Menu

TQN PP.Suryalaya

 

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM...

“Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu apabila kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan memasukkanmu ke istana di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (Ash-Shaff: 10-12).


KONSEP BISNIS DALAM AL QUR'AN:

  Bisnis selalu memegang peranan vital di dalam kehidupan sosial dan ekonomi manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan bisnis akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat individu, sosial, regional,  nasional, dan internasional.
  Umat Islam telah lama terlibat dalam dunia bisnis, yakni sejak empat belas abad yang silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang aneh, karena Islam menganjurkan umatnya untuk  melakukan kegiatan bisnis. Rasulullah Shallullahu Alaihi  wa Sallam sendiri pernah terlibat di dalam kegiatan bisnis selaku pedagang bersama istrinya Khadijah. Para Sahabat Rasulullah s.a.w. banyak juga pebisnis antara lain Abu Bakar Asshiddiq ra., Umar bin Khattab ra., Usman bin Affan ra., Abdurrahman bin Auf ra. dan masih banyak lainnya.
  Al Quran sebagai Kitab Suci Umat Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna (komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran mengandung prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap permasalahan manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan dunia bisnis.
  Seorang ilmuwan dari Barat, C.C. Torrey dalam disertasinya yang berjudul The Commercial Theological Terms in the Koran menyatakan bahwa Al Quran menggunakan terminology bisnis sedemikian ekstensif. Ia menemukan 20 (dua puluh) macam terminology bisnis dalam Al Quran  dan diulang sebanyak 370 kali dalam berbagai ayat. Penggunaan terminology bisnis yang sedemikian banyak itu, menunjukkan sebuah manifestasi adanya spirit yang bersifat komersial dalam Al Quran.
  Al Quran mengatur kegiatan bisnis secara eksplisit dengan banyaknya instruksi yang sangat detail tentang hal yang dibolehkan dan tidak dibolehkan dalam menjalankan praktek bisnis. Para peneliti yang meneliti tentang hal-hal yang ada dalam Al Quran mengakui bahwa praktek perundang-undangan Al Quran selalu berhubungan dengan transaksi. Hal ini menandakan bahwa betapa aktivitas bisnis itu sangat penting menurut Al Quran.
  Al Quran memandang bisnis sebagai pekerjaan yang menguntungkan dan menyenangkan. Kitab suci umat Islam ini dengan  tandas mendorong para pedagang untuk melakukan sebuah perjalanan yang jauh dan melakukan bisnis dengan para penduduk di negeri asing. Hal itu berarti bahwa perdagangan lintas batas atau globalisasi bukanlah sesuatu yang aneh dalam Al Quran.
  Di samping penghormatannya terhadap bisnis, Al Quran juga seringkali membicarakan makna kejujuran dan keadilan dalam perdagangan. Al Quran sangat menghargai aktivitas bisnis yang selalu menekankan kejujuran dalam hal bargaining sebagaimana yang diatur dalam Surah Al Anaam ayat 152, Surah Al Israa ayat 35, dan Surah Ar Rahmaan ayat 9.
  Berdasarkan uraian di atas, dapat kita lihat, sikap Al Quran bukan saja mengizinkan transaksi bisnis, tetapi juga mendorong dan memotivasi hal tersebut. Namun untuk memberikan penjelasan yang lebih akurat dan jelas untuk membedakan antara bisnis yang menguntungkan dan bisnis yang menjerumuskan, perlu kiranya kita bahas lebih lanjut.
  Al Quran memandang kehidupan manusia sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Dalam pandangan Al Quran, kehidupan manusia dimulai sejak kelahiran dan tidak berhenti pada saat kematian. Hidup setelah mati, adalah sebuah keimanan yang sangat vital dan esensial. Tanpa keimanan pada hal yang sangat vital dan esensial, maka semua struktur dari system keimanan Al Quran akan rusak dan berantakan.
  Manusia harus bekerja bukan hanya untuk meraih sukses di dunia, namun juga kesuksesan di akhirat. Semua hasil pekerjaan seseorang akan mengalami efek yang sedemikian besar pada diri seseorang, baik efek positif maupun negatif. Seorang penganut agama Islam harus bertanggungjawab dan memikul semua konsekuensi aksi dan transaksinya selama di dunia pada saat nanti di akhirat, yang kemudian dikenal dengan Yaumil Hisaab (Hari Perhitungan) dan Yaum al-Diin (hari Pembalasan).Dengan demikian, konsep Al Quran tentang bisnis dilihat dari seluruh aspek perjalanan hidup manusia. Suatu bisnis tidak dianggap berhasil, jika hanya membawa keuntungan pada waktu tertentu saja, dan kemudian mengalami kebangkrutan atau kerugian yang diderita melampaui keuntungan yang pernah dicapai. Bisnis akan dianggap berhasil dan menguntungkan, jika apa yang didapat oleh seorang pelaku bisnis melebihi ongkos yang dikeluarkan atau melampaui kerugian yang diderita serta mempunyai manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Skala perhitungan semacam bisnis ini akan ditentukan pula di hari akhir nanti.
عليكم بالتجارة فإن فيها تسعة أعشار الرزقة“Hendaklah kalian berdagang(Bisnis/Wirausaha) karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.” (Al-Hadist)-

STRATEGI USAHA BISNIS:

Dalam memulai suatu bisnis dan setelah berjalannya suatu bisnis tentunya konsep muhasabah (memeriksa diri) juga dipakai yakni menganalisa/memeriksa diri sendiri sampai sejauhmana kemampuan/skill dan pendanaan/budget serta networking (jaringan) yang dimiliki serta perkembangan yang ada dalam menunjang usaha bisnis.
Dalam dunia usaha ada salah satu analisa yang lazim dipakai yakni analisa SWOT ( Strenght – Weakness – Opportunities – Threats ). Analisa ini adalah salah satu bagian terpenting dalam kegiatan berbisnis karena salah satu fungsi dari analisa ini dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan posisi usaha anda saat ini.


Analisa SWOT
Analisa SWOT 
 Analisa SWOT adalah suatu analisa yang membuat anda mampu menganalisas karakteristik usaha dan lingkungan yang mungkin saja akan sangat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan-kebijakan dalam usaha anda.
Analisan SWOT tentu saja selain menganalisa kekuatan dan kelemahan usaha anda juga, menganalisa kekuatan dan kelemahan pesaing usaha anda.
Strength (Kekuatan) : dengan mengetahui kekuatan anda, anda seharusnya mampu meningkatkan lebih baik lagi kekuatan usaha anda, mungkin saja dengan membuat cirri khas dari usaha anda yang akan membuat usaha anda dapat dibedakan dengan usaha sejenis yang sudah mulai tumbuh.
Weakness (Kelemahan) : Faktor ini sebaiknya dianalisa dengan baik dan perlu dipikirkan gimana caranya untuk dikurangi atau syukur-syukur bisa diatasi lebih tuntas sehingga posisi usaha anda aman dari pesaing anda.
Opportunities (Peluang) : Tentu banyak peluang-peluang atau kesempatan yang bisa anda kembangkan dalam usaha anda, baik mengembangkan lebih banyak produk ataupun mengekspansi ke pasar yang lebih luas. Juga mungkin adanya peluang dengan hadirnya teknologi-teknologi yang lebih membuat usaha anda makin maju dari sebelumnya.
Threats (Ancaman) : factor ini juga perlu anda perhatikan dalam pengembangan usaha anda. Jika diabaikan bisa membuat usaha anda gulung tikar. Seperti adanya inflasi ekonomi, kebijakan ekonomi pemerintah yang berkaitan dengan ekonomi seperti pajak, tariff bea masuk, juga mungkin dengan adanya perubahan selera konsumen yang sudah sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.


Wallohua'lam

(Bersambung)

(dari berbagai sumber)

Posting Komentar

 
Top