Qiyamullail atau
bangun di malam hari untuk bermunajat dan beribadah kepada Alloh dengan
melakukan sholat atau amalan-amalan lainnya sangat dianjurkan dalam Islam dan
merupakan amalan mulia yang biasa dilakukan para shalihin. Bahkan
menurut pendapat Jumhur ulama dan empat imam bahwa pada awal kemunculan
dakwah dan risalah, qiyamul lail adalah wajib bagi Rosulullah saw. Perintah
wajib tersebut berjalan setahun, lalu diperingan dari wajib menjadi sunnah.
Ketika orang
lain terlelap tidur di keheningan malam, lalu bangun malam untuk bermunajat dan
beribadah dalam suasana sepi senyap secara psikologis sangat kondusif dan mampu
meningkatkan konsentrasi serta kekhusuan dalam beribadahnya.Pantas Alloh
sangat menganjurkan kaum Muslimin untuk qiyamul lail. Dalam banyak ayat
dijelaskan sifat-sifat indah para pelakunya. Terkadang Alloh menjelaskan bahwa
ciri pelakunya ialah bertakwa dan berbuat baik. “Sesungguhnya orang-orang yang
bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil
menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia
adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur
diwaktu malam.” Adz-Dzariyaat :15-17).
Diriwayatkan Abu
Umamah ra bahwa Rosululloh bersabda,: “ Hendaklah kalian mengerjakan
Qiyamul Lail, karena Qiyamul Lail adalah kebiasaan orang-orang shalih
sebelum kalian, sebab Qiyamul Lail mendekatkan diri kepada Alloh, mencegah dari
dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh ”
(diriwayatkan At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Kata Al-Hakim, hadits ini sesuai dengan
syarat Al-Bukhari. Hal ini diakui Adz-Dzahabi dan Al-Baihaqi, Jam’ul Fawaid,
jilid I, hal 311 dan Al-Faidhu, hal IV, hal 351).
Ketika ditanya
tentang amal perbuatan yang paling utama, beliau bersabda, “ Sholat paling
utama setelah sholat wajib ialah Qiyamul Lail ” (diriwayatkan Muslim).
Alloh sangat mencintai pasangan suami istri yang bekerja sama dalam qiyamul
lail dengan bersabda : “Barangsiapa bangun pada malam hari, lalu membangunkan
istrinya, lalu keduanya sholat dua rakaat secara berjama’ah, maka keduanya
dicatat sebagai orang lelaki dan orang perempuan yang banyak dzikir kepada
Alloh. (Diriwayatkan Abu Dawud dan an-Nasai dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id
Al-Khudri dengan sanad shahih) Rosululloh saw juga bersabda, “Semoga Alloh
merahmati suami yang bangun di malam hari lalu qiyamul lail dan membangunkan
istrinya. Jika istrinya menolak bangun, ia memercikkan air di wajahnya. Semoga
Alloh merahmati istri yang bangun di malam hari lalu qiyamul lail dan
membangunkan suaminya untuk qiyamul lail. Jika suaminya menolak bangun, ia
memercikkan air di wajahnya.” (HR. Abu Dawud) Termasuk sunnah ialah seseorang
yang membangunkan sanak keluarganya, atau ikhwannya yang ada di rumahnya untuk
qiyamul lail. Sebagaimana diriwayatkan Rosululloh saw melakukan qiyamul lail
dan ketika itu Ibnu Abbas ada di rumah beliau, lalu beliau membangunkannya
untuk qiyamul lail. Ibnu Abbas ra berkata, “Rosululloh saw menggerak-gerakkanku,
lalu aku bangun dari tidurku.” (HR.Muslim).
Dalam riwayat
lain pada suatu malam, Rosululloh saw mengetuk pintu rumah Ali bin Abu Thalib
dan Fathimah, lalu bersabda, “Apakah engkau berdua sudah sholat malam?” Ali bin
Abu Thalib berkata, “Wahai Rosululloh, jiwa kita ada di Tangan Alloh. Jika Dia
berkehendak membangunkan kita, maka kita akan bangun.” Rosululloh saw langsung
pergi ketika Ali bin Abu Thalib berkata seperti itu, tanpa menyahut sepatah
kata pun. Setelah itu, saat beliau pergi, aku (Ali bin Abu Thalib) dengar
beliau menepuk paha beliau sambil membaca ayat, “Dan manusia adalah makhluk
yang paling banyak membantah.” (Al-Kahfi : 54)
Bahkan tidak
salahnya upaya membangunkan orang, khususnya keluarga dilakukan lebih dari
sekali pada satu malam, karena disebutkan di riwayat Hakim bahwa, “Pada suatu
malam, Rosululloh saw masuk ke rumahku (Ali bin Abu Thalib) dan Fathimah, lalu
membangunkan kami untuk sholat malam. Setelah itu, Rosululloh saw pulang ke
rumah, lalu sholat di sebagian malam. Karena tidak mendengar suara apa-apa dari
kami, maka beliau pergi kepada kami dan membangunkan kami.”
Apa yang
dilakukan ketika Qiyamul-lail ? Diantara amalan yang biasa dilakukan ketika
qiyamul-lail adalah sholat Tahajjud, sebagaimana difirmankan Alloh dalam
surat al-Mujammil yang artinya : “1. Hai orang yang berselimut (Muhammad), 2.
Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),
3.(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, 4. Atau lebih
dari seperdua itu. dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan,5.
Sesungguhnya kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat, 6.
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan
bacaan di waktu itu lebih berkesan, 7. Sesungguhnya kamu pada siang hari
mempunyai urusan yang panjang (banyak)”.
Ayat diatas diperkuat Alloh tentang ganjaran dan keutamaan sholat malam dalam
surat al-Isra ayat 79 disebutkan yang artinya: ” Dan pada sebahagian
malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji”.
Dalam hadits
disebutkan :
من أخلص
ساعة
قبل
الصبح
أربعين
ليلا
يتبع
من
قلبه
حكمة
أي
خروج
نور
من
القلب
Artinya :
“ Barangsiapa yang (melakukan amalan) secara ikhlas sebelum shubuh satu
jam saja selama empat puluh malam, maka akan memancar hikmah dari hatinya atau
keluar cahaya hatinya “.
Makanya di Inabah qiyamul-lail dijadikan metode terapi dalam upaya
mengembalikan kesadaran diri kepada Alloh dan menghilangkan rasa kecanduan dari
berbagai hal yang dilarang dalam agama. Dengan diisi berbagai amaliah,
yaitu: diawali mandi taubat, sholat-sholat sunat yang diantaranya sholat
Taubat, Tahajjud,Hajat, Witir, dan dilanjutkan dengan dzikir yang sebanyak-
banyaknya sampai menjelang waktu shubuh. Seluruh kegiatan qiyamul-lail tersebut
dimulai sejak pukul 02.00 sampai menjelang shubuh.
Keutamaan
Qiyamul-Lail
Mengingat
besarnya keutamaan Qiyamul lail ini, maka setan berkeinginan kuat agar seluruh
manusia tidak bisa bangun untuk bermunajat kepada Alloh dan berduaan
dengan-Nya. Setan tahu bahwa Qiyamul Lail adalah saat ikhlas, doa dikabulkan, dan
Alloh mengamati hamba-hamba-Nya. Karena itu, setan berjuang mati-matian agar
manusia tidak bisa bangun malam. Rosululloh bersabda, “Setan mengikat tengkuk
leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan tiga ikatan. Setan
menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan), ‘engkau
masih punya malam panjang, karena itu tidurlah’.” (Diriwayatkan Al-Bukhari,
Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad. Jam’ul Fawaid, jilid I hal
312-313, hadits no 2244).
Supaya usahanya
lebih maksimal, setan kencing di telinga seseorang agar ia tidak bisa bangun
tidur sama sekali. Di salah satu hadits, disebutkan bahwa seseorang dilaporkan
kepada Rosululloh dan dikatakan lebih lanjut bahwa orang tersebut tidur sampai
tiga hari, hingga tidak sholat, lalu Rosululloh bersabda: “ Setan kencing
di telinga orang tersebut ” (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, dan
An-Nasai).
Padahal
Rosululloh saw menjelaskan bahwa qiyamul lail adalah sarana terbaik untuk
meninggalkan dosa-dosa dan kemaksiatan. Abu Hurairah ra berkata, “Seseorang
datang kepada Nabi saw lalu berkata, ‘Si Fulan qiyamul lail, tapi pagi harinya
mencuri.’ Nabi saw bersabda, ‘Ia akan dicegah dari mencuri oleh apa yang ia
katakan’.” (Diriwayatkan Imam Ahmad dan Al-Bazzar)
Disebutkan dalam
hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rosululloh saw bersabda, “Setan mengikat
tengkuk leher salah seorang dari kalian jika ia tidur, dengan tiga ikatan.
Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan),
‘Engkau masih punya malam panjang, karena itu, tidurlah.’ Jika orang tersebut
bangun, lalu dzikir kepada Alloh, maka satu ikatan terlepas. Jika orang tersebut
berwudhu, maka satu ikatan terlepas. Jika orang tersebut shalatmaka ikatan
terakhir terlepas, lalu pada pagi harinya, orang tersebut berada dalam kondisi
fit dan berjiwa baik. Jika ia tidak melakukan itu semua (tidak dzikir, wudhu,
dan sholat), maka pada pagi hari, ia berjiwa buruk dan malas.” (Diriwayatkan
Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad) Di hadits lain,
disebutkan bahwa Rosululloh saw bersabda, “Hendaklah kalian mengerjakan qiyamul
lail, karena qiyamul lail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian,
sebab qiyamul lail mendekatkan diri kepada Alloh, mencegah dari dosa, menghapus
kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (Diriwayatkan
At-Tirmidzi dan Al-Hakim. Kata Al-Hakim, hadits ini sesuai dengan syarat Al-Bukhari.
Hal ini diakui adz-Dzahabi dan Al-Baihaqi).
Waktu Qiyamul
Lail
Kapan sebaiknya
memulai Qiyamul-lail ? Waktu yang terbaiknya dalah sepertiga malam terakhir,
sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang berkata, “Pada setiap malam,
Alloh turun ke langit dunia, ketika malam tinggal tersisa sepertiga terakhir,
lalu berfirman, ‘Siapayang berdoa kepada-Ku, lalu Aku kabulkan doanya, siapa
yang minta kepada-Ku, lalu Aku berikan permintaannya, Siapa yang minta ampunan
kepada-Ku, lalu Aku ampuni dia’” (Diriwayatkan Muslim).
Mari berusaha
agar selalu melaksanakan Qiyamul-lail dengan diisi berbagai amalan sunat yang
dicontohkan Rosululloh dan para Auliya Alloh. Dengan berusaha mendawamkan
Qiyamul-lail, berarti berusaha untuk selalu: Dekat dengan Alloh, belajar sabar,
melatih agar sholat lebih khusyu’, bersikap rendah hati dan hanya mengharap
rahmat Alloh saja, menumbuhkan spirit ta’awun (kerjasama) amar ma’ruf dan nahi
munkar, melindungi diri dari kemaksiatan, serta menyehatkan tubuh. Insya Alloh.
(Sumber tulisan
: http://www.inabah.com/2011/08/keutamaan-qiyamul-lail-dan-sholat-malam.html )
Posting Komentar
Posting Komentar