Menu

TQN PP.Suryalaya

 

Kadang terasa hampa.-

Di dalam perjalanan ubudiyah maupun kehidupan sehari-hari, rutinas yang dijalani tidak jarang membuat sebagian orang akan merasa bosan dan terasa hampa/hambar. Seringkali Ubudiyah (Sifat dan eksistensi kehambaan) kita goyah, bisa jadi tiang-tiang penyangganya belum kokoh dan menuju kerapuhan. 

Tiang atau pondasi tersebut antara lain adalah :

  1. Bergantung pada Allah Swt dalam segala hal.
  2. Ridho apa pun yang datang dari Allah Swt, dalam segala hal Kembali kepada Allah Swt dalam hal apa pun.
  3. Selalu butuh kepada Allah Swt, dalam segalanya.
  4. Mengembalikan hati kepada Allah Swt dalam segala hal.
  5. Sabar bersama Allah Swt, dalam menghadapi segalanya.
  6. Memutuskan diri hanya kepada Allah Swt, dalam segalanya.
  7. Istiqomah bersama Allah Swt, dalam hal apa pun.
  8. Menyerahkan hati total kepada Allah Swt, dalam segala hal.
  9. Pasrah segalanya dalam semua hal kepada Allah Swt.
Iman itu naik turun, sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW: Perbaharuilah imanmu dengan memperbanyak (dzikirullah) mengucap Laa Ilaha Illallah. 
Banyak pesuluk yang mengalami perasaan hampa setelah mengamalkan dzikirullah . Perasaan hampa dalam ubudiyah juga merupakan proses layaknya seorang bayi yang belajar berjalan, pertamanya selalu berpegangan pada tangan ibunya. Kemudian sang ibu akan melepas sesekali pegangannya untuk mengajari anak mandiri berjalan. Perasaan hampa tersebut juga merupakan ujian pula apakah sang pencari jalan tetap setia pada jalan yang ia tempuh ataukah berhenti bahkan mundur ke belakang. Saat itu bertambah kuat hubbud dun_ya (nafsu/cinta duniawi) dan amarah akan mengintai secara halus. Dada pun akan terasa sempit manakala kebutuhan-kebutuhan hidup pun terus menghimpit. 

Tuan Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani QS berkata :
Bertahanlah dalam kesabaran dari gangguan mahluk dan tetangga, sebab banyak sekali manfaat dalam kesabaran. Kalian semua diperintahkan untuk mempraktekkan kesabaran itu, dan bertanggung jawab terhadap diri kalian sendiri dan kelompok kalian.Nabimu bersabda : “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” Hendaknya kalian bersabar terhadap ketetapan Alloh yang sedang kalian jalani ini, sehingga penderitaan kalian akan berubah menjadi kebahagiaan. Sabar adalah pondasi segala kebaikan. Para nabi diuji dengan kesusahan, tapi mereka bertahan dengan kesabaran. Sebagai orang yang beragama, sesungguhnya kalian sedang mengikuti jejak para Nabi. Maka konsekuensinya adalah kalian juga  akan di uji dengan berbagai kesusahan. Untuk itu imbangi langkah kalian dalam mengikuti jejak para Nabi itu dengan bertahan dalam kesabaran sebagaimana mereka sabar. Sewaktu hati telah terpaut kuat kepada Alloh, maka hati itu tidak akan peduli lagi kalau ada orang lain yang tidak setuju dengannya. Ia juga tidak peduli walau orang lain menjunjung tinggi dirinya. Sewaktu hati telah kokoh, ia tidak peduli kepada orang yang memberinya hadiah atau mengambil barang miliknya. Hati yang kokoh dipenuhi keyakinan terhadap Alloh Azza wa Jalla. Ia akan melihat semua makhluk sangat lemah, hina dan miskin. Tapi bukan berarti ia menjadi sombong. Hati yang kokoh laksana singa saat bertemu dengan orang yang membangkang kepada Alloh. Galak sekali. Tapi ia sangat lembut dan rendah hati kepada orang yang saleh dan bertakwa kepada Alloh. (Al Fath : 29) Sewaktu kondisi hamba seperti ini, dia akan melampaui maqom | tingkatan  orang biasa. Kondisinya tidak akan diketahui oleh sebagian besar makhluk. (An Nahl : 8) Dan Alloh menciptakan banyak hal yang kamu tidak mengetahuinya. 
Semua kondisi maqom/tingkatan tinggi itu adalah buah dari keimanan akan ke-esa-an Alloh, keikhlasan, dan kesabaran.
Sewaktu Nabimu bertahan dengan kesabaran, beliau diangkat ke langit tujuh. Beliau menyaksikan keberadaan Alloh, dan bergerak ke dalam kedekatanNYA. Hal ini terjadi setelah beliau meletakkan pondasi kesabaran secara kokoh.
Segala hal yang baik hanya bisa diraih dengan kesabaran. Itu sebabnya Alloh menegaskan “Hai orang-orang yang beriman, hendaknya kamu bersabar, dan kuatkan terus kesabaran itu serta tetap waspada. Bertakwalah kepada Alloh supaya kamu beruntung
Ya Alloh, masukkan kami ke dalam golongan mereka yang sabar. Dengan mengikuti para kekasih-Mu dalam kesempurnaan perkataan dan perbuatan, bersabar dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan khalayak ramai, dalam zahir dan batin kami, dalam keseluruhan keadaan kami, Robana atina fid dunia hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qina azabbannar.
Bertahanlah dengan kesabaran terhadap aturan-aturan hukum, agar tersingkap pengetahuan bagi kalian. Alloh memerintahkan kalian untuk bersabar – maka bersabarlah… Secara khusus Alloh memerintahkan Nabimu untuk bersabar, dan memerintahkan kalian pada umumnya. Perintah itu ditujukan untuk beliau dan untuk kalian pula.
(Al Ahqof : 35) “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari para Rasul.”

Wallohu'alam

Ditulis oleh: Dokumen Pemuda TQN Suryalaya. 

Posting Komentar

petualangweb mengatakan... 18 September 2012 pukul 11.10

hatur nuhun...katampi wejangan nana

 
Top