Menu

TQN PP.Suryalaya

 

(Dari Status Ustadz Yefi Mieftah di Face book : http://www.facebook.com/groups/pemudatqnsuryalaya/permalink/310357375716703/

Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka'bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring di antara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib. Tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Rasulullah SAW, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulia sampai di bawah perut, lalu Jibril berkata kepada Mikail:
"Datangkan kepadaku nampan dengan air zamzam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya."

Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan di atas kebersihan, kesucian di atas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, lalu dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Inilah ilustrasi seniman modern mengenai isra' mi'raj. (Ilustrasi: Istimewa)Setelah itu, disiapkan untuk Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, kedua telinganya panjang, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka Jibril AS meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: "Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulia daripada dia (Rasulullah)." Mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah ke atas punggungnya. Sebelum Rasulullah, telah banyak Anbiya' (nabi) yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanann Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha itu, Jibril menemani di sebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri. Menurut riwayat Ibnu Sa'ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.
Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan Rahmat-Nya. Di tengah perjalanan, mereka berhenti di suatu tempat yang penuh pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: "Turunlah di sini dan sholatlah".

Madinah. (Foto: Istimewa)Setelah Rasulullah sholat, Jibril berkata: "Tahukah Anda di mana Anda sholat?"

"Tidak," jawab beliau.
Jibril berkata: "Anda telah sholat di Thoybah (nama lain dari Madinah) dan ke sana Anda akan berhijrah."
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya. Di suatu tempat, tiba-tiba Jibril berseru: "Berhentilah dan turunlah Anda serta sholatlah di tempat ini!" Setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon di mana dahulu Musa bernaung di bawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.

Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina', sebuah lembah di Syam, tempat di mana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT. Beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak oleh beliau istana-istana Syam. Beliau turun dan sholat di sana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: "Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkannya Nabi Isa bin Maryam."
IstimewaKetika melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: "Tidakkah aku ajarkan kepada Anda beberapa kalimat, jika Anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?"

Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya.

Melihat keanehan ini Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Jibril, siapakah mereka itu?"
Jibril menjawab: "Mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.”
Lantas, beberapa saat kemudian, beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: "Wahai Jibril bau wangi apakah ini?"
"Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya," jawab Jibril AS.
IstimewaMasyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: "Bismillah, celakalah Firaun."
Mendengar ini anak Firaun bertanya: "Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?"
Masyithoh menjawab: "Ya."
Kemudian anak Firaun mengancam akan memberitahukan hal ini kepada ayahnya.
Ketika Masyithoh dihadapkan kepada Firaun, raja yang lalim itu bertanya: "Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?"
Masyithoh menjawab: "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: "Jika kamu hendak membinasakan kami, silakan. Namun kami harap, jika kami terbunuh kuburkanlah kami dalam satu tempat".

IstimewaMaka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi. Setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya. Maka satu persatu mereka syahid. Akhirnya tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya.

Kemudian anak itu berkata: "Wahai ibuku, lompatlah. Jangan takut. Sungguh engkau berada pada jalan yang benar." Kemudian dilemparlah dia dan anaknya.
Rasulullah kemudian melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur. Setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: "Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan juga para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya."
IstimewaKetika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: "Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku," tapi Rasulullah tidak mempedulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: "Wahai Muhammad lihatlah kepadaku", tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: "Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya Anda menjawab panggilannya, maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat".
Itulah perjalanan yang ditempuh oleh Rasulullah SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Rasulullah turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat di mana biasanya para nabi mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu, sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan orang-orang, yang ternyata mereka itu adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka. Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, mereka lalu sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Hal itu merupakan indikasi bahwa Rasulullah adalah imamnya (pemimpin) para Anbiya' dan Mursalin.
IstimewaSetelah melalui semua itu Rasulullah SAW merasa haus. Jibril membawakan dua wadah yang masing-masingnya berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya.
Jibril berkata: "Sungguh Anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika Anda memilih khamar niscaya umat Anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat Anda".
Setelah melakukan Isra' dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian Rasulullah disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi'raj, yakni melakukan perjalanan naik, menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan-Nya, yang intinya adalah beliau dan umatnya mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulia ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemuliaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintahkan hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau.
IstimewaKetika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit yang pertama), ternyata di sana berdiri malaikat yang bernama Ismail. Malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali di saat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
"Siapakah ini?"
Jibril menjawab: "Aku Jibril."
Malaikat itu bertanya lagi: "Siapakah yang bersamamu?"
Jibril menjawab: "Muhammad SAW."
Malaikat bertanya lagi: "Apakah beliau telah diutus (diperintah)?"
Jibril menjawab: "Benar."
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim di sana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
"Selamat datang, semoga keselamatan menyertai Anda wahai saudara dan pemimpin, Andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang."
Maka dibukalah pintu langit dunia ini.
IstimewaDi langit pertama ini beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi SAW bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:
"Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh."
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok di sebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.
Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai di sekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.
Beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba. Di sana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:
"Makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah."
IstimewaKemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya kedatangan beliau SAW dan Jibril AS disambut seperti sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.

Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas'ud ats Tsaqafi.

Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: "Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh."
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya'kub. Rasulullah bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: "Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan". Dalam riwayat lain, beliau bersabda: "Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang."
IstimewaKetika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti nabi-nabi sebelumnya.
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan separuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu' mendengarkan petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulia, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: "Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab."
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: "Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulianya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku."
IstimewaSetelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Rasulullah menjawab: "Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku."
Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan:"Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas."
Rasulullah bertanya: "Apakah tanaman surga itu?"
Nabi Ibrahim menjawab: "(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim."
Dalam riwayat lain beliau berkata: "Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalahSubhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar".
Kemudian Rasulullah naik lagi sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon yang amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat pun tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya, sekalipun dalam waktu 70 tahun. Di bawahnya memancar sungai yang airnya tidak berubah bau, rasa dan warnanya. Sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.
IstimewaKemudian Rasulullah diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau. Setelah itu, beliau memasuki surga dan melihat di sana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, di dengar telinga dan terlintas di dalam hati setiap insan.
Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikit pun, yang di wajahnya selalu tampak kemurkaan.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan beraneka warna. Pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, yaitu berjumpa dengan Allah SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri di sana, tempat yang tak seorang makhlukpun mampu mencapainya, beliau melihat-Nya dengan mata beliau yang mulia. Saat itu juga, beliau langsung bersujud di hadapan Allah SWT.
IstimewaAllah berfirman: "Wahai Muhammad."
"Labbaik wahai Rabbku," jawab beliau.
"Mintalah sesuka hatimu," firman-Nya.
Nabi berkata: "Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Daud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati."
Allah berfirman: "Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasih-Ku."
Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda:"... kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit keenam), lalu dia bertanya:
Istimewa"Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat Anda?"
Aku menjawab: "50 sholat."
Musa berkata: "Kembalilah kepada Rabbmu, dan mintalah keringanan. Sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya."
Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata:
"Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah."
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman:
"Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat."
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun dia tetap berkata:
"Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan."
Maka aku katakan kepadanya: "Aku telah berkali-kali kembali kepada-Nya sampai aku malu kepada-NYa".
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah. Menurut satu riwayat, ketika beliau kembali duduk ke tempatnya semula, tempat itu masih terasa hangat.
Wallohu a'lam.

Posting Komentar

 
Top