Menu

TQN PP.Suryalaya

 


Dok.191. (Status Engkus Kusnadi)

Dari Abu Thalhah ra., katanya : “Saya pernah menemui Nabi SAW., tampak Beliau sangat bergembiradan berseri, yang melebihi dari sebelumnya, maka sayapun menanyakan hal itu kepada Beliau, yang dijawab oleh Beliau : “Apa yang menghalangi aku untuk bergembira, sedang Jibril baru saja keluar. Dia datang kepadaku dengan membawa berita gembira dari Tuhanku, katanya : “Sesungguhnya Allah Taala telah mengutusku kepadamu, membawa berita gembira dari Tuhanku, bahwa tidak seorangpun diantara umatmu bershalawat umtukmu, melainkan Allah Taala beserta Malaikat-Nya bersalawat pula untuknya seperti salawatnya sepuluh kali”.
(Syifaus Syarif)Tentang turunnya ayat diatas, para ulama berkata : “Dari Ibnu Abbas ra., katanya : “sesungguhnyaayat-ayat tersebut turun berkaitan dengan abubakar Assiddiq ra., pada saat itu orang-orang musyrik berkata : “Tuhan kami ialah Allah, dan malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan Allah”. Sedang orang-orang yahudi mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah, dan Uzair itu adalah anak Allah, sedangkan Muhammad bukan nabi”. Lalu Abubakar berkata : “Tuhan kami ialah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya”. Kemudian Abubakar bersikap konsisten dengan pendiriannya itu. Adapun arti ayat itu adalah : Sesungguhnya orang yang mengakui keesaan Allah dan melepaskan dari Allah kepercayaan adanya sekutu, teman atau anak, kemudian mereka senantiasa taat kepada-Nya dan melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya, dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya sampai saat mereka meninggal dunia.

(Tafsir)Sebagian Ulama yang lain mengatakan : Maksud “istiqomah” adalah pengambilan sumpah di alam arwah.
Sementara, ada pula yang mengatakan, istiqomah itu bisa terjadi secara lahir dan bathin, istiqomahnya orang awam secara lahir adalah dengan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangan, sedang secara bathin adalah iman dan tasdiq.
Adapun istiqomahnya orang khawas secara lahir adalah menghindari dunia dan meninggalkan perhiasannya maupun keinginan-keinginan terhadapnya, sedangkan secara bathin adalah tidak menginginkan kenikmatan syurga karena rindu kepada Tuhan Yang Maha Penyayang. (Syihabuddin)Abubakar ra. Pernah ditanya tentang istiqomah, maka jawabnya : “janganlah kamu mengsekutukan sesuatupun dengan Allah”.
Sedang Umar ra. Berkata : “istikomah artinya hendaklah kamu konsisten terhadap perintah (dengan melaksanakannya) dan larangan (dengan menjauhinya), dan janganlah kamu menyeleweng secara sembunyi-sembunyi seperti seekor musang”.
Utsman ra. Berkata : “istiqomah adalah keikhlasan”.Imam Ali ra., berkata : “istiqomah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”.
(Ma’alimut Tanzil) Seorang ahli kebenaran berkata : “Istiqomah itu ada tiga macam
(1) istiqomah dengan lidah,
(2) istiqomah dengan hati,
(3)istiqomah dengan jiwa.
Istiqomah dengan lidah adalah senantiasa mengucapkan kalimat syahadat. Istiqomah dengan hati adalah senantias berbeda di atas keinginan yang benar.
Sedangkan istiqomah dengan jiwa adalah senantiasa melaksanakan ibadah-ibadah dan ketaatan-ketaatan”.
Sementara yang lain mengatakan : “istiqomah itu dicapai dengan empat perkara :
(1) taat dalam menghadapi perintah,
(2) takwa dalam menghadapi larangan,
(3) syukur dalam menghadapi nikmat,
(4) sabar dalam menghadapi surga.
Sedangkan kesempurnaan yang empat itu adalah dengan empat perkara pula :
kesempurnaan taat adalah ikhlas, kesempurnaan taqwa adalah dengan taubat, kesempurnaan syukur adalah dengan mengakui ketidakberdayaan diri, dan kesempurnaan sabar adalah dengan melaksanakannya secara total.
(Imam Nasafi)Al Faqih Abu Laits berkata : “tanda istiqomah seseorang adalah apabila dia memelihara sepuluh perkara sebagai suatu yang wajib atas dirinya :
1. Memelihara lidah dari menggunjing orang lain.
2. Menjauhi buruk sangka
3. Menjauhkan diri dari memperolok-olokkan orang lain.
4. Memelihara indra penglihatan dari apa-apa yang diharamkan.
5. Kejujuran lidah.
6. Menafkahkan harta di jalan Allah
7. Tidak bersikap boros
8. Tidak ingin dirinya ditonjolkan atau diagung-angungkan
9. Memelihara shalat lima waktu.
10. Konsisten mengikuti ahlu sunnah wal jamaah

(Tanbihul Ghafilin)

Posting Komentar

Unknown mengatakan... 19 Mei 2012 pukul 20.12

makasih ya dah follow..

Suryalaya37 mengatakan... 23 Mei 2012 pukul 00.34

sama2 bro,,,:)

 
Top