Berbahagialah ketika seseorang mati dosanya
juga ikut mati.
Ada yang mengatakan, dosa yang lebih besar,
adalah dosa orang menzholimi orang lain, yang tidak dikenalnya.
Taubat dan Dzikirullah dapat mengikis dosa. |
Siapa yang taat kepada Allah, maka
segala sesuatu ini akan tunduk kepadanya. Siapa yang maksiat kepada Allah,
segala sesuatu akan menundukan dirinya, dan segalanya akan menjadi beban bagi
dirinya. Jika bukan karena gelimang dosa melainkan setiap yang menimpanya
sebagai siksa, baik dalam keadaan bebas maupun sempit, sehat maupun sakit
tentulah cukup kiranya. Jika bukan karena meninggalkan maksiat, kecuali dengan
kontra terhadap maksiat itu, pastilah sudah mencukupi. Seorang hamba akan
terhalang rezekinya karena dosa yang menimpanya.
Bukan laknat itu terekpresi pada wajah hitam atau harta yang berkurang, namun
laknat adalah ketika seorang hamba tidak bias keluar dari kubangan dosa, atau
sepadannya bahkan lebih buruk lagi.
Janganlah tobat itu menjadi perbuatan lebih lemah pada anda, ketika anda
berbuat dosa. Sepanjang tobat mengingkari perubahan zaman, warna-warni,
istri-istri, maka dosa selalu mewariskan semua itu, bahkan dosa bisa muncul
karena sinis terhadap penciptaan binatang, tikus rumah, kealpaan membaca
Al-Qur’an, atau sesuatu dari ilmu, atau menukil bacaannya dari orang-orang
merdeka. Sangsi dosa itu, dikondisikan bagi kepedihan dan penderitaan. Siksaan
masing-masing tergantung sejauh mana kemusyrikan menimpanya, bahkan dalam
impian sekalipun. Terkadang siksaan suatu dosa merupakan dosa sepadannya,
manakala dosa itu membesar, sebagaimana dalam pahala taat.
Dan tiada daya dan kekuatan, kecuali hanya Allah Yang Maha Luhur dan Maha
Agung.
(Dari status Agus Sayap Merpati di facebook pemuda tqn suryalaya)
Sumber bacaan: Raudhathu thalibin wa Umdatus Saalikien Al-Imam Abu Hamid
Muhammad Al-Ghazali.
Posting Komentar
Posting Komentar