MAKLUMAT NO.123.PPS.VI.1996 |
Bismilllahiraahmanirrohiim
Salah satu untuk mencapai ridho
Allah, adalah dengan amaliyah Thorekat Qodiriyah Naqsabandiyah.
Dalam Pengamalan TQN, disamping
diperlukan ketelitian, juga kesungguhan, sehingga dalam menyerap dan
melaksanakan amaliyahnya sesuai dengan aturan dan tuntunan yang berlaku (dalam
Kitabullah, Sunnah Rasul,Ijma Ulama dan Qiyas).
Bagi para pengamal TQN terkadang
ada di antara mereka yang memperoleh Futuh Robbani/Miftahul Ghaib, hal ini
sebagaimana Firman Alloh dalam Al-Quran Surat: Al-Jin Ayat 26-27 :
"(Dia adalah Tuhan)
mengetahui yang Ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan seorang pun tentang yang
Ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang di ridhoi-Nya".
Dalam adab TQN, apabila
murid/pengamal TQN, mendapatkan Miftahul Ghaib ini, harus hati2 dan tidak
diperbolehkan untuk membuka rahasia kegaibannya kepada orang lain.
Sabda Nabi dalam hadistnya :
Dari 'Aisyah r.a. sesunggguhnya
ia mendengar Rasululloh bersabda :
Sesungguhnya Malaikat turun ke
langit mengingatkan beberapa hal, maka syetan mendengarkannya, dengan
bermacam-macam pendengaran dan disampaikan kepada Kahin. Kemudian berdustalah
mereka dengan seratus pendustaan/kebohongan dari dirinya sendiri.
Dalam hal Miftahul Ghaib, Sulton
Aulia berkata :
Apabila menceritakan
Karomah/Miftahul Ghaib, itu merupakan haidnya laki-laki.
Pendapat Ulama Tasawwuf :
Bahwa Miftahul Ghaib ialah :
(Membawa atau condong kepada kebaikan)
(Menjinakkan yang liar).
Karena menceritakan Miftahul
Ghaib, merupakan sikap yang tidak baik/dilarang, Juga merupakan godaan bagi
diri kita.
Maka kepada seluruh ikhwan TQN
PP.Suryalaya (Wakil Talqin, Mubaligh, dan ikhwan yang sedang belajar mengamalkan
TQN).
ABAH MENGHARAP, HENDAKNYA HARUS
MENJAGA DIRI DAN BERHATI-HATI AGAR KITA SENANTIASA TETAP TETAP DALAM LINDUNGAN
DAN RIDHO ALLAH SWT.
Suryalaya, 24 Juni 1996
Sesepuh PP Suryalaya,
KH.A.SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN
Posting Komentar
Posting Komentar