WASHINGTON-Cincin bertuliskan lafaz syahadat
yang dikenakan Barack Obama kembali memanaskan rumor tentang ke-Islaman dirinya
belakangan ini. Ternyata, bukan kali ini saja cincin yang setia menghiasi jari
manis Presiden Amerika Serikat itu jadi perbincangan publik.
Saat Obama masih kuliah di Harvard Law School, cincin itu sempat membuat
penasaran seantero kampus. Obama masuk di kampus hukum terkemuka AS itu pada
1988, dua tahun setelah mendapat gelar sarjana dari University of Columbia.
Pada tahun
pertamanya di Harvard, ia terpilih sebagai salah satu editor di Harvard Law
Review, jurnal independen yang diterbitkan mahasiswa Harvard. Di tahun
keduanya, Obama bahkan terpilih sebagai presiden jurnal hukum paling prestisius
di AS itu.
Obama merupakan presiden kulit hitam pertama dalam sejarah jurnal yang terbit
sejak tahun 1887 tersebut. Pada masa kepemimpinannya, Obama menerbitkan edisi
khusus memperingati ulang tahun ke-130 Harvard Law Review.
Sebagai presiden, Obama mendapatkan halaman khusus dalam edisi tersebut. Halaman
itu berisi profil bernada satir tentang Obama disertai foto terbarunya saat
itu. Dalam halaman berjudul Doer's Profile itu terdapat sejumlah kolom
pertanyaan untuk diisi.
Dalam kolom 'Latest Accomplishments' tertulis, prestasi terakhir Obama adalah
'membelokkan pertanyaan yang terus menerus tentang cincin di tangan kiri'.
"Latest Accomplishments: Deflecting
Persistent Questioning About Ring on Left Hand," demikian cuplikan asli
Harvard Law Review edisi khusus ulang tahun ke-130 (terbit 1990) seperti
dilansir World Net Daily.
Dari dokumentasi itu terungkap semasa di Harvard teman-teman kampus Obama
banyak mempertanyakan tentang cincin syahadat di jari manis tangan kirinya itu.
Namun Obama sukses mengalihkan perhatian para penghuni kampus dengan tidak
memberikan jawaban secara pasti.
Ia membiarkan keberadaan cincin berdesain rumit itu tetap menjadi misteri dalam
sejarah Harvard Law School yang legendaris.
Bukan pertanyaan soal cincin saja yang membuat Obama enggan memberikan jawaban
pasti. Seperti dilansir The New York
Times, pencalonan
Obama sebagai presiden Harvard Law Review memicu perdebatan sengit di kalangan
internal kampus.
Sebagian orang mempermasalahkan status Obama yang notabene berkulit hitam.
Dalam artikel yang diterbitkan Januari 2007 itu disebutkan, setelah resmi
terpilih, perdebatan tentang status Obama mulai mereda.
Saat ditanya manakah yang lebih ia sukai, dipanggil sebagai Black (kulit hitam) atau African-American (keturunan Afrika), Obama enggan
menjawab dengan lugas. "Semantik tidak lebih penting daripada isu-isu di
kehidupan nyata," kata seorang teman dekat Obama, Cassandra Butts,
menirukan jawaban Obama saat itu.
(Sumber foto dan tulisan:
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/10/17/mc0dqu-cincin-syahadat-obama-bikin-penasaran-kampus-harvard)
Posting Komentar
Posting Komentar