Gunung Anak Krakatau. |
BANDAR LAMPUNG -- Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, mulai menampakkan letusan disertai keluarnya lava pijar, Ahad (2/9) malam. Warga kota Bandar Lampung yang mengendarai kendaraan bermotor merasakan debu vulkanik GAK yang membuat mata perih sejak Senin (3/9) Subuh.
“Pagi ini saat mengantar anak sekolah naik motor terasa sekali mata perih seperti ada debu halus menyerang mata,” kata Abu Fathiah, warga Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Lampung saat berkendaraan motor tanpa kaca mata, Senin (3/9).
Fathiah mengatakan biasanya setiap pagi kondisi udara sangat sejuk dan penglihatan mata sangat terang. Namun, saat keluar rumah pagi hari, mata mulai terasa perih karena debu halus yang terlihat menyerang kedua matanya. “Sepertinya dampak dari letusan Gunung Krakatau,” tuturnya.
Kondisi yang sama dirasakan Anas, warga Kemiling. Pegawai negeri di Kotaagung, Tanggamus, ini merasakan debu pagi hari seakan seperti siang hari. Biasanya, ujar dia, saat berangkat ke kantor naik motor, udara pagi sangat bagus, tetapi sekarang lain. “Pokoknya debunya lain pada hari sebelumnya, padahal tidak ada angin dan udara belum panas,” ujarnya.
Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) menyatakan intensitas letusan GAK mulai dirasakan sejak Ahad (2/9) pukul 18.30 WIB. GAK mengalami tremor letusan hingga mengeluarkan lava pijar setinggi 300 meter.
Saat ini GAK masih berstatus Waspada, dengan larangan bagi warga, wisata, dan nelayan mendekat wilayah GAK dengan radius satu kilometer. Menurut laporan Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancoran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, frewensinya masih normal meski ada peningkatan dari sebelumnya. Warga sekitar GAK tetap waspada.
------------------------------------------------
Diposting ulang oleh Dokumen Pemuda TQN Suryalaya
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/nusantara-nasional/12/09/03/m9r3vf-warga-lampung-rasakan-debu-vulkanik-krakatau
Posting Komentar
Posting Komentar