(Air Terjun,memiliki kekuatan) |
...................DARI
AIR................(sambungan)Ciri air (lanjutan)(1)..(2)..(3)..
(4) KEKUATANnya (bisa
mengalahkan api) Bukti rasa antipati / bermusuhan terhadap syetan. Air bisa memadamkan
api. Benda yang basah tidak mudah terbakar api. Andaikan dalam sehari
manusia tak pernah bersuci (wudhu) maka syetan “bisa langsung”
menggodanya. Sebaliknya, jika dalam sehari manusia senantiasa dalam
keadaan basah oleh air wudhu, maka syetan “tidak bisa langsung” menggoda tetapi
menggoda melalui benda-benda yg mudah menyerap air untuk disodorkan, sehingga
air wudhu lebih cepat kering sebelum waktunya. "Benda" yg mudah
menyerap air adlh semua bentuk perbuatan maksiat yg serba “panas” sebagai
simbol percikan api neraka.
Barang siapa tidak berlebihan mencintai kebendaan, maka air
wudhunya tidak mudah terserap olehnya.
Air satu gelas adalah sangat lemah bila disiramkan kepada kobaran
api yg besar. Tapi bila gelas dituangkan di bawah kran yg airnya mengalir
terus-menerus dari pipa / slang yg panjang bersumber dari mata air, maka dengan
berkali-kali siraman, pasti kobaran api yg besar akan padam juga. Begitu
juga hendaknya manusia jangan melawan syetan dengan kekuatannya sendiri, tapi
senantiasa berhubungan dengan Alloh sebagai sumber kekuatan agar mengalirkan
kekuatanNya kepada kita untuk mengalahkan syetan, bahkan Alloh sendiri yg akan
menyiram syetan.
Hati/qolbu manusia kondisi “kering” oleh
dzikir kepada Alloh, maka ia akan menggeliat-geliat ketika syetan
mendekatinya. Sebaliknya, jika ruang hati manusia kondisi “basah” oleh
dzikir kepada Alloh, sedangkan syetan tetap nekat mendekat, maka ia akan
menggeliat-geliat di tanah, ketika semua syetan berkumpul dan saling bertanya :
apa yang terjadi atas dirinya ?. salah satu dari mereka menjawab
: "seorang manusia telah menyentuhnya."
#Note :#Penyebab orang yg beriman ketika dimasukkan ke Neraka
tidak jatuh ke dalam titik api yg paling bawah karena bisa memadamkan api
neraka adalah hatinya dalam keadaan “basah” oleh keimanan (meskipun) – hanya
satu tetes / satu percikan nempel di dinding hatinya.
Iman yg penuh (hatinya hanya berisi AIr) maka tidak akan masuk ke
dalam Neraka, tapi hanya melewati saja untuk naik ke Sorga. Sedangkan iman
yg kurang (hatinya berisi BENDA BASAH) maka akan masuk ke dalam Neraka untuk
dibakar bendanya agar menguap airnya ke atas bersama orangnya naik ke
Sorga. Orang yg imannya tidak ada (hatinya kering bahkan penuh kebendaan)
maka akan masuk ke dalam Neraka terbakar selamanya, karena dalam dirinya tidak
ada unsur basahnya / berupa air keimanan yg bisa menguap ke atas.
(5) KELEMAHANnya
(dikalahkan angin) Dalam keadaan diam akan mudah berombak jika diterpa
angin. Air yg diam berakibat jadi tempat bersarang penyakit atau
lama kelamaan akan kering oleh angin. Begitu pula manusia dalam keadaan
“diam” alias kosong pikiran, pekerjaan, getaran iman, maka mudah kemasukan
pikiran buruk, perbuatan buruk, bahkan hawa nafsu yg buruk.
Padahal sifatnya air adalah mengalir terus – dari hulu s/d muara –
tanpa henti.
Bukankah binatang buas dalam sungai lebih suka nge”time” di air yg
diam ?, begitu pula manusia yg “menganggur” dari berdzikir, akibatnya mudah
timbul sifat buasnya seperti binatang.
Karena itu, air dalam diri kita harus terus digerakkan mengalirkan
diri alias mendahului menyibukkan diri sebelum nafsu menyibukkan
kita. Dengan mengalirkan lafad dzikir - secara lisan / getaran hati - maka
sepanjang waktu bernilai ibadah.
Ingatlah bahwa kehilangan waktu ruhani lebih dasyat dibanding
kematian, karena kehilangan waktu ruhani berarti terputus dari Alloh, sedangkan
kematian hanyalah terputus dari makhluq
Posting Komentar
Posting Komentar