Setiap hari, Ibrahim bin Adham pergi bekerja
mencari nafkah hingga malam hari. Semua pendapatannya ia belanjakan untuk
keperluan para sahabat dalam lingkungan jamaah sufi. Tetapi, saat ia selesai
mendirikan salat malam (Maghrib dan Isya), membeli sesuatu, dan kembali kepada
para sahabatnya, malam telah lama berlalu.
(Sayangilah yang di muka bumi,
maka yang di langit akan menyayangimu)
Suatu malam, para sahabatnya berkata, "Ibrahim, selalu datang telat. Ayo,
kita makan roti dan pergi tidur. Itu akan menjadi isyarat bagi Ibrahim agar ia
kembali lebih awal di kemudian hari. Agar ia tidak lagi membiarkan kita
menunggu begitu lama."
Mereka pun melakukan hal itu. Ketika lbrahim kembali, ia melihat para
sahabatnya tertidur. Ia mengira mereka belum makan apa-apa dan tidur dalam
keadaan lapar. Ibrahim pun segera menyalakan api. Ia membawa sedikit tepung,
maka ia membuat adonan untuk dibuat makanan agar para sahabatnya punya sesuatu
untuk dimakan ketika mereka bangun, sehingga mereka sanggup untuk berpuasa di
siang harinya.
Para sahabat Ibrahim bangun dan melihatnya dengan jenggotnya di atas tanah,
sedang meniup api; air matanya bercucuran, dan ia dikelilingi oleh
asap."Apa yang sedang engkau lakukan?" mereka bertanya."Aku
melihat kalian tertidur," Ibrahim menjawab. "Aku berkata dalam hati,
mungkin kalian tidak memiliki apa-apa untuk dimakan dan tidur dalam keadaan
lapar. Maka aku pun membuatkan sesuatu untuk kalian makan setelah kalian
bangun."
Syaikh pemimpin jamaah sufi itu berkata"Lihatlah bagaimana Ibrahim berpikir
tentang kalian, dan bagaimana kalian berpikir tentang dia, itulah keutamaan
Ibrahim yang memasuki gerbang kewalian."
-Dari : Status di facebook Pemuda TQN Suryalaya
-Sumber : copas dari berbagai sumber.
maka yang di langit akan menyayangimu)
Posting Komentar
Posting Komentar