(Status Ustadz Yefi Mieftah di Facebook Pemuda TQN Suryalaya)
Wahai anakku...
Sesungguhnya Rabmu mengetahui apa yang kamu
betikkan dalam hatimu, dan Dia mengetahui apa yang engkau ucapkan dengan
lisanmu, dan Dia melihat terhadap segala amalanmu, maka bertakwalah kamu kepada
Allah wahai anakku, dan berhati-hatilah kamu terhadap pengawasan-Nya pada saat
kamu dalam keadaan yang tidak diridhai oleh-Nya.
Hati-hatilah kamu dari kemurkaan Rabbmu, yang
mana Dialah yang telah menciptakanmu dan memberikan rizki kepadamu serta yang
telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan di dalam kehidupanmu.
Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar
perintahnya? Apakah kamu tidak khawatir nantinya bapakmu akan menghukummu? Maka
jadikanlah perasaanmu sama seperti itu [bahkan lebih] kepada Allah, karena Dia
dapat melihat dirimu disetiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat Dia!
Maka janganlah kamu anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah
dilarang darinya!
Wahai anakku..
Sesungguhnya Rabmu sangat dahsyat murka-Nya,
siksa-Nya teramat pedih, maka hati-hatilah kamu wahai anakku, dan takutlah kamu
terhadap kemurkaan-Nya, dan janganlah kamu terlena oleh kasih sayang Rabbmu dan
sesungguhnya Allah menangguhkan (siksa-Nya) bagi orang yang berbuat dzalim,
sampai-sampai jika Dia menyiksa orang tersebut, niscaya Dia tidak akan
melepaskannya.
Wahai anakku...
Sesunguhnya di dalam ketaatan kepada Allah ada
kelezatan dan kebahagiaan yang tidak akan dapat dirasakan kecuali dengan
mencobanya.
Maka, wahai anakku...
Pergunakanlah ketaatan kepada Allah sebagai
bahan ujian pada setiap harinya supaya engkau dapat merasakan kelezatan, dan
supaya engkau dapat merasakan kebahagiaan ini, niscaya kamu dapat mengetahui
keikhlasan dirku di dalam menasehatimu.
Wahai anakku..
Sesungguhnya engkau akan mendapati rasa berat
hati di dalam ketaatan kepada Allah pada pertama kalinya, maka pikullah beban
berat ini, dan bersabarlah padanya, sampai ketaatan tersebut engkau rasakan
menjadi rutinitas yang dapat dijinakkan.
Wahai anakku...
Lihatlah kepada dirimu ketika dulu kamu berada
di bangku (sekolah); kamu belajar membaca dan menulis, dan kamu diperintahkan
supaya menghafal Al-Qur'anul Karim dengan mendiktekannya, bukankah kamu dulu di
sana benci terhadap bangku (sekolah) serta gurunya, dan kamu berangan-angan
supaya cepat berakhir? Nah, pada hari ini kamu telah mencapai kedudukan yang
mana kamu dapat mengetahui faedah kesabaran dalam belajar di bangku (sekolah),
dan engkau telah tahu bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk kebaikan dirimu.
Maka, wahai anakku...
Dengarkanlah nasehatku, dan bersabarlah di atas
ketaatan kepada Allah sebagaimana engkau sabar dalam belajar di bangku
(sekolah), niscaya nanti engkau akan mengetahui faedah dari nasehat ini, serta
akan tampak jelas bagimu apabila hidayah telah membantu untuk beramal dengan
nasehat ustadzmu.
Wahai anakku...
Janganlah kamu sekali-kali beranggapan bahwa
bertakwa kepada Allah adalah shalat, puasa, dan semisalnya dari berbagai ibadah
(yang dhahir) saja. Bahwa sesungguhnya bertakwa kepada Allah mencakup segala
sesuatu, maka bertakwalah kamu kepada Allah pada (hak-hak) saudara-saudaramu,
janganlah kamu sakiti salah seorang dari mereka, dan bertakwalah kamu kepada
Allah pada (hak-hak) negerimu: Janganlah kamu khianati dia dan jangan kamu
biarkan musuh menguasainya, serta bertakwalah kamu pada (hak-hak) dirimu,
janganlah kamu sia-siakan waktu sehatmu dan janganlah kamu berperilaku kecuali
perilaku yang mulia.
Wahai anakku..
Rasulullah saw telah bersabda: "Bertakwalah
kamu dimanapun kamu berada, dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan,
niscaya (kebaikan tersebut) akan menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang
dengan akhlak yang baik" [1]
(Diambil dari "Washaya al-Aba' Lil
Abna", penulis: Syaikh Ahmad Syakir, edisi bahasa Indonesia:"Duhai
anakku.. Dengarlah nasehatku!" Penerbit: Al-Haura)
-------------------------------
[1] HR Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim dengan sanad
yang hasan
Posting Komentar
Posting Komentar