(DARI STATUS USTADZ M.MASKUR DI FACEBOOK PEMUDA TQN SURYALAYA)
Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita
tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak
sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah
saw bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat
meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat
meridlai (H.R. Ahmad).
DAlam riwayat Abu
Hurairah dikatakan Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun
mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah (H.R. Malik).
Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit
untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita,
barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau
memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja,
tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita
termasuk orang yang kuat.
Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan:
1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)
Posting Komentar
Posting Komentar