Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Nasihat seorang ibu kepada anaknya.

Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah
tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu
tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan
merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang
dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah
teratasi, akan timbul masalah baru.

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah
panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api
yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan
wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua,
dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu
sampai ketiga air di panci kembali mendidih.

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu.
Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring.
Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam
piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya
sambil berkata :” Katakan apa yang kamu lihat.”
Putrinya menjawab : “ Wortel, telur dan kopi.”

Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan
wortel itu. “ Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya
kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang
telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar

bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus.
Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi
yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan
keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya
putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda
itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu
direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda
punya reaksi berbeda.

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak
berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak
dan lemah. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah.
Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di
dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya
menjadi keras. Sedang butiran kopi adalah fenomena
unik, ia menjadi air setelah direbus.

" Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada
putrinya. " Jika kemalangan mengetuk pintumu,
bagaimana kamu meresponnya ? Apakah kamu seperti
wortel, sebutir telur atau biji kopi ?”

Camkan Hal ini :

Termasuk yang mana aku ini ? Apakah seperti wortel
yang terlihat keras namun ketika dihadang masalah dan
kemalangan aku menjadi lemah dan kehilangan
kekuatanku ?

Apakah hatiku rentan seperti isi telur, namun ketika
“di didihkan” oleh kematian, perpisahan, masalah
keuangan atau ujian-ujian lainnya menjadikan hatiku
kuat ? Apakah dinding luarku masih terlihat sama namun
kini didalam aku menjadi seorang yang gigih dan
berjiwa keras ?

Atau aku mirip dengan biji kopi ? Biji kopi sebenarnya
mengubah air panas disekitarnya, yaitu keadaan yang
membawanya dalam kepedihan. Ketika air mulai mendidih,
maka dia mengeluarkan aroma dan rasa kopi yang nikmat.

Bila keadaan menjadi kian memburuk, mampukah kalian
mengubah situasi di sekitar menjadi suatu kebaikan ?
Ketika hari kian gelap dan ujian semakin meningkat,
apakah kalian mengangkat diri sendiri ke tingkatan
yang lain? Bagaimana kalian menangani masalah-masalah
hidup yang datang silih berganti ? Apakah kalian mirip

sebuah wortel, sebutir telur atau biji kopi ?

Semoga kalian mempunyai cukup bekal kebahagiaan untuk
membuat hidup terasa indah. Cukup ujian agar membuat
kalian kuat, cukup kesusahan agar kalian lebih
manusiawi, dan cukup harapan untuk membuat kalian
mampu bertahan hidup.

Ketika dilahirkan, bayi menangis disaat semua orang
tersenyum menyambut kehadirannya. Menangkan hidup ini
agar diakhir perjalanan nanti kita bisa tersenyum
ketika semua orang disekitar menangis.

Dunia ini memang panggung sandiwara, kita dan semua
yang kita lihat hanyalah ilusi yang penuh dengan
kiasan-kiasan. Kita bukan siapa-siapa, kita bukanlah
seperti yang kita sangka. Kita hanyalah
bayangan-bayangan, pujilah Dia Yang mampu membuat
bayangan-bayangan bisa mendengar, melihat, merasa,
berbicara, dan berbuat apa saja. Bukalah hati, mata
dan
pikiranmu semasa di dunia, karena siapa yang buta
hatinya di dunia, di akhirat nanti akan semakin dibuat
buta oleh Tuhan-nya…..Subhanallah ~

wassalam,
copi dari arief hamdani

Dari status Muchlis Tqn di Facebook Pemuda TQN Suryalaya


Posting Komentar

petualangweb mengatakan... 3 Agustus 2012 pukul 13.25

subhanalloh,kisah sangat inspiratif. hatur nuhun.........di antos artikel anu sanesna

 
Top