt., h. 5</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[37]  Yusuf Halidi, Ulama Besar Kalimantan Selatan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin : Aulia, 1980, h. 23</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[38]  Abu Daudi, op. cit., h. 11</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[39]  Lihat ibid., h. 20</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[40]  Badri Yatim, op. cit., h. 221</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[41]  Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa Abad XVI sampai Abad XVII, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 1</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[42]  Lihat ibid., h. 2</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[43]  Mattulada, Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar dalam Sejarah,Ujung Pandang: Bhakti Baru, 1982, h. 40</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[44]  Abu Hamid, Syekh Yusuf Makassar Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1994, h. 136,</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[45]  Ahmad M. Sewang, op. cit., h. 3.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[46]  Azyumardi Azra, Jaringan, op. cit., h. 6</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[47]  Lihat ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[48] M. Shaleh Putuhena, op. cit., h. 90</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[49]  Musyrifah Sunanto, op. cit.,h. 229-230</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[50]  M. Shaleh Putuhena, op. cit., h. 96</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[51] Dody S. Truna, Ismato Ropi, op. cit., h. 142</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[52]  Lihat ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[53]  M. Shaleh Putuhena, op. cit., h. 97</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[54]  Lihat ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[55]  Lihat ibid., h. 98.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[56]  Ibid.</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[57]  Ibid., h. 99</span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div> </div> <div class="MsoNoSpacing"> <div style="text-align: justify;"> <span style="color: #38761d; font-family: Times, Times New Roman, serif;">[58]  Lihat Ibid.</span></div> </div> </div>

PROSES DAKWAH ISLAM DI INDONESIA (Sebuah Tinjauan Sejarah)

(Dokumen No.217 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya) Sumber Tulisan dari: Drs. H. Mirhan AM.,M.Ag.(Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin),Makalah thn.2008 (Sumber blog : idamirhan56.wordpr…

Baca selanjutnya »

Jumlah Penduduk Muslim Pakistan akan Lebih Banyak Daripada Muslim Indonesia

<div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; line-height: 20px;"><b>viva news</b> </span></span></div> <table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: justify;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfdijQwa1PKK9SZbLdSjJI81cdZQj_hASn9qznCWslMCtbvWvU4dIknFtATaSQxpYGJ9IRHL7Z3C88kHVVFiOn31ah87Hi65Lx1moTqQhmyOPJJU34hksXGMccsIg4QnePnpS0b1PU4IY/s1600/aa+penduduk.JPG" imageanchor="1" style="background-color: white; clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="color: black;"><img alt="www.dokumenpemudatqn.blogspot.com" border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfdijQwa1PKK9SZbLdSjJI81cdZQj_hASn9qznCWslMCtbvWvU4dIknFtATaSQxpYGJ9IRHL7Z3C88kHVVFiOn31ah87Hi65Lx1moTqQhmyOPJJU34hksXGMccsIg4QnePnpS0b1PU4IY/s200/aa+penduduk.JPG" title="penduduk " width="200" /></span></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; font-size: small;">Gejolak pertumbuhan penduduk</span></td></tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; line-height: 20px;">Pakistan pada 2030 akan mengungguli Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Ini terkait dengan perkiraan turunnya tingkat kelahiran di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, sedangkan Pakistan mengalami pertambahan jumlah penduduk yang besar.  </span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="background-color: white; line-height: 20px;">Itu adalah hasil penelitian lembaga riset asal Amerika Serikat (AS), Pew Forum on Religion & Public Life,</span></span></div> <br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 20px;">yang dirilis Kamis, 27 Januari 2011. Menurut survei itu, Indonesia dalam 20 tahun berikut masih memiliki banyak penduduk beragama Islam dari negara-negara lain. </span></div> <span style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 20px;">Namun, pada 2030, status Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia bisa tergeser oleh Pakistan. </span></div> <span style="line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;"> "Jumlah umat Islam di Pakistan diproyeksikan bertambah 78 juta, dari 178,1 juta jiwa pada 2010 menjadi 256,1 juta jiwa pada 2030. <span class="goog_qs-tidbit goog_qs-tidbit-0" style="background-color: #ffffdd; border: 0px; display: inline !important; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: inherit; vertical-align: baseline;">Jumlah populasi Muslim Indonesia diperkirakan akan bertambah 34 juta, dari 204,8 juta jiwa [pada 2010]</span> menjadi 238,8 juta jiwa [pada 2030]," demikian analisis Pew dalam laman resmi lembaga itu.  </div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 20px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;"> Seperti Pakistan, India dan Banglades juga berpotensi memiliki pertambahan umat Muslim yang besarnya melampaui Indonesia dalam kurun 2010 hingga 2030. </div> </span><span style="line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;"> Menurut analisis statistik dari Pew, perubahan ini terkait dengan menurunnya tingkat kelahiran di kalangan perempuan Muslim di Indonesia. Selama 2010-2015, contohnya, setiap ibu di Tanah Air rata-rata melahirkan dua anak. Ini berbeda di Pakistan, di mana setiap ibu melahirkan 3,6 anak dalam periode yang sama di Indonesia.  </div> </span><span style="line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;"> Pew menilai bahwa potensi turunnya tingkat kelahiran di Indonesia ini akibat makin banyak perempuan Muslim yang memperoleh jenjang pendidikan tingkat lanjut, disertai naiknya standar hidup dan perpindahan domisili dari desa ke kota.</div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 20px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 20px;"><div style="text-align: justify;"> Gencarnya kampanye penggunaan alat kontrasepsi di kalangan perempuan juga dinilai tim riset Pew membawa pengaruh bagi laju pertambahan jumlah umat Muslim di Indonesia dalam 20 tahun ke depan. (umi)</div> </span></span>

Jumlah Penduduk Muslim Pakistan akan Lebih Banyak Daripada Muslim Indonesia

viva news  Gejolak pertumbuhan penduduk Pakistan pada 2030 akan mengungguli Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Ini terkait dengan perkiraan turunnya tingkat kelahiran di …

Baca selanjutnya »

Modus Baru Penipuan Transfer Dana...Hati-hati!

<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: justify;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi50npux_2OUw8EUKSrvhKt7VFqu_FfZbOSFPq8MgUdcDHFykDuhKKtEdLmQSffL1ploBujO-PcuBQwt6YPF_NM8Fc5E1L7TIUJ0ddRlpCgLMURn4Mk9FdeqQYXi1udvdSwQLXH9zXVlT4/s1600/aa+bank.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="background-color: white; color: black; font-family: Verdana, sans-serif;"><img alt="www.dokumenpemudatqn.blogspot.com" border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi50npux_2OUw8EUKSrvhKt7VFqu_FfZbOSFPq8MgUdcDHFykDuhKKtEdLmQSffL1ploBujO-PcuBQwt6YPF_NM8Fc5E1L7TIUJ0ddRlpCgLMURn4Mk9FdeqQYXi1udvdSwQLXH9zXVlT4/s320/aa+bank.JPG" title="bank indonesia" width="320" /></span></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: small;">modus baru penipuan via sms</span></td></tr> </tbody></table> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><strong style="line-height: 18px; text-align: left;">Jakarta </strong><span style="line-height: 18px; text-align: left;">- Bank Indonesia (BI) menemukan modus baru penipuan melalui skema transfer dana nasabah perbankan. Masih dengan cara klasik yakni melalui pesan singkat, si penipu mencoba mengagetkan seolah-olah membeli rumah nasabah.</span></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 18px; text-align: left;"><br /></span></div> <span style="background-color: white;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></span> <div style="text-align: justify;"> <em style="background-color: white; line-height: 18px;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">"Ass., sy ibu Hj.nengsi yg brminat & cocok mengenai rmh bpk/ibu, tdi sy telfon tpi gak tembus-tembus,masalah harga langsung aja hub suami sy 085397838xxx. Dr.H.Irawan"</span></em></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white;"></span></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">Itulah salah satu contoh pesan singkat alias Short Message Service (SMS) yang dikirim oleh sang penipu yang ingin menjebak si nasabah.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">Deputi Direktur Departemen Mediasi dan Investigasi Bank Indonesia (BI) Sondang Martha Samosir mengungkapkan, sudah banyak mendapatkan laporan dari nasabah mengenai SMS tersebut. Ia menjelaskan, modusnya ketika nanti si nasabah mencoba menghubungi nomor tersebut maka si penipu akan berdalih ingin membeli rumah dengan harga besar.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">"Walaupun memang harga rumahnya tidak sebesar apa yang ditawarkan. Lantas nasabah bisa saja tertarik seketika namun dengan bermacam-macam dalih si nasabah harus transfer dana dahulu dengan berbagai alasan," kata Sondang ketika berbincang dengan </span><strong style="line-height: 18px;">detikFinance</strong><span style="line-height: 18px;"> di Jakarta, Jumat (20/4/2012).</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">Sondang mengatakan, nasabah mesti jeli untuk tidak mudah percaya melalui orang-orang yang meminta transfer dana. Dengan bermacam-macam alasan, Sondang meminta nasabah memastikan dahulu jika ingin transfer.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">"Satu-satunya cara adalah nasabah harus kenal dengan orang yang akan di transfer dananya. Dan memastikan dananya sudah sampai atau belum," jelasnya.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">Lalu bagaimana dengan dana nasabah hasil 'kena tipu' tersebut? Sondang mengatakan kemungkinan dana nasabah kembali cukup tipis. Namun tidak ada salahnya ketika nasabah sadar salah mentransfer dana kepada si penipu tersebut untuk mengadukan ke bank dimana rekening nasabah bernaung.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">"Sudah ada terobosan hukum untuk dapat melakukan pengecekan rekening si penipu, pengembalian dana kepada nasabah, pembekuan rekening sementara hingga penutupan rekening," papar Sondang.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">Melalui sebuah terobosan hukum yang menjadi Standar Operating Prosedur (SOP) bagi bank dikenal dengan istilah 'Bye Laws' yang menjadi acuan untuk mengantisipasi penipuan rekening melalui transfer dana kepada nasabah.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">"Melalui bye laws, antara bank yang satu dengan bank lain bisa melakukan pengecekan langsung dan melakukan pembekuan transaksi sementara bagi rekening si penipu sehingga dananya tidak bisa keluar ataupun masuk ketika nasabah sudah mentransfer," paparnya.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">"Tetapi perlu diingat juga dimana nasabah harus cepat melaporkan ke bank agar dana yang ditransfer tidak sempat di ambil si penipu," imbuhnya.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">Sondang lebih jauh mengatakan, penipuan melalui transfer dana biasanya menggunakan rekening dengan indentitas yang dibuat secara palsu. Namun, dengan adanya laporan nasabah maka rekening tersebut bisa tidak lagi diaktifkan.</span></div> </span><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 17.99715805053711px;"><br /></span></div> <span style="line-height: 18px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"> <span style="line-height: 18px;">"Sehingga mengantisipasi lebih jauh adanya kejahatan yang sama," kata dia.</span></div> </span></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif; line-height: 18px; text-align: left;">(detik.finance.com)</span></div>

Modus Baru Penipuan Transfer Dana...Hati-hati!

modus baru penipuan via sms Jakarta - Bank Indonesia (BI) menemukan modus baru penipuan melalui skema transfer dana nasabah perbankan. Masih dengan cara klasik yakni melalui pesan singkat, si penipu …

Baca selanjutnya »