CILACAP - Krisis air bersih terlebih lagi di musim kemarau sudah melanda sebagian besar daerah di Indonesia, termasuk pula di Cilacap. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap menyatakan wilayah yang mengalami krisis air bersih di kabupaten ini meluas.
"Hingga pekan ini, jumlah desa yang mengalami krisis air bersih telah mencapai 32 desa, dengan jumlah bantuan air bersih yang telah disalurkan sebanyak 408 tangki," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Wasi Ariyadi di Cilacap, Rabu.
Ia mengatakan desa sebanyak itu tersebar di 12 kecamatan, yakni Patimuan sebanyak tujuh desa, Kampung Laut (dua desa), Kawunganten (tujuh desa), Gandrungmangu (empat desa), Kedungreja (tiga desa), Adipala (satu desa), Bantarsari (tiga desa), Cimanggu (satu desa), Jeruklegi (satu desa), Majenang (satu desa), Nusawungu (satu desa), dan Karangpucung (satu desa).
Awal Agustus silam, kata dia, krisis air bersih hanya melanda di 20 desa.
Dia mengatakan, pihaknya akan tetap menyalurkan bantuan air bersih sesuai kebutuhan masyarakat.
"Berapa pun bantuan air bersih yang diminta masyarakat, kami siap menyalurkannya," kata dia menegaskan. Menurut dia, krisis air bersih di Cilacap tahun ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya.
"Jumlah bantuan air bersih yang disalurkan tahun lalu hanya 280 tangki. Namun sekarang, hingga pertengahan September sudah mencapai 408 tangki," katanya.
Ia mengatakan, krisis air di Cilacap tidak hanya disebabkan kekeringan, tetapi juga akibat adanya intrusi air laut.
Menurut dia, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh tim geologi, defisit air yang biasa terjadi di wilayah langganan krisis air bersih disebabkan oleh karakteristik tanah setempat.
Dalam hal ini, kata dia, daya serap tanah terhadap air sangat jelek sehingga tidak mampu menampung air hujan.
"Saat hujan, air 'bablas' begitu saja sehingga tidak bisa tersimpan," katanya.
-DIposting ulang oleh: Dokumen Pemuda TQN Suryalaya
-Sumber Tulisan dan foto :
Posting Komentar
Posting Komentar