7. Kesimpulan:
-Setelah menyimak uraian di atas dengan seksama (bagian I s.d. bagian VI) maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut:
- Apabila kita menjalankan ibadah kepada Alloh Azza wa Jalla yang biasa-biasa saja, seperti sholat, zakat, puasa, haji, dan berbuat baik terhadap sesama tanpa berupaya untuk mencapai marifat kepada Alloh seperti yang diuraikan di atas, maka pada hari qiamat kita akan digiring menuju padang masyar dan akan menerima catatan amalan kita. Jika kebaikan lebih banyak dari keburukan bolehjadi kita akan dimasukkan ke dalam surga setelah semua noda dan dosa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia dicuci dan dibersihkan lebih dulu di dalam neraka. Dengan kata lain, kita akan dimasukkan dulu ke dalam neraka, setelah bersih dari dosa kita akan dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
- Apabila kita tidak pernah mengakui Alloh itu Maha Esa (kafir) atau dalam beribadah menyekutukan Alloh dengan makhluk-Nya (musyrik) atau tidak pernah berbuat baik kepada sesama makhluk Alloh yang dilandasi iman kepada-Nya maka kita akan dimasukkan ke dalam neraka tanpa hisab dan kekal di dalamnya, bahkan akan dijadikan suluhnya neraka jahanam.
- Apabila dalam beribadah kepada Alloh berusaha mencapai ma’rifatulloh melalui metode dzikrulloh sebagaimana diuraikan diatas hingga kita sampai kepada salah satu Nur-Illahi yang ada di surga tertentu, maka pada hari qiamat kita tidak akan digiring menuju padang masyar melainkan langsung dimasukkan ke dalam surganya Alloh tanpa hisab sesuai surga yang telah kita capai di dunia, sebagaimana Alloh berfirman dalam hadits qudsi:Wahai Musa! Sesungguhnya hamba-Ku tidak akan menemui-Ku di medan pengadilan pada hari qiamat kelak, kecuali pada saat Ku-periksa apa yang ada padanya dan kecuali orang-orang wara’. Aku segan pada mereka dan akan Ku-hormati mereka dan Ku-masukkan ke dalam surga tanpa hisab (HR Hakim dan Turmudzi).
- Apabila dalam beribadah kepada Alloh kita berusaha menggapai ma’rifat dibawah bimbingan guru mursyid yang berderajat waliyulloh tetapi tidak sampai kepada Nur-Illahi karena keburu ajal datang, mudah-mudahan pada hari qiamat kita dihimpun bersama guru kita dan terbawa olehnya sehingga kitapun dapat dimasukkan ke dalam surganya Alloh bersama-sama guru kita yang menjadi kekasih Alloh dan ahli waris Rasululloh SAW. Pada hari qiamat akan Kami panggil semua manusia bersama para pemimpinnya. Barang siapa yang diberi buku catatan amalannya di tangan kanannya, mereka membaca buku catatan amalannya itu dengan senang hati dan tidak akan dikurangi sedikitpun (QS Al-Isra:71).
- Ma’rifat menunjukkan tingkat kedekatan seorang hamba kepada Alloh Azza wa Jalla. Makin tinggi ma’rifat seorang hamba, makin dekat hamba tersebut kepada Alloh. Makin dekat hamba tersebut kepada Alloh Azza wa Jalla, makin sempurna ahlaknya. Dengan kata lain, umat muslim yang tingkat ma’rifatnya tinggi adalah mereka yang sempurna ahlaknya. Manusia yang tertinggi tingkat kema’rifatannya kepada Alloh Azza wa Jalla adalah Nabi Besar kita Muhammad SAW, sehingga Beliau memiliki ahlak yang paling sempurna di antara semua makhluk cipataan Alloh Azza wa Jalla.
Walluhu'alam..
(Sumber : Dokumen no.328 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya
diposting oleh Wahyu Pratama)
Sumber tulisan : agama.kompasiana.com/2010/10/20/menggapai-marifat-ahlak-mulia-melalui-metode-dzikrulloh/
(Sumber : Dokumen no.328 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya
diposting oleh Wahyu Pratama)
Sumber tulisan : agama.kompasiana.com/2010/10/20/menggapai-marifat-ahlak-mulia-melalui-metode-dzikrulloh/
Posting Komentar
Posting Komentar