Menu

TQN PP.Suryalaya

 


sepucuk surat yang dilayangkan seorang Guru kepada salah satu muridnya yang ditimpa musibah atas kematian putranya..)
 
بسم الله الرحمن الرحيم
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِالإسراء : 44.
Artinya: " Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya". ( Al-Isra` 44)
 
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ * الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُون. البقرة 155-156.
Artinya : " Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (155) yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innâ lillâhi wa Innâ ilaihi râji'ûn ( sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). (156)". Al-Baqarah.
 
Saudaraku !
Kabar wafatnya buah hati saudara, sungguh telah membuat saya tenggelam dalam kesedihan yang memilukan. Namun, takdir sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Maka ketahuilah bahwa ridha atas qadha dan qadar merupakan syiar islam .
 
Saya selalu memohon kepada Allah SWT agar kiranya ia mencurahkan kepada saudara nikmat kesabaran yang indah, dan juga menjadikan Almarhum yang berpulang ke pangkuan-Nya sebagai tabungan dan pemberi syafaat di hari kiamat.Di sini, kami akan menguraikan untuk Anda dan orang-orang mu`min yang bertaqwa lainnya, lima poin mengenai hal-hal yang dapat menebarkan benih-benih kegembiraan dan pelipur lara yang hakiki .
 
Point pertama
Allah berfirman dalam surah al-Waqi'ah, ayat 17:
وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ
 Anak-anak muda yang tetap muda
 Makna dan rahasia dari ayat tersebut adalah bahwa anak-anak orang yang beriman yang meninggal "sebelum baligh", mereka akan menjadi anak-anak penghuni surga yang kekal selamanya, dicintai sebagai manalayaknya di surga dan akan menjadi pelipur lara hakiki dan abadi bagi orang tua mereka yang masuk surga. Mereka juga akan menjadi obyek untuk mewujudkan perasan terlembut abadi bagi kedua orang tua yaitu kecintaan kepada anak dan bersenda gurau bersama mereka.Karena memang segala sesuatu yang indah dan menyenangkan dapat ditemukan di dalam surga, maka tidak benar pernyataan yang menyatakan bahwa : "tidak ada rasa cinta kepada anak-anak dan senda gurau dengan mereka di surga, karena memang surga bukan tempat untuk melahirkan generasi-generasi manusia dan memperbanyak keturunan". Ayat diatas mengisyaratkan dan memberikan kabar gembira bahwa di sanalah seseorang akan mendapatkan kemenangan yang gemilang dan kenikmatan sempurna selama jutaan tahun untuk mencintai anak-anak dan bersenda gurau dengan mereka dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta kasih, tanpa dideru rasa bosan dan jenuh, sebagai ganti dari kesenangan dan keindahan yang dirasakan saat puluhan tahun yang singkat di dalam kehidupan dunia yang fana ini lagi sarat cobaan dan rintangan.
 
Point kedua
Konon, dahulu, disuatu hari ada seseorang tahanan. Di luar kuasanya, anak kandungnya pun menyusul dirinya di penjara. Dia sangat menderita dengan ketidakmampuannya memberikan rasa aman kepada sang anak, disamping kerasnya penderitaan yang dirasakannya. Selang beberapa waktu, sang penguasa setempat yang maha bijak lagi maha penyayang, mengutus seseorang untuk menyampaikan pesan bahwa:
 "anak ini, walaupun dia adalah anak kandungmu, adalah bagian dari rakyatku dan bangsa negeri ini, maka saya akan membawa anak anda untuk diberikan pendidikan yang layak di dalam istana kenegaraan yang megah nan indah".Beberapa detik setelah pesan penguasa tersebut disampaikan kepadanya, ia pun langsung tak kuasa menahan kesedihan yang meluap-luap, sambil meneteskan linangan air mata yang kian menganak sungai diiringi tangisan yang terisak-isak, ia berkata memohon kepada utusan tersebut:" tidak, saya tidak akan memberikan anak saya kepada siapa pun…dia adalah tumpuan hidupku satu-satunya".Teman-teman tahanannya menentang ucapan tersebut dengan berkata:"Malangnya engkau ini, apa perlunya kesedihanmu dan apa makna kepedihanmu. Jika engkau merasa sakit karena anak ini, maka dia akan pergi ke istana yang megah dari pada terus berdiam dalam penjara kotor dan sempit ini. Jika engkau menderita karena dirimu sendiri dan mencari manfaat darinya, maka anak tersebut akan mendapatkan banyak kesulitan, kesempitan, dan rasa sakit hanya untuk mendapatkan manfaat sesaat yang masih diragukan! Sedangkan apabila anak tersebut pergi kesana, maka ia akan menjadi sebab kasih sayang penguasa atas dirimu dan dia akan menjadi penyelamat bagimu. Lagi pula sang penguasa tersebut akan membuatnya gembira dengan mempertemukannya denganmu. Dan tentu saja dia tidak akan mengirimkan anak tersebut ke penjara, tapi akan mengeluarkan dirimu dan mengirimkanmu ke istana tersebut untuk bertemu dengan anakmu, selama engkau mentaati dan mempercayainya”.Nah, dari contoh di atas –duhai saudaraku yang mulia–, sudah selayaknya orang mu`min sepertimu yang diterpa musibah atas meninggalnya sang buah hati, untuk merenungkannya dalam-dalam sembari berkata:"sesungguhnya anak ini belum ternodai oleh dosa, dan Sang Penciptanya Maha Penyayang lagi Maha Mulia. Sebagai ganti dari kurangnya perhatian dan didikan dariku, maka kasih sayang ilahi telah merangkulnya dan inayah ilahiyah telah memasukkannya ke dalam perlindungan-Nya yang Maha Agung. Dia juga telah mengeluarkannya dari penjara kesulitan, musibah, serta penyakit duniawi dan mengirimkannya ke surga firdaus. Selamat bagi anak tersebut! " .Siapakah yang tahu apa yang dikerjakan dan diperbuatnya jika ia berada di Dunia ini ? Karena itu, saya tidak merasa sedih tapi melihatnya sebagai kebahagiaan. Dari segi manfaat pribadi saya tidak merasa sedih sebab jika anak tersebut tetap berada di dunia maka ia hanya menjamin rasa cinta dan senda gurau dengan anak selama sepuluh tahun yang bercampur dengan berbagai penyakit. Jika dia merupakan anak yang shaleh dan berbakti kepada kedua ibu bapak dan memiliki kecakapan dalam urusan duniawi maka dia dapat membantuku. Namun, dengan kematiannya, dia telah menjaminkan kecintaan kepada anak selama puluhan juta tahun dan didalam surga pula. Dia juga akan menjadi penyelematku untuk masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Tentu saja saya tidak terlalu bersedih. Karena barang siapa yang kehilangan keuntungan sesaat yang diragukan dan mendapatkan seribu manfaaat dikemudian hari, maka dia tidak akan menampakkan rasa sedih yang amat sangat!
 
Point ketiga
Sesungguhnya anak kecil yang meninggal merupakan makhluk Sang Pencipta yang Maha penyayang, dan juga hambanya. Begitu juga segala bentuk wujud dalan dirinya adalah salah satu dari produk-produk buatan Allah, dan menjadi amanah dan titipan Allah kepada orang tua untuk memberikan perlindungan dan didikan yang sudah seharusnya. Dengan demikian Allah SWT telah menjadikan kedua orang tua selaku pelayan setia yang diamanahkan bagi anaknya. Allah SWT menganugerahkan kasih sayang yang begitu lembut dalam diri mereka sebagai ganjaran atas pelayanan yang mereka persembahkan bagi si anak.Dan sesungguhnya Sang Pencipta yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merupakan pemilik hakiki anak tersebut –yang memiliki 999 bagian saham atas anak tersebut sedangkan kedua ibu bapanya hanya memiliki 1 bagian— Dengan kasih sayangnya dan sejumlah hikmah yang tersirat dari kepergian sang anak, Allah SWT mengambilnya untuk kembali ke pangkuannya dari sisi orang tuanya. Jadi, sudah tidak dibenarkan atas orang yang beriman untuk meratapi kepergian anaknya dengan tangisan yang berlebihan serta menyesali dan mengeluh kepada Allah SWT, pemilik saham sebesar 1000 bagian. Karena hal tersebut adalah merupakan tindakan dan perbuatan orang-orang yang sesat dan lalai.
 
Poin keempat
Seandainya dunia ini abadi dan manusia di dalamnya kekal. Atau jika perpisahan merupakan sesuatu yang abadi, maka (wajar apabila) kesedihan yang mendalam dan kepedihan yang memilukan menyisakan makna tersendiri. Namun, selama dunia ini merupakan ruang tamu, maka kemana pun anak yang meninggal tersebut pergi, kesanalah kita semua – kamu sekalian dan juga saya – akan pergi meninggalkan dunia fana ini.Kemudian, sesungguhnya ajal yang telah menjemput anak tersebut tidak dikhususkan baginya saja, tapi merupakan jalan yang akan dilalui oleh kita semua. Karena perpisahan bersifat temporer, bahkan akan terjadi pertemuan di hari kemudian, di barzakh dan di surga. Maka sudah selayaknya pernyataan, “ketetapan berada di tangan Allah SWT”. Dialah yang memberi dan mengambil. Maka dengan penuh kesabaran serta bersyukur kita harus mengucapkan: "Alhamdu lillâhi ‘ala kulli haal" (segala puji bagi Allah atas segala sesuatunya)".
 
Poin kelima
Kelembutan kasih sayang yang sejatinya merupakan manifestasi kasih sayang ilahi yang terindah, terlembut, terbaik, dan termanis merupakan eliksir (obat mujarab) cahaya, dan sangat jauh lebih berpengaruh dari nilai cinta yang teramat dalam. Dan juga adalah sebagai sarana yang tercepat untuk dapat sampai ke sisi Allah SWT. Benar, seperti halnya dengan cinta kiasan dan cinta duniawi–dengan berbagai rintangan dan tantangan– dapat berubah menjadi cinta hakiki yang teramat mendalam, sehingga pemilik cinta tersebut dapat menemukan Allah SWT. Begitu pula dengan kasih sayang –hanya saja tanpa mengalami ragam rintangan dan tantangan– mengikat dan merekatkan hati kepada Allah SWT dengan cara dan jalan yang singkat lagi cepat.Selaku orang tua, baik ayah maupun ibu, tentunya teramat mencintai anak mereka. Dan saat sang anak dipanggil untuk menghadap penciptanya dari belaian kedua orang tuanya, maka mereka —jika keduanya bahagia dan termasuk orang yang beriman– akan memalingkan diri dari dunia ini, sehingga mereka saat itu juga menemui kehadiran Sang Pemberi Nikmat hakiki seraya berkata: " selama dunia ini binasa dan fana, maka ia (dunia) tidak berhak untuk dijadikan tempat menggantungkan segala-gala dambaan hati ini kepadanya". Yang akhirnya mereka merasakan dengan erat tempat anak mereka pergi, dan suasana rohani yang begitu tentram dan nyaman.Sesungguhnya orang yang lalai dan sesat tidak akan mampu mencicipi keindahan lima hakikat ini beserta nilai-nilai kemanusiaannya di lima poin yang telah diuraikan di atas. Jadi, selanjutnya, anda sekalian bisa mengukur sejauh mana kesedihan dan kepedihan mereka dengan perempumaan ini: seorang ibu tua yang menyaksikan kondisi anak satu-satunya yang teramat dan sangat dicintainya dengan penuh kasih berubah menjadi tidak karuan saat mengalami sakratul maut, hingga pikirannya membawanya untuk tidur di antara serakan gundukan tanah pekuburan ketimbang di atas kasur yang empuk dan nyaman.Ini semua tiada lain disebabkan oleh pandangannya bahwa kematian itu adalah suatu kehilangan dan perpisahan untuk selamanya. Dan juga, akibat kesesatan dan kelalaiannya, yang tidak pernah terbesit dalam hatinya akan kasih sayang Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, surga-Nya serta nikmat-nikmat-Nya yang abadi. Dengan demikian, anda dapat mengukur sampai sejauh mana kepedihan dan kesedihan yang dilalui dan dialami oleh orang-orang lalai dan sesat.Tetapi iman dan Islam – yang merupakan sarana untuk meraih kebahagian dunia dan akhirat – berkata kepada orang-orang yang beriman:"sesungguhnya pencipta yang maha penyayang memasukkan anak yang berada dalam kondisi sakaratul maut itu ke dalam surga setelah mengeluarkan anak tersebut dari dunia yang fana ini. Dan lebih dari itu Allah akan menjadikannya pemberi syafaat bagimu di akhirat kelak, dan sebagaimana juga Dia akan menjadikan sosok anak yang kekal dan abadi selamanya buatmu. Maka janganlah kamu bersedih dan kecewa, karena sesungguhnya perpisahan adalah sementara. Akan tetapi tetaplah bersabar dan tabah seraya berkata: " Ketetapan hanya di tangan Allah SWT "
 
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُون . البقرة 156.
Artinya: " sesungguhnya kami adalah milik Allah daan hanya kepada-Nya kami kembali".
 
Al-Baqarah ayat 156. اَلْبَاقِى هُوَ الْبَاقِى
Yang kekal tetaplah akan kekal selamanya (Allah SWT).

(Dari Dokumen No.373 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya)

Posting Komentar

 
Top